Xiaojun baru saja pulang dan ia menemukan Jaehyun sedang duduk bersantai di sofa sembari menonton saluran televisi kesukaannya, cartoon.
Xiaojun duduk di samping Jaehyun. “Rasanya seperti hampir menjadi gila saat berurusan dengan mereka. Tetapi dengan sekali tekan, mereka akan tertidur pulas, mungkin hingga lupa untuk bangun dan melanjutkan hidup.” canda Xiaojun.
“Kau ini ada-ada saja, dan bagaimana dengan jadwalmu ke depannya. Oh ya, apakah aku bisa bebas secepat yang di harapkan?”
“Urusanku seperti biasa, padat. Surat pembebasan dirimu itu akan siap besok, dan selamat datang di dunia baru, Jaehyun.”
Jaehyun memegang kaleng soft drink-nya. “Apakah ini rasanya bebas dari segala ketidakadilan yang nyata?”
“Kau lebay, lebih baik aku mandi. Hari ini benar-benar gerah, dan juga melelahkan.”
Namun Xiaojun tidak langsung pergi. Ia melihat noda di baju Jaehyun, Xiaojun menarik bagian yang bernoda tersebut, “Kau habis dari mana, dan apa yang kau lakukan. Ini darah bukan?”
“Kau tau, tetanggamu baru saja kecelakaan, ia terserempet. Tapi kondisinya tidak begitu parah, aku sudah mengobatinya,”
“Tak sia-sia gelar Doktermu itu, akhirnya bisa digunakan untuk mengobati saja,” ejek Xiaojun. “Hey, aku mandi dulu. Dan jaga rumah, jika ada yang datang mencariku, bilang saja salah alamat. Dan tidak ada yang namanya Xiaojun, aku malas sekali mendapatkan pasien yang menyebalkan hari ini.”
Xiaojun pergi ke kamarnya untuk mandi. Jaehyun yang sedang asik menonton pun terganggu dengan suara dari luar, dia memutuskan untuk mengintip lewat jendela rumah Xiaojun.
Seseorang baru saja turun dari mobilnya, dan ia pergi menuju rumah Jungwoo.
Jaehyun tak suka melihat Pria itu.
“Ya, aku akan merebutmu. Tenang saja, rasanya tidak akan sakit kok.”
Di lain sisi, Jungwoo sedang menyiapkan makanannya. Sesuai janji, Mark katanya makan siang bersamanya di rumah.
Hingga ia bisa merasakan kedua lengan memeluk pinggangnya dari belakang, dia menoleh dan menemukan Mark tengah memeluknya.
“Wanginya harum, aku jadi semakin lapar.”
“Oh benarkah, memangnya kau tidak sarapan sebelumnya?”
“Ya, sarapan sih. Tapi tenagaku cepat sekali terkuras saat berpacaran dengan file-file di kantor, dan sekarang aku sangat lapar. Tapi jika berpacaran denganmu, aku memiliki banyak tenaga apalagi di atas ranjang,” ucap Mark sembari mencium perpotongan leher Jungwoo.
“Mark! Hentikan, geli tau!”
Mark melepas pelukannya, ia menyentuh dagu Jungwoo yang terdapat band-aid, begitu juga dengan keningnya.
Mark cemas, “Sayang, kamu habis ngapain, kok bisa luka gini?”
Jungwoo tersenyum, “Aku jatuh, dan itu juga salahku. Aku ga fokus, tapi aku gapapa kok udah diobatin juga,” ujarnya berusaha mengalihkan pandangannya dari Mark.
“Lalu siapa yang mengobatimu?”
“Tetangga depan rumah,”
“Tetangga depan rumah? Xiaojun?”
“Tidak, bukan dia. Jaehyun yang mengobatiku, dia sepupu Xiaojun.”
“Oh dia,”
Kemudian Jungwoo menjauh dari Mark untuk mematikan stove yang sedang memanaskan soup jamur, Mark mengikutinya seperti Anak ayam yang mengikuti Induknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drippin' | Markwoo + Jaewoo
Romance[ S L O W U P D A T E ] Ide cerita murni hasil imanjinasi Blue ⛔ Homophobia dan Plagiator Pergi Dari Lapak Ini ⛔ ⚠ Trigger Warning ⚠ Murder, Toxic Relationship, Violence, NSFW, and Abuse. [ S I N O P S I S ] Jungwoo mengira jika Jaehyun berbeda den...