Tidak setuju?

2.4K 196 6
                                    

  "Ayu!! Ayu!! Ayu!! Woy!"

  Ayu membuka matanya secara perlahan. Matanya langsung disambut pemandangan indah yaitu suami nya sendiri yang sudah rapi mengenakan kemeja berwarna biru tua dan celana denim.

  "Apasih mas? Pagi-pagi gini bangunin aku, ngapain sih? Terus mau kemana pake baju rapi?" Tanya Ayu. Aris menghela napas panjang, dan duduk disamping Ayu yang masih saja coba-coba untuk tidur.

  "Kamu mau cek kandungan kan. Ayo, ini udah jam 7 lho!" Ujar Aris. Bukan nya bangun, Ayu malah menarik selimut nya dan kembali tidur. Aris hanya bisa mengelus dada, emosi nya harus benar-benar dikontrol selama beberapa bulan kedepan karena ibu hamil memang sering membuat suami dilema.

  "Yaudah kamu makan dulu sana aah! Aku masih ngantuk!" Tegas Ayu kembali pergi tidur. Aris menggelengkan kepala nya dan pergi keluar dari kamar.

  Ia pun menelepon orang tua Ayu karena semalam Ayu lupa untuk memberitahu mak dan abah perihal kehamilan putri nya.

  Lama Aris menelepon nomor mak. Akhirnya mak pun menjawab telepon Aris, "halo mak assalamulaikum."

  "Waalaikum salam, Ris. Ada apa telepon? Gimana kabar mu sama Ayu? Baik?"

  "Alhamdulilah Ayu sama Aris baik. Abah mana?"

  "Ini ada lagi minum kopi sambil dengerin kamu."

  "Bagus kalau gitu. Mak, Aris mau ngasih tau sesuatu..."

  "Kasih tau apa? Ayu sehat kan?"

  "Sehat mak, Ayu sehat kok. Dia masih tidur karena dia lagi hamil."

  Tak ada jawaban dari mak atau abah. Hanya hening saja yang Aris dengar. Aris berpikir apakah mak dan abah belum siap melihat mengandung? Buktinya mak dan abah tidak menyahuti ucapan nya dan Aris serasa bersalah karena terlalu buru-buru membuat Ayu mengandung.

  "Halo, mak? Mak?"

  Tiba-tiba sambungan telepon terputus dan Aris merasa bersalah, bingung dan sedih. Meskipun belum tentu apa yang ia pikirkan memang benar, tapi rasanya kenapa mak dan abah agak sedikit berbeda setelah dirinya dan Ayu menikah?

  Setelah mendapati hal ini, Aris langsung tak nafsu makan. Kalau pemikiran nya benar bagaimana? Tapi kalau memang orang tua Ayu belum siap melihat putri nya sedang mengandung, kenapa mereka meng-iyakan Ayu segera menikah dengan nya?

  "Mas Aris? Kamu nangis?" Tanya Ayu yang membuat Aris terkejut. Dengan cepat Aris menyapu air mata nya yang sebentar lagi akan jatuh tapi keburu datang Ayu.

  "Ee——enggak! Mas kelilipan," jawab Aris. Ayu hanya menggelengkan kepala nya dan segera menyantap sarapan yang Aris buat.

  ...

Setelah semua persiapan selesai, Aris dan Ayu sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit untuk mengecek kandungan nya yang mulai terlihat menonjol.

"Mas, kamu kenapa sih? Tumben jadi pendiem? Biasa nya kamu yang paling aktif," gumam Ayu yang hanya dibalas tawa kecil oleh Aris.

  "Enggak. Mas gak kenapa-napa," jawab Aris.

  "Mak sama abah udah kamu telepon?"

  Aris diam. Ekspresi nya langsung berubah mendengar pertanyaan Ayu. Bagaimana ia akan menjelaskan semua ini?

  "Mas Awas!!!" Teriak Ayu ketika melihat Aris melamun saat mengemudi dan hampir saja melewati batas lampu merah. Sontak Aris langsung mengerem mendadak karena ia juga terkejut.

