019

5.1K 525 27
                                    

Family Love ?

Naruto baru membuka matanya keesokan paginya. Tepat dimana keluarganya sedang berkumpul dan hendak sarapan bersama.

"Naruto!?" Deidara yang menyadari Naruto sudah membuka matanya berseru terkejut. Menarik perhatian.

Naruto yang tadinya tidak menyadari kehadiran mereka dan menatap langit-langit rumah sakit menolehkan kepalanya kearah sumber suara.

Pupilnya melebar saat melihat semuanya yang sedang berkumpul di sana. Kushina yang sedang duduk di kursi roda, di temani Sara dan Mikoto. Deidara yang berada di ranjang yang berada di sampingnya bersama seorang bayi di temani Itachi dan Sasuke yang memang meminta izin untuk tidak sekolah hari ini. Dan Fugaku, Minato dan pria yang tidak Naruto kenali (Kagami) yang membuat perkumpulan bapak-bapak pendiam di sofa sudut ruangan sana.

"Naru" Sasuke yang berhasil mengendalikan dirinya dibanding yang lain yang hanya bisa mematung segera bergerak untuk menghampiri Naruto. Namun belum Sasuke berhasil mendekati ranjang Naruto. Naruto sudah bangun duluan dengan panik. Dia menyingkap selimutnya, berusaha turun dari ranjang yang menyebabkan kakinya yang masih lemas karena baru tersadar dari pingsan tidak mampu menopang berat tubuhnya sendiri dan terjatuh. Membuat kepanikan.

Kagami dan Itachi segera bertindak, hendak mendekati Naruto untuk membantu.

"Yada! Pergi! Jangan mendekatiku! Kalian pembohong! Pergi! AKu tidak mau bertemu dengan pembohong! Hiks! Pergi!" Naruto melempar bantal yang sempat terjatuh bersamanya tadi kearah Itachi dan Kagami yang mendekatinya. Melihat respon Naruto yang seperti itu, mereka meyakini ingatan Naruto telah kembali.

"Naru –"

"YADA!" Naruto menutup rapat telinganya saat mendengar Sasuke yang memanggilnya. Sementara itu, Shisui yang terkejut mendengar teriakan Naruto menangis. Sara dengan segera mengambil alih Shisui dari Deidara dan membawanya keluar. Menenangkannya dulu.

"Jangan mengatakan apapun! Kalian pembohong!" teriak Naruto lagi.

Sasuke mengepalkan tangannya erat. Dia segera mendekati Naruto dan merengkuh tubuh mungil itu. Mengeratkan pelukannya tanpa memperdulikan Naruto yang terus memberontak dan berteriak di samping telinganya.

"LEPAS! LEPASKAN AKU! Hiks! Lepas.... Le- p"

Ucapan Naruto terhenti, saat ia kembali pingsang.

"Naru!?"

"Sasuke baringkan kembali dia" suruh Itachi yang menyadari Naruto kembali kehilangan kesadarannya. Sasuke mengangguk, dia mengangkat tubuh Naruto dan kembali membaringkannya di ranjang. Kagami segera melakukan pemeriksaan, dan Itachi memanggil suster untuk meminta jarum infus baru Karena yang tadi terpasang di tangan Naruto sebelumnya terlepas. Setelah sang suster datang, Itachi segera memasangkannya. Dan dia juga membebatkan papan penyangga di sana, setidaknya mencegah untuk Naruto terluka jika nanti Naruto kembali bergerak tiba-tiba.

"......"

"Dia... menyebut kita pembohong" lirih Deidara. Mikoto yang sudah berada di samping Deidara dari tadi segera merangkul Deidara.

"Kita jelaskan nantinya padanya. Pelan-pelan" ujar Mikoto.

.

.

.

Mereka kembali menunggu Naruto sadar. Butuh sekitar 30 menit, sebelum si manis itu mengerutkan keningnya dan membuka kedua matanya.

Teringat apa yang tadi terjadi dia segera bangun, dan benar. Keluarganya masih di sana. Menatapnya. Dia hampir kembali turun dari ranjang sebelum Sasuke yang sedari tadi duduk di samping ranjangnya memeluknya.

Family Love?Where stories live. Discover now