For Some Reason I Love You, Solar (Part 2)

3.9K 198 33
                                    

‼️WARNING‼️

B x B

ADEGAN LEMON

PAIR : HALISOL

. . . . .

Halilintar batuk keras. Pukulan pada bagian dada membuatnya sesak.

Solar tidak main-main, tapi itu tidak cukup untuk membuat Halilintar berhenti menyeringai.

Satu pukulan kembali Solar layangkan dan Halilintar masih di posisi awal. Dia sebenarnya sedikit terhuyung ke kiri. Masih memberi gertakan penguasa melalui postur tubuhnya.

"Kamu tahu itu membuatku semakin menyukaimu. Kamu tidak bisa mengubahnya bahkan jika kau ingin—" katanya. Namun, itu terputus ketika Solar menabrak sisi yang sama lagi.

"Berhentilah bicara jika kamu tidak ingin hidupmu melayang!" Solar berteriak. Dia terus membanjiri pukulan dalam satu tarikan napas.

Kemudian, dia menghela nafas kasar dan bertanya, "Kenapa kau melakukan itu?" Dia terengah-engah.

Agak sulit untuk melawan rona merah saat marah.

Halilintar tertawa. Dia tidak menyerah sama sekali.

"Sudah kubilang aku hanya ingin." Dia menatap Solar dengan satu mata tertutup. "Lalu kenapa kau memukulku?" Dia bertanya.

"Karena aku juga hanya ingin." Solar menggertakkan gigi. "Berhenti tertawa dan tatap aku sebagai lawan!" pintanya, cukup murka.

Halilintar mulai menyeimbangkan diri dengan sempurna.

"Kenapa seekor kelinci ingin di pandang sebagai macan?" tanya nya. "Jika takdirnya kelinci ya terima saja."

Solar menjawab, "Jika berlatih keras, bahkan seekor macan bisa kalah dari kelinci yang lincah."

Halilintar tidak diam begitu saja. Dia justru semakin terlihat menyebalkan.

"Benar. Tapi itu dari sudut nasib. Kalau takdir ya terima saja." katanya, merendahkan.

Solar mulai mengerutkan dahi. Dia benar-benar ingin Halilintar pergi dari hadapannya.

'Si brengsek ini—'

Kenapa pemilik elemen gemuruh itu masih ada di sini?

"Jika kamu bertanya, akan ku ulang." Halilintar kembali mengurung Solar seperti posisi awal. "Aku hanya suka atau ingin?"

"Ah!—"

Cumbuan kembali di layangkan. Sensasi menggelitik yang Solar rasakan kembali terjadi.

Halilintar terus menekan wajahnya dan sedikit ia menekan wajah lawan pada dinding tembok. Dia memperdalam ciuman mereka selayaknya ahli gulat.

Lidah bermain di dalam dan Solar hampir kehilangan nafas.

Badannya bahkan terasa lebih panas 2 kali lipat dari sebelumnya.

Dia tidak pernah berpikir sampai seperti ini. Kenapa Halilintar melakukannya? Kenapa si merah itu? Bahkan Solar yang jenius dan lebih kuat dari Halilintar seperti di buat luluh dalam sekali cumbuan.

'Apa yang?!—'

"Halilintar!—Berhenti kau sialan—Aah!!"

Perlahan, Halilintar memasukkan tangannya ke jaket milik Solar.

Dia menjamah tubuh itu sedikit demi sedikit. Mengusapnya pelan, mengelusnya bagai menyentuh benda antik. Terus membuat hal aneh dalam diri Solar hingga si pemilik kekuatan terhebat benar-benar terlihat pasrah.

Lenguhan juga desahan semakin membuat Halilintar gila.

Benar. Dia sangat jatuh cinta dengan si pemilik elemen cahaya.

"Untuk beberapa alasan, aku mencintaimu, Solar," kata Halilintar, kembali terbuai dalam hasrat.

Belum sampai di situ, Halilintar kembali mencium bibir Solar. Menekan kedua wajah mereka dan terus begitu hingga pagi ....

TAMAT?

Hummm, 👁👄👁

Makasih btw yang dah sukak. Maap ku gak bisa buat lebih dari itu khikhikhi.

Moga aja dapet sensasinya ye kan 👀

Kalo mau ntar buat sequel mereka jadian fufufu~

Btw, aing terinspirasi dari cerita GOH Mori x Ilpyo nyahahhaha,

Oke, pai-paiiii semuaaaa ฅ'ω'ฅ nyaw~

HaliSol Fanfic : Roses For EveryoneWhere stories live. Discover now