─ good morning!

132 33 6
                                    

"ganti aja ya?"

pertanyaan dengan nada memelas itu mendapati gelengan tegas dari lelaki bersurai merah muda di hadapannya. si penanya, hyeongjun langsung menghela napas. meskipun tahu permintaannya akan ditolak mentah-mentah oleh temannya itu, eunsang.

"kenapa harus takut sih? padahal cuma begitu loh, gak kayak dongpyo nyuruh gue ngeback hug junho."

dongpyo yang duduk di samping kanan eunsang mengangguk.
"iya jun. padahal lo cuma disuruh ngucapin selamat pagi," kata dongpyo. "ke minhee."

hyeongjun pun menjatuhkan kepalanya ke meja di hadapan mereka. merasa ingin menyerah dengan dare yang diberikan oleh kedua temannya itu.

ya, hyeongjun disuruh -diperintah, untuk mengucapkan selamat pagi pada minhee. hal yang paling ia hindari, karena ia tidak pernah ingin berhadapan dengan lelaki tinggi tinggi itu secara langsung meskipun ia menyukainya.

ia lebih baik mengisi secreto yang berada di bio instagram lelaki tinggi itu dengan puluhan puisi, daripada harus menatapnya. hyeongjun takut, khawatir jika orang yang ia sukai akan menatapnya aneh. mereka tidak pernah saling mengenal secara resmi sebelumnya. lalu jika tiba-tiba hyeongjun menyapanya, bukankah itu terasa canggung?

hyeongjun sendiri memang sudah memperhatikan minhee sejak mereka kelas satu sma. sekarang sudah di tahun kedua, hal yang membuat eunsang dan dongpyo seringkali kesal karena tidak ada pergerakan dari hyeongjun.

ia itu terlalu pemalu. lebih baik menatap dan mengagumi minhee dari jauh. itu saja sudah lebih dari cukup untuk membuat hyeongjun bahagia.

soal ucapan selamat pagi . . .

eunsang sudah memberi tantangan termudah dengan hanya menyapa minhee dengan ucapan selamat pagi. tapi dasarnya saja hyeongjun yang tidak mau bergerak. lebih memilih menatapi minhee dari jauh.

"gue nggak mau . . . " ucap hyeongjun yang terdengar sepergi gumaman. "maluuu,"

eunsang dan dongpyo saling bertatapan lalu berbisik, setelahnya menatap hyeongjun.

"kalau nggak mau, darenya diganti jadi confess ke minhee gimana?"

"KOK MALAH MAKIN PARAH?"

setelahnya hyeongjun harus memikirkan, bagaimana cara mengucapkan selamat pagi tanpa harus merasa malu di hadapan lelaki tinggi itu.


✿✿✿✿✿


hyeongjun berdiri di ambang pagar sekolahnya. jam di pergelangan tangannya telah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. di mana bel masuk sekolah akan berbunyi dua puluh menit lagi.

ia menyandarkan punggungnya di dinding dekat pagar. berdiri gugup menunggu lelaki tinggi yang biasanya datang tepat pukul 06.50, hyeongjun tahu karena sering memperhatikan minhee dari balik jendela kelasnya yang langsung berhadapan dengan luar sekolah.

"hallo selamat pagi? kedengarannya cukup canggung." gumam hyeongjun.

kini ia sibuk memikirkan kata yang cocok untuk menyapa minhee nanti. supaya ia tidak menyesali perbuatan dan perkataannha setelah itu, agar eunsang dan dongpyo tidak memarahinya juga.

"ish, gimana ini..."

hyeongjun bergumam pelan. melirik sekitar, memastikan yang ditunggu sudah datang atau belum. didapatinya satu motor dengan si pengemudinya yang menggunakan helm. lalu hyeongjun merutuki dirinya sendiri. lupa jika minhee selalu pulang dan pergi menggunakan motornya. tidak mungkin mereka berpapasan di dekat pagar.

"ah, hyeongjun lo kenapa bisa begini sih!"

menatap dalam diam minhee dengan motornya yang kini sudah berbelok menuju parkiran khusus siswa-siswi.

"gimana cara nyelesaiinnya coba?"


✿✿✿✿✿


tiga hari berlalu sejak hyeongjun yang merutuki kebodohannya itu. sudah tiga hari juga hyeongjun tidak mencoba untuk menunggu minhee karena itu sudah pasti tidak akan berhasil, intinya ia tidak mencoba untuk melakukan dare dari kedua temannya itu di pagi hari meskipun dongpyo dan eunsang selalu saja menagih.

sebenarnya hyeongjun bisa saja berbohong, tapi dongpyo selalu tahu jika ia berbohong. teman mungilnya itu tidak bisa dibohongi.

hyeongjun baru saja keluar dari perpustakaan ketika mendapati seseorang menghalangi langkahnya untuk keluar dari sana. itu minhee, lelaki itu bergeser ke kiri saat hyeongjun bergeser ke kiri, sebaliknya juga. membuat hyeongjun menatap bingung lelaki tinggi itu.

. . . tunggu, hyeongjun juga tidak pernah berada di jarak sedekat ini dengan minhee. hampir saja ia mendorong lelaki itu karena tidak tahu harus bagaimana.

"k--kenapa?"

"lo ngikutin gue kan?"

mata hyeongjun melebar