Epilogue : "Let's Talk About Future"

10.2K 1.3K 223
                                    

    
   
    Reaford,
   30 Desember 1920

    "Aku rasa, beberapa kata cukup untuk menggambarkan semua kegilaan ini. Namun, aku tak bisa berhenti menulis walau kertasku basah karena air mata, aku sungguh tak bisa berhenti menuliskan apa yang kulihat malam itu, perasaanku yang campur aduk, dan penyesalanku yang aku yakin tak akan pernah sembuh.

    Eropa terselamatkan untuk saat ini, namun, aku tak bisa memastikan apakah perang benar benar berhenti. Aku tak tahu lagi apa yang bisa aku lakukan di Raminston tanpa sosok saudara yang aku sayangi lebih dari apapun. Aku rasa, Nana, Hyunjin, dan Sunwoo juga sama, tanpa Eric kami tak tahu alasan kami tetap tinggal disini.

 
    Pagi hari di malam tahun baru, Jeno, Hyunjin dan Sunwoo tengah sibuk mengemasi baju ke koper mereka masing masing. Hyunjin yang telah selesai berkemas duduk di ranjangnya sambil menatap tiket kereta yang akan membawanya ke Serbia, tempat keluarga Yeji tinggal.

  "Kau yakin akan pergi sendiri?" Tanya Jaemin.

    Hyunjin tersenyum, "aku tak pernah seyakin ini."

  "Jika kau butuh tempat untuk tinggal, kau bisa gunakan villa keluargaku di sana, jangan sampai kau menjadi gelandangan." Ucap Sunwoo.

    Hyunjin dan Jaemin tertawa, "aku harap kau mengatakannya pada dirimu sendiri, Sunwoo. Apa kau benar benar akan pergi mencari Seonghwa Moran?"

    Sunwoo mengangguk, "meninggalkan semua hartaku adalah jalan yang aku pilih, well, walau aku yakin Ayahku akan terus mengawasiku dengan mata para bawahannya. Setidaknya, aku tak lagi terikat dengan bisnis Alarich."

  "Kau benar benar akan meninggalkan nama keluargamu?" Tanya Jeno.

  "Tentu saja. Rafe Sunwoo, bukankah tetap nama yang baik? Kau sendiri akan benar benar pergi ke Asia bersama Nona Lisan dan Bam Bam?"

    Jeno tersenyum, "tak ada lagi arti disini tanpa Eric. Aku akan baik baik saja, jangan khawatir. Aku akan mulai membuka bisnis di negara yang dilintasi garis Katulistiwa."

    Jaemin memeluk Jeno lalu berbisik, "kapanpun Raminston akan menjadi rumahmu."

    Jeno mengangguk.
  
  
   
    Aku menulis ini di atas kapal yang tengah berlayar ke arah tenggara. Eric, aku mungkin begitu naif karena mengatakannya, namun, demi Tuhan aku masih percaya jika kau selamat dari insiden itu dan kau ada di sini, di dekatku. Aku berdoa siang dan malam, bangun di sepertiga malam untuk terus meminta kepada Tuhan, jika suatu saat nanti, kita akan kembali menjadi saudara dan ketika itu tiba, aku bersumpah akan melindungimu.

    Sunwoo berkelana ke arah Timur, mencari seorang pemuda penembak jarak jauh, aku tak tahu apa tujuannya, yang pasti, aku rasa dia akan berhenti menjadi pembunuh. Sunwoo benar benar membuang nama keluarganya, meninggalkan harta bendanya hanya untuk mencari pemuda itu.

    Nana tetap ada di Raminston, dia berkata jika ada hal penting yang harus ia jaga di sana. Kini Nana menggantikan jabatan kakeknya sebagai kepala laboratorium negara. Kau pasti sangat bangga padanya.

    Hyunjin juga pergi, dia akan pergi ke Serbia, tempat keluarga Rosblond berada. Setelahnya, dia akan kembali ke tanah kelahirannya Rusia, meneruskan bisnis ayahnya sebagai pandai besi dan mencari keturunan Rostislav yang Hyunjin yakin masih tersisa.
  
    Aku sendiri belum pulih sepenuhnya dari traumaku, namun, aku tahu jika aku tak bisa hanya berdiam diri menangisi kepergianmu dan menyalahkan takdir yang membawamu pergi jauh dariku. Aku akan mengundi nasib di benua Asia, berharap jika suatu keajaiban bisa membuatku kembali bertemu denganmu, tak hanya dirimu, namun Nana, Sunwoo, dan Hyunjin tentunya.
   
   
  
    Klub 513, tahun 1920.

[✔] Klub 513 | vol.1 | Ep.1,5 : MEMOARWhere stories live. Discover now