⩩. O1 : Memalukan

338 76 15
                                    

⊹   ˚

. ˓˚    ☪︎⋆ .  ⊹  . ⊹ ˚

. ˓˚    ☪︎⋆ .  ⊹

════════ ⊹⊹⋆★⋆⊹⊹ ════════

VALIAN GASENDRA

           "Kenapa lu? lemes amat."

Valian hanya menatap Theo dan Jiro malas, pasalnya hari ini benar-benar hari yang sangat chaos banget deh buat dia.

Bayangin aja, seorang Valian si cowok tampan, kece, manis, idaman, dan segala tetek bengeknya, yang baru saja naik jabatan ke kelas dua belas, membuatnya secara tidak langsung menjadi seorang senior tingkat atas.

Tapi di hari pertamanya ia menyandang gelar tersebut, ia justru datang terlambat dikarenakan si Mila─motor vespa kesayangannya─mengalami kebocoran ban. Alhasil ia harus menerima hukuman dari guru BK, untuk membersihkan halaman belakang sekolah, saat pulang sekolah.

"Lu tau gak? tadi ada anak kelas sepuluh cakep betul anjir," kata Jiro berusaha menggoda Valian, pasalnya sejak pulang dari cafe waktu itu, Valian bertekad tidak akan jomblo bulan ini.

"Diem lu! anjir," ketus Valian.

"Udah lu gausah banyak bacot, Jir. Dia kan abis ini mau olahraga sore, gara-gara telat tadi."

Ucapan Theo sukses membuat, ia dan Jiro tertawa bersamaan. Sedangkan Valian hanya mendengus kesal, sambil melanjutkan jalannya menuju halaman belakang. Kalau bukan karena anak OSIS yang tadi piket, Valian pasti tidak akan mendapatkan hukuman seperti ini.

════════ ⊹⊹⋆★⋆⊹⊹ ════════

Sepeninggalan Jiro dan Theo yang sudah ngacir ke parkiran, tentunya untuk pulang bersama gebetan mereka masing-masing, Valian menghembuskan nafas pasrah dan mulai mengambil sapu lidi bergagang panjang, lalu mulai membersihkan dedaunan kering.

Sibuk menyapu, sambil sesekali menyanyikan lagu kesukaannya akhir-akhir ini─tarik sis, semongko!─ yang selalu terngiang-ngiang di kepala Valian, hingga tanpa sadar menyanyikannya. Hal tersebut sukses membuat seseorang yang sedari-tadi mengamati kegiatan Valian tertawa.

Valian tersentak, dia ini sangat penakut sama hal-hal mistis dan sore ini suasana yang sepi dengan dia sendirian sedang menyapu, lalu ada suara tawa perempuan dari arah belakangnya, sukses membuatnya bergidik ngeri. Badannya tremor, ingin lari tapi tak bisa, teriak apalagi.

Tepukan pelan dibahunya sukses membuat kaki Valian lemas seperti jeli, dan berakhir ia hilang kesadaran.

"EH!! LOH LOH LOH?!"

════════ ⊹⊹⋆★⋆⊹⊹ ════════

Mengerjapkan matanya perlahan, Valian memandangi atap bewarna putih diatasnya, setelah itu ia mengedarkan pandangan ke sekililing ruangan dan tersadar bahwa ia sedang berada di ruang UKS sekolahnya.

Ia sendirian, sampai akhirnya suara knop pintu ruang UKS yang dibuka membuatnya lega.

"Kok bisa-bisanya lu pingsan sih, bang?" tanya seseorang yang sekarang sedang menuju kearahnya, lalu duduk di kursi samping ranjang yang Valian tiduri.

"Lagi gak enak badan kayaknya, pusing banget pala gue tadi."

Percayalah ini bohong ya pemirsah. Bisaan banget emang.

Tapi Valian harus menjaga harga dirinya dimata adik kelasnya ini─Jevan─yang kebetulan satu ekskul dengannya.

"Untung ada Jovita tadi, terus dia nelpon gue, kalau gak udah tiduran di halaman belakang kali lu bang. Untung dia ketua ekskul PMR yang baru, jadi megang kunci UKS."

"Hah? bentar-bentar, Jovita siapa?" tanya Valian, karena seingatnya ia tadi sendirian.

"Yang tadi nungguin lu, sore ini gue sama dia yang mantau anak-anak yang tadi pagi telat buat ngerjain hukumannya," kata Jevan sambil main among us.

Pikiran Valian seketika blank, "jadi yang tadi itu bukan hantu? tapi si Jovita-jovita itu? Mau taruh dimana muka gue nanti, anjim" batin Valian.

Valian berdoa semoga dia gak ketemu sama yang namanya Jovita itu, tapi belum selesai mengucap 'amin', suara knop pintu yang dibuka, disusul perkatan Jevan, yang berkata, "Eh Jov, gimana yang lain? udah pada kelar?" sukses menghancurkan segalanya.

"Udah kok, beres. Udah pada pulang juga," balas gadis yang akhirnya kita ketahui bernama Jovita, kepada Jevan. Sebelum akhirnya ia memberikan atensi sepenuhnya kepada Valian yang sekarang sedang ketar-ketir.

"Gimana, kak? Udah mendingan pusingnya? atau masih pusing?" tanya Jovita kepada Valian.

Kak?

Kak.

Kak!

Mendengarnya sukses membuat Valian jadi salting sendiri.

"H-hah?! udah gapapa kok, hehe."

Sialan! malah gagu! - rutuk Valian dalam hati.

"Gue emang minta dipertemukan sama ini cewek lagi, ya Tuhan. Tapi kenapa harus memalukan begini sih momennya?!" protes seorang Valian kepada Tuhan, dalam batin.

.
.
.
.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Gagal PlayboyWhere stories live. Discover now