  "Kamu kenapa sih!? Kalau bawa mobil jangan ngelamun! Kalau kecelakaan gimana!!?" Bentak Ayu karena perilaku Aris yang bisa mengancam jiwa.

  "Ma——maaf..."

  "Sekarang nepi dulu deh! Rehatin batin kamu, aku gak mau terjadi sesuatu!" Ketus Ayu sambil memalingkan wajahnya. Aris hanha menunduk lalu kembali melajukan mobil nya dan berhenti disebuah parkiran mall.

  "Kamu kenapa sih? Mikirin apa!? Kita udah suami istri dan kalau ada masalah bilang sama aku, jangan pernah main rahasia sama aku! Ayo jawab, mikirin apa sampai kita hampir kecelakaan!?" Tanya Ayu dengan nada yang agak tinggi.

  "Soal kehamilan kamu dan orang tua mu."

  Ayu terdiam. Masalah kehamilan nya dan orang tua nya? Memang ada apa?

  "Maksud kamu?" Tanya Ayu.

  "Tadi mas telepon mak sama abah. Ya jelasin gitu bahwa kamu lagi hamil dan... Gak ada jawaban dan mak, bahkan telepon nya terputus. Mas ngerasa bersalah dan kalo mak sama abah emang belum siap lihat kamu hamil gini mas harus gimana?" Jelas Aris yang membuat Ayu tersentak. Tapi Ayu berpikir orang tua nya pasti tidak seperti itu. Dan mungkin ini cuma salah paham.

  "Mungkin kamu salah paham mas. Gak mungkin kan mak sama abah kayak gitu? Kalau memang mereka belum siap kenapa kita diberi izin nikah?" Tanya Ayu yang hanya dibalas gelengan kepala oleh Aris.

  "Itu yang bikin mas bingung."

  Ayu pun mengelus lengan kekar Aris. Wajah nya nampak bingung dan sedih. Bukan hanya Aris, Ayu juga merasakan hal yang sama. Tidak mungkin kan kalau kedua orang tua nya seperti itu?
 
  "Ka——kamu jangan sedih. Siapa tau ini cuma salah paham ya. Nanti setelah kita cek kandungan kita samperin mak sama abah ya. Kita selesaikan masalah nya sekarang dulu," ucap Ayu. Aris pun mengangguk pelan lalu ia kembali mempersiapkan diri untuk mengemudi lagi menuju rumah sakit.
 
...

  Selesai cek kandungan dan kandungan nya juga sehat, Ayu mengurungkan niat nya untuk membeli perlengkapan bayi dan akan pergi ke kampung halaman nya untuk menyelesaikan masalah ini.

  "Kamu yakin, Yu? Kalau pemikiran mas bener gimana?" Tanya Aris untuk meyakinkan Ayu. Ayu tetaplah Ayu, ia sangat kerasa kepala dan akan memenuhi keinginan nya bagaimana pun caranya.

  "Aku yakin mas! Percaya aja sama aku, ini pasti cuma salah paham!" Seru Ayu semangat. Aris menghela napas dan menyalakan mobil nya untuk pergi ke kediaman orang tua Ayu.

  Sesampai nya disana, Ayu langsung disambut seperti biasa oleh mak dan abah. Aris juga sama. Perasaan Aris campur aduk antara bingung dan lain-lain. Apa semua ini hanya gimik? Atau apa?

  "Waduh, anak mak sama mantu pulang. Gak dinas?" Tanya mak dengan antusias. Ayu tersenyum lebar.

  "Gak dinas dulu. Ayu kan habis cek kandungan."


  To be continue....

Halooo!!! Liat di berita gunung pada meletus jadi ngeri. Semoga temen" yang terdampak pada selamat ya😊 hoho lupa, kemarin gak update karena gak sengaja liat kecelakaan di jalan dan korban nya tewas ditempat. Sumpah, kebayang terus sampe sekarang😖 semoga kalian selalu dalam lindungan Allah ya. Terima kasih sudah membaca dan see youuuu
 

 
 

Be With You [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora