1. Christian Steel kembali

16 0 0
                                    

Hari ini adalah hari pertama SMA Mekar memasuki ajaran baru setelah libur panjang kenaikan kelas. Kelas 12 Ipa 1 menjadi sorotan utama untuk saat ini karena kelas tersebut berisi siswa terbaik pilihan dari setiap kelas sebelumnya.

Kini bel berbunyi menandakan jam masuk untuk pertama kalinya telah di mulai. Semua siswa memasuki kelas masing-masing sesuai dengan yang di tentukan.

***

Kegaduhan para siswa di kelas 12 Ipa 1 seketika hening setelah Pak Gunawan sang wali kelas memasuki kelas untuk mengintruksikan siswanya melakukan pemilihan perangkat kelas dengan cara voting.

Tanpa aba-aba seorang siswa laki-laki yang duduk di bangku depan bagian tengah dan berpenampilan culun berdiri "nggak usah repot-repot voting pak. Kami milih Hilda Nabila sebagai ketua kelas kami. Setuju nggak teman-teman?" Seru siswa culun itu yang bernama Adi Nugroho. Siswa yang sudah satu kelas dengan Hilda Nabila sejak kelas 10. Adi Nugroho adalah siswa nomor dua dengan nilai tertinggi setelah Hilda Nabila. Ia menyimpan perasaan terhadap Hilda sejak lama. Di benaknya terlintas jika dia dan Hilda Nabila menjadi sepasang kekasih dan memadu kasih maka akan menghasilkan seorang anak seperti Einsten atau keturuanan baik dalam bahasa kasarnya.

Sebagian besar siswa di kelas pun meng'iyakan seruan Adi untuk menjadikan Hilda Nabila sebagai ketua kelas.

"Wah. Kalian memang nggak mau repot ya. Selalu Hilda Nabila yang menjadi patokan kalian mentang-mentang dia juara umum di sekolah kita. Beruntung kalian bisa satu kelas dengan Hilda. Bagaiman menurut kamu Hilda? Kamu bersedia untuk memegang tanggung jawab kelas seperti biasanya? " ucap Pak Gunawan menanyakan langsung terhadap Hilda

Hilda tersenyum dan menganggukan kepala "iya Pak Gun. Saya bersedia!"

"Ok. Selanjutnya kita akan memilih wakil ketua kelas dan perangkat lainnya" sambung Pak Gunawan

Kelas kembali di buat gaduh oleh kelakuan para siswa laki-laki yang duduk di bangku belakang. Mereka saling tunjuk satu sama lain untuk mencalonkan temannya yang tidak mau bahkan ada siswa yang mengangkat tangan teman sebangkunya untuk mencalonkan diri sebagai perangkat kelas. Kelakuan para siswa membuat kelas begitu gaduh namun tak bertahan lama. Karena secara tiba-tiba pintu terbuka dari luar lalu terlihat siswa laki-laki yang mengenakan hoodie yang kebesaran dengan tupung kepala hoodie tersebut menutupi kepalanya. Siswa itu memasuki kelas dengan santai mengucapkan salam. Semua mata para siswa tertuju padanya tatkhayal sang wali kelas pun.

"Evans jam berapa ini? Darimana—" teriak Pak Gunawan

"Jam delapan kurang Pak!" Balas evans memotong ucapan Pak Gunawan

"Bapak belum selesai bicara evans!"

"Kan tadi Bapak nanya. Ya langsung saya jawab"

"Sudah cukup! Jawab mulu kamu. Darimana saja kamu jam segini baru masuk kelas?" Tanya Pak Gunawan mulai geram

Evans tak menjawab pertanyaan Pak Gunawan malah ia berjalan mencari bangku kosong untuk di isinya. Merasa Evans mencari bangku kosong, salah satu teman akrabnya yang bernama Dika menarik kursi di sebelahnya yang kosong "ssttt... sini bro. Udah gue sediain dari tadi" panggil dika dengan nada rendah.Evans pun berjalan menghampiri Dika yang duduk di bangku paling belakang pojok kanan. Namun Pak Gunawan tak membiarkannya begitu saja " Evans mau kemana kamu? Jawab dulu pertanyaan Bapak darimana saja kamu" teriak Pak Gunawan geram melihat kelakuan Evans yang acuh.

Evans menghentikan langkahnya " tadi saya jawab di marahin Pak. Katanya kamu jawab mulu! Sekarang saya suruh jawab. Aneh deh si Bapak labil kaya anak ABG"

Mendengar pernyataan Evans yang monohok seluruh siswa di kelas tertawa kecuali Hilda yang melihat Evans begitu risih dan tidak suka. Dalam benak Hilda kok ada ya murid berbicara seperti itu kepada gurunya.

"Diam semuanya" teriak Pak Gunawan pada para siswa

"Astagfirulloh Evans. Kamu tuh ada aja cara buat ngelesnya. Yaudah sekarang buka tupung hoodie—mu. Bapak nggak suka liatnya, udah kaya Petinju aja kamu".

Dengan berat Evans membuka tupung hoodienya yang membuat para siswa dan Pak Gunawan tersentak terkejut melihat wajah Evans yang babak belur tatkhayal para siswa perempuan di kelas pun berteriak.

"Astagfirulloh... Evans! Apa yang sudah terjadi? Kamu ikut tawuran lagi. Bapak kira para Guru berbicara tentangmu hanya sebuah gurauan. ternyata mereka benar. Kamu seorang berandalan yang tidak bisa di atur"

Evans hanya terdiam mendengar ocehan Pak Gunawan karena Evans sudah terbiasa mendengar kata-kata pedas dari mulut orang mengenainya

"Ikut Bapak ke kantor. Jangan masuk kelas seperti ini. Dasar anak nakal!" Gumam Pak Gunawan meraih tangan Evans untuk membawanya ke ruang UKS setelah itu ke kantor BP untuk mendapatkan bimbingan konseling sementara Adi dan Hilda melanjutkan pemilihan perangkat kelas.

Tok tok tok

Suara bel pintu apartemen membangunkan Evans dari tidurnya

"Siapa? Pagi-pagi gini udah ganggu orang tidur aja" teriak Evans dari dalam apartemen

"Yoo.. men. Bangun cepat bangun buka pintu cepat. Boleng bawa kabar baik untukmu men" balas seseorang dengan ala rap dari luar pintu

Evans membuka setengah pintu apartemennya lalu memyembulkan kepalanya keluar "Mau apa lo anjing, ganggu gue aja"

"Santai men. Boleng mau kasih tau kalau Christian steel sudah balik ke indonesia. Kini tiba saatnya balas dendam season dua"

Braaakk

Evans membuka pintunya lalu memperlihatkan badan evans yang besar memakai hoodie oversized

Boleng bingung lalu ingin menyentuh bagian perut Evans " mana six pack yang dulu kawan? Badan lo terlihat lebih besar" ucap Boleng

"Jangan pegang badan gue, kalau pengen tangan lo baek-baek aja"

"Shit men. Empat tahun ini loe ngapain aja? Ini hasil dari empat tahun dengan badan loe yang besar ini? Come on men. Christian steel sekarang nambah sangar. Asal lo tau dulu saat badan loe lincah aja lo cuma berhasil mukul Christian Steel satu kali dengan hook tapi dengan badan kaya gini lo bisa apa? Tapi muka lo kok aneh nggak nunjukin kalau lo gemuk. Coba buka baju lo. boleng pengen liat seberapa parah badan loe"

"Banyak bacot lo"

"Sini boleng pengen liat"

Braaak

Evans menutup pintunya meninggalkan boleng yang di luar terus berbicara "inget evans! Cuma lo yang berhasil mendaratkan pukulan di muka Christian Steel"

"Pergi leng. Gue udah nggak ada minat buat tinju lagi" balas Evans berteriak dari dalam

"Ok. Boleng pergi tapi kalau lo pengen balik hubungin boleng. Satu lagi. Ketua(nama seseorang yang tidak boleh di sebut namanya) mengadakan Liga Tinju ilegal di kapal pesiar seperti dulu untuk menyambut kepulangan cucu tercinta yaitu Christian Steel. Ambil kesempatan ini atau lo jadi pecundang selamanya" teriak boleng mulai serius

Boleng pergi meninggalkan apartemen Evans. Evans terdiam sejenak berdiri di atas cermin besar menatap tubuhnya "lo salah besar leng. Gue bukan pecundang. Gue pendendam abadi atas kematian orangtua gue terutama ayah gue. Seharusnya gue yang bunuh dia bukan si brengsek Christian Steel. Gue bersumpah atas kematian Basqoro dan Hilda gue bakal cari kesempatan di setiap ronde buat ngebunuh Christian Steel. Tunggu gue Christian Steel!"

Evans membuka hoodie besarnya dan menunjukan badan besar yang berotot dan six pack. Boleng salah menilai karena hoodie yang di pakai evans begitu besar hingga terlihat evans seperti berbadan gemuk padahal badan besar Evans bukan gemuk tapi berisi dengan otot besar. Evans sengaja menambah berat badannya agar memiliki badan besar dan berotot untuk memberikan power agar di ring mampu menumbangkan Christian Steel yang tak tersentuh.Evans menyalakan lampu apartemenya yang berisi alat-alat latihan tinju dan gym. Selama empat tahun Evans menyiapkan yang terbaik untuk menghadapi Christian Steel. Evans pun kembali melakukan latihan seperti biasa yang ia lakukan setiap hari.

DALANGWhere stories live. Discover now