15 - Pindahan

20K 1K 30
                                    

Haii guys,  balik lagi wkwkw
Makasih udah mau mampir, jangan lupa vomentnya🖤
Happy raeding🥳🥳

_________________

"Kalian yakin mau pindah?" Tanya Rayn mengantar Angga dan Ara ke dalam mobil.

"Iya pah, Angga dan Ara yakin kok" balas Angga sembari tersenyum. Selain Rayn disana juga sudah ada Reina, Alfa, papah Ditya, juga kakek Dirga.

"Maaf ya, papah dan mamah gak bisa antar kalian sampai apartemen. Nanti kapan-kapan kalo ada sempat pasti main kesana" ucap Rayn

"Iya pah," balas Ara

"Yang nurut sama suami kamu ra, jangan ngelawan, kalian kalo ada masalah selesaikan baik-baik dengan kepala dingin jangan pake emosi" kata Reina menasehati,
Di balas Anggukan oleh Angga dan Ara.

"Angga papah nitip Ara ya? Jagain dia, sayangi dia seperti kamu menyayanginya" ucap Rayn membuat Angga terdiam sesaat lalu menganggukkan kepalanya.

"Awas aja kalo terjadi apa-apa sama adek gue, lo tau akibatnya" pesan Alfa ke Angga.

"Papah percaya sama kamu ngga" ucap Ditya papah Angga.

"Yaudah kita berangkat sekarang ya, nanti keburu sore" ucap Angga,

"Kak Angga kalo depan mereka kalem yee, coba kalo sama Ara marah mulu, baik aja kadang-kadang" batin Ara.

Ara dan Angga pun memasuki barang mereka kedalam mobil setelahnya berangkat tak lupa salin berpamitan dengan orang tuanya. Saat di jalan tak ada percakapan, k3duanya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Ara yang menghayal melihat ke arah jendela dan Angga yang sibuk menyetir. Tak lama mereka pun sampai di Apartemen Angga memakirkan mobilnya lalu menuju apartemen miliknya, sampai didepan pintu Angga menekan beberapa angka

Nit..

Nit..

Nit..

Ceklek..

Angga masuk duluan diikuti Ara dibelakangnya dengan menarik koper besar berwarna pink koper miliknya, ruangannya lumayan untuk keduanya tempati ada dua kamar di sana.

Bukan tanpa Alasan Angga memilih pindah ke apartemen, Angga pindah karena dia memiliki alasan. Kalo di apartemen mereka bisa pisah kamar tanpa diketahui orang tuanya, tak seperti dirumah Ara yang harus sekamar, lagian dia juga kasihan kepada Ara tidak mungkin dia akan terus-terusan tidur disofa.

'Kenapa gue jadi peduli gini sama tuh anak, bukan-bukan gue gini karena gue juga masih punya hati. Bukan karena gue udah suka sama Ara' batin Angga menggelengkan kepala.

"Kamar lo yang sana, sebelah kamar gue. Kamar gue yang ada namanya, jangan sampe salah" pesan Angga,

"Kok pisah?" Tanya Ara

"Sory ya, gue gak mau sekamar sama lo walaupun lo istri gue, lagian ini pernikahan di jodohin bukan karena rasa cinta" kata Angga panjang lebar.

'Sabar ra, sabar. Cinta datang karena biasa. Suatu saat pasti kak Angga cinta kok sama kamu' ucap Ara membatin menguatkan diri.

"Oke.."

Setelah membereskan kamar dan memasukkan baju kedalam lemari miliknya Ara membaringkan tubuhnya yang sudah lelah, sejak pulang sekolah tadi dia tidak istirahat karena sampai rumah dia harus packing pakaiannya. Beberapa saat menutup mata tiba-tiba..

Kruk..

Kruuk...

Ara memegangi perutnya, dia merasa lapar pasalnya ia juga belum makan sama sekali. Ia berniat keluar untuk mengajak Angga untuk makan, saat didepan kamar Angga Ara mengetuk pelan pintu kamar Angga tapi tak ada sahutan, Ara yang sudah tak tahan lapar akhirnya membuka pintu kamar Angga yang ternyata tidak dikunci oleh pemilik kamar.

"Aaaaaaaaaaaa!!!!" Teriak Ara melihat Angga yang baru keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk hanya antara Perut dan lutut. Ara membalikkan badannya menutup mata nye menggunakan kedua tangannya.

Angga yang mendengar suara cempreng Ara ikutan terkejut, ia sadar pasti Ara melihatnya hanya memakai handuk.

"Lo kalo masuk kamar gue ngetuk dulu bisa gak sih?? Jangan asal nyelonong aja" bentak Angga,
Sifat pemarah nya muncul lagi.

"Ma..maaf kak, Ara gak sengaja tadi ara udah ketuk tapi.." kata Ara tanpa mengubah posisinya.

Belum selesai Ara dengan perkataannya, Angga langsung memotongnya, "Ahh sudahlah, keluar lo sekarang" kata Angga, Ara pun langsung membuka pintu kamar Angga lalu keluar dari sana meninggalkan Kamar. Ia tidak jadi mengajak Angga untuk makan, karena Angga keburu marah duluan.

Mau masak, Ara gak terlalu bisa masak. Bisa masak hanya bisa goreng telur, ia menyesal tidak pernah belajar masak sama bibi yang bekerja dirumahnya.

'Masak ajalah dari pada ara gak makan" batin Ara,

Ara pun beranjak ke dapur, dan didapur ternyata tidak ada sama sekali bahan yang ada hanya beras, masako. Mau buat nasi goreng gimana? Yakali hanya pakai masako. Kebetulan ia membuka kulkas ternyata disana ada dua butir telur yang tersisa.

Setelah setengah jam memasak nasi kemudian dia menggoreng 2 telur yang ada disana, satu untuknya yang satu lagi untuk Angga. Ara pun memanggil Angga yang masih ada di dalam kamarnya.

Tok..

Tok..

Tok..

Tak berselang lama ia mengetuk akhirnya Angga keluar dengan pakaian yang sudah rapi, seperti mau keluar rumah.

"Kak Angga mau kemana?" Tanya Ara,

"Gue mau keluar, mau makan malam sama Gea" kata Angga.

"Yahh kak, Ara udah gorengin telur buat kakak"

"Dih apaan telur, lo aja yang makan sana. Gue pergi" Angga membuka pintu, lalu meninggalkan Ara.

Mata Ara memanas, susah payah ia mencari bahan lalu memasak nasi dan telur untuk nya dan Angga ternyata percuma, Angga lebih memilih makan diluar bersama pacarnya di banding kan masakan buatannya walaupun hanya telur, tidak bisakah Angga menghargai nya? Ara manatap masakannya sedih, nafsu makannya hilang tali kalo gak di makan mubazir. Akhirnya ia pun memakan masakannya sambil menatap nanar telur yang ia buatkan untuk Angga.

Belum 24 jam tinggal ber dua dengan Angga aja nasib nya seperti ini, smoga kedepannya enggak.

Setelah melahap makanannya Ara hendak menunggu Angga pulang, bagaimana pun Angga adalah suaminya bagaimana pun. Ia harus jadi istri yang baik.

Sudah 4 jam sejak kepergian Angga, Ara masih setia menungguanya disofa depan tv, tapi Angga tak kunjung datang akhirnya ia pun ketiduran di sofa, lagi.

Nit..

Nit..

Nit..

Ara yang tertidur mendengar seorang menekan pin, terbangun ia tau bahwa itu adalah Angga, Angga pulang pukul 23.46 wib.

"Kak Angga kok baru pulang? Ara dari tadi nungguin" kata Ara.

"Siapa juga yang suruh lo nungguin gue, gue juga gak berharap ditunggu sama lo" kata Angga enteng lalu melewati Ara begitu saja.
Setelah Angga menutup pintu kamarnya, Ara pun masuk kedalam kamarnya sendiri, sebelah kamar Angga.

'Mamah.. papah Ara mau pulang,' ucap Ara membatin, meremas bantal dikamarnya sambil menangis.

Tbc..
Alhamdulillah,
Akhirnya selesai juga part ini.
Makasih hehe yang udah komen dan vote.
Jangan lupa voment part ini juga yaa guys..
🖤🖤🖤🖤🖤

Selasa, 08 Desember 2020

ANGGARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang