03

70 28 20
                                    

Serempak, Jonathan dan Rizky menolehkan kepalanya ke sumber suara dengan bersamaan.

“Kenapa nggak jadi, nyet?” tanya Rizky pada seseorang itu. Raden.

Raden menghela nafasnya pelan, sambil beranjak duduk kekursi yang ada didepannya Jonathan. Lalu kaki sebelah kirinya ia taikkan keatas lutut kaki sebelah kanan. “Nanti aja. Sekalian hari ini kita rapat.” Ucapnya, sambil bersandar kesandaran kursi yang sedang ia duduki.

“Rapat?” beo Rizky seperti orang bodoh. “Rapat apaan? Kok mendadak beut dah?”

“Kan kemaren udah dibahas.” kata Jonathan to the point.

Rizky terdiam sejenak. Ia berusaha untuk mengingat-ingat kembali tentang topik pembahasan kemarin—tapi yang ada didalam kepalanya, hanya berisi ribuan cewek cantik yang pernah ia phpin.

Dan dengan gampangnya, Rizky bilang “Gua lupa... Hehehe.."

Seketika rahang Raden mengeras. Kepalanya tiba-tiba mengebul oleh asap-asap yang tak kasat mata, menandakan bahwa ia siap untuk gelut dengan Rizky sekarang. “Bilang sekali lagi, gua tonjok lu!” ancamnya sambil tangan kanan Raden yang sudah bersiap untuk melayangkan sebuah pukulan maut di wajah Rizky.

Rizky yang mengerti sikap Raden itu, langsung menyengir kuda. Alamatnya kena tampol nih sebentar lagi. “Hehe.. Maap, bos.” Ucapnya sambil menggaruk-garuk tengkuknya sendiri yang seratus persen orang tau, itu tidak gatal sama sekali.

Tapi emang gua lupa anjir. Gimane nih? Batin Rizky.

Jonathan tertawa sangat lepas melihat gelagat Rizky yang seperti orang bodoh itu. Dengan segera, ia angkat bicara. “Rapat buat pendaftaran anggota baru Tantarsig, ky.” Jelas Jonathan.

Rizky ber-oh dengan ria. Ia baru ingat. “Oohh..” ucapnya sambil memanggut-manggut kan kepalanya.

“Kalakuan.” celetuk Raden sambil memutar bola matanya dengan malas.

"Hehe.." Rizky terus saja menyengir tanpa dosa.

Tiba-tiba, datanglah tamu tidak diundang. Yaitu empat serangkai dari kelompok fakboi. Guntur, Bayu, Vano, dan Tio.

“..Iya? Namanya siapa?”

Raden, Jonathan dan Rizky mengerutkan keningnya bingung dengan bersamaan. Tumben banget, Guntur, Bayu, Vano, dan Tio datang-datang tidak ricuh seperti biasanya? Terlihat, mereka tengah membahas sesuatu yang penting.

“Kata Galang namanya teh Misel. Tapi nggak tau, Misel apaan.” Ujar Guntur.

“Ehm.. Mungkin Misel-lar water.” tebak Vano dengan sangat yakin.

“Ck!” Bayu menatap Vano dengan tatapan kesal. “Jangan minta gua tampol lu, Pan! Goblok kok dipelihara?”

“Alah! Elu juga sama gobloknya.” kata Vano membela diri.

“Coba buka link absen kelas X di wps yo!” Usul Guntur pada Tio tanpa memperdulikan Bayu dan Vano yang tengah ribut.

Tio pun langsung gercep membuka link absen kelas X yang sudah dibagikan oleh guru-guru kemarin. “Bentar.”

“Lu pada lagi ngapain si?” tanya Jonathan pada keempat temannya yang baru datang itu.

Dengan antusias, Bayu menjawab. “Nge-stalkin dekel cuantique pake maniz.”

“HAH?!” Pekik Jonathan dan Rizky bersamaan.

“Ikutan dong gua” Seru jonathan yang langsung dengan semangat berdiri, dan menghampiri Guntur, Bayu, Vano, dan Tio.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 10, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RADENWhere stories live. Discover now