EXTRA PART : Lie! You Guys Must be Dating!

4.2K 221 45
                                    

Blaze termenung begitu juga Taufan.

Selama berabad-abad, mereka belum pernah memperhatikan kalau Solar memakai baju lengan panjang. Ini seperti kali pertama Solar menutupi sesuatu.

Dan lagi, entah mengapa Gempa malah ikut-ikutan dalam komplotan tidak berfaedah itu.

"Kenapa?" Ice memulai. "Kenapa aku tidak bisa tidur semalam?" tanya nya, menatap langit-langit ruang tengah.

Elemen lain bergumam halus. Tanpa sadar mereka ikut memandang langit-langit ruang tengah secara bersamaan.

"Kenapa ya ...?" tanya mereka serempak. "Kenapa Ice tidak bisa tidur semalam?"

Pertanyaan masih belum di jawab sampai Solar datang menghampiri.

"Hei, apa kalian melihat kacamataku?" tanya Solar rendah.

Yang lain memandangnya aneh.

Menghiraukan, Duri berbicara, "Hei," ulangnya dengan panggilan yang sama. "Apa kau tahu kenapa Ice tidak bisa tidur semalam?" tanya nya pada Solar; cukup serius.

Elemen lain menunggu jawaban tetapi Solar malah tercengang. Wajahnya memerah bahkan sangat merah. Dia terlihat gelisah. Beberapa kali mencoba bicara tapi hanya suara serak yang keluar.

"Hei," Tiba-tiba Taufan menyela. "Ayo ganti pertanyaan," katanya.

Entah mengapa Solar terlihat lebih lega—

"Kenapa kamu tidur di kamar kami?!" tunjuk Taufan pada Duri.

Semua mata memandang Duri dan Solar kembali tercengang. Kali ini keringat turun lebih cepat dari pelipisnya.

Duri tiba-tiba ingat saat malam hari. Ingat karena ada Halilintar di kamarnya jadi dia menginap di kamar Boboiboy tiga bersaudara untuk tidur.

"Aku 'kan menginap," jawab Duri tak acuh. "Eh? Tapi kok aneh, ya? Kenapa sampai pagi Halilintar tidak ada?"

Sekarang Duri memandang Solar.

"Nah betul!" Blaze seakan memanasi situasi. "Kenapa coba?" tanya nya, mengangkat alis sok mengada-ada.

"Terus, kok tumben aku enggak dengar ocehan dan teriakan kalian?" sambung Taufan, sama-sama sok mengada-ada.

"Oh, apa kalian sudah baik 'kan?" Ice membulatkan mata seperti seekor anak anjing.

"Apa benar?" Gempa meletakkan jari di bawah dagu dan kembali berpikir.

Bola mata Solar seperti berkabut dalam sepersekian detik. Dia tidak bisa berpikir dengan jernih. Di tambah ia tidak bisa melihat dengan jelas. Satu-satunya yang dia pikirkan saat itu hanya lah ....

Di saat seperti ini, sebuah tangan melingkari pinggang si pemilik elemen cahaya. Dagu yang kuat terasa kokoh di bahu kanan nya. Hembusan hangat sengaja dikeluarkan sehingga pemilik pundak harus sedikit menggigit bibir karena terkejut.

Patah-patah Solar melirik ke belakang bahunya dan ia melihat pangkal rambut ... Halilintar.

"Kami memang baikan. Bahkan mungkin lebih baik dari sebelumnya," jawab si merah, tersenyum miring.

Elemen yang penasaran terdiam-

"EHHHHHHH?!!!"

—Dan dua dari semuanya tahu teriakan itu berasal dari mana.

Tepat pada tanggal X bulan X tahun XXXX akan dinyatakan sebagai hari besar. Mengapa hari besar? Karena Gempa menyatakannya. Mengapa Gempa menyatakannya? Apa itu penting untuk dipertanyakan? Itu adalah hari di mana dua elemen populer mengikat janji suci-plak.

Ya intinya sih saat itu juga mereka mengetahui bahwa kini kedua orang itu punya ikatan istimewa lebih dari apapun.

(Taufan menyatakannya secara mutlak!)

"Intinya kalian pacaran 'kan?" Gempa masih mengintrogasi.

"Enggak!" Solar menyela. "Kami tidak pacaran ...."

"Halah bohong. Ngaku saja apa susahnya sih?!" Blaze ikut mengintrogasi. "Kalian pacaran kan?" Dia ikut mempertanyakan hal yang sama.

"Duh enggak! Kalian salah paham .... Aku dan Hali enggak pacaran ...."

"Tuh buktinya, panggilnya Hali. Biasanya kan, Halilintar." Ice memicingkan mata, mencibir.

"Tidak!!! kumohon, kalian harus percaya padaku!"

Itu ... Itu efek karena Halilintar memaksakuuu!!! DIA SANGAT KEJAM!Batin Solar menjerit.

Solar be like : Kumohon~ っ╥╯д╰╥c

TAMAT BENERAN

👁👄👁

HaliSol Fanfic : Roses For EveryoneWhere stories live. Discover now