4. Menjadi Individu Yang Merdeka

16 0 0
                                    

Tercium aroma terasi goreng yang sangat menyengat membuat nafsu makan meningkat meski baru membuka mata di pagi hari dengan cuaca yang tidak berbeda seperti biasanya. Di tempat tidur yang hanya cukup untuk satu orang saja, Joe memulai rutinitas paginya membawa dua gelas beras ke dapur umum. O ya, ngomong-ngomong tentang tempat tidur yang kecil, sebenarnya itu tempat tidur hanya kasur tipis yang dilipat. Kemudian situasi dapur umum, dapur yang terletak di ruangan terbuka dengan deretan kompor sumbu. Semua penghuni kos yang "rajin" sudah terbangun jam 5 pagi, sehingga mereka memiliki waktu menanak nasi dan membeli lauk pauk. Sarapan pun dapat terhidangkan sebelum mereka berangkat ke sekolah. Rata-rata yang menjadi penghuni kos, seumuran Joe.
         Langkah kaki beberapa siswa SMP pun meramaikan suasana pagi. Seperti siswa pada umumnya, Joe juga punya impian menjadi seorang dokter. Respon spesial untuk mata pelajaran biologi dengan tingkat keseriusan belajar yang tinggi. Tidak heran, Joe selalu mendapatkan nilai maksimal. Pengembangan diri dalam rangka langkah awalnya untuk mencapai impian benar-benar dilakukan serius. Syukurnya ia berada pada lingkungan yang positif sehingga ia tumbuh menjadi siswa yang memiliki motivasi belajar.

        Rutinitas itulah yang selalu Joe lakukan selama ia duduk di jenjang menengah pertama.  Ia pun mulai menyadari bahwa untuk




menjadi seorang dokter sangat membutuhkan biaya yang tinggi. Melihat situasi ekonomi keluarga yang belum stabil, maka ia pun mengurungkan niatnya untuk menjadi seorang dokter. Joe pun melihat ada banyak hal yang bisa ia pelajari dan tekuni setelah ia menyelesaikan jenjang itu selain fokus pada pelajaran biologi. Terbesit di pikirannya untuk tidak lagi tinggal di rumah pamannya, sehingga ia bisa menjadi individu yang merdeka. Ia mulai haus akan pujian orang lain tentang kedewasaannya. Membujuk ayahnya untuk membeli motor murah namun terlihat gagah dilakukan berhari-hari sampai pada akhirnya ayahnya mewujudkan keinginan anak muda tersebut. Alhasil, motor yang dibeli selalu mengalami kendala dan justru hal tersebut membuat hari-harinya tidak tenang. Tidak hemat, sering mogok, dan sungguh sangat merepotkan dirinya dan orang lain. Penyesalan pasti hadir dan ia pun semakin terpuruk. Bermaksud untuk menjadi individu yang merdeka, kini gagal dan hari-harinya penuh penyesalan dengan mencaci maki dirinya sendiri.

        Tinggal di pedalaman pedesaan yang jauh dari dunia luar dengan perkembangan yang pesat, ia pun merasa stuck pada situasi pedesaan seperti itu. Ok, I have to get out of this situation! Maka, ia pun mulai berpikir sebenarnya apa yang ia cari dalam hidup ini? Pertanyaan itu Joe tanyakan kepada orang yang ia kagumi yaitu kakeknya. Kakeknya merespon dengan senyuman, bahwa beliau mengatakan Joe sudah mulai dewasa dengan pemikiran dan pengetahuannya yang matang, pertanyaan-pertanyaan itu akan selalu menghantui dirinya. Kakeknya hanya memberikan dapat memberikan saran, "Apa yang merasa membuatmu nyaman untuk melakukan pekerjaan itu, maka itulah yang menjadi fokusmu", seketika itu pun beliau juga memberikan kata bijak.

"Menentukan tujuan adalah langkah awal suatu pencapaian"

Bersambung ....

Memetik di Titik TerendahWhere stories live. Discover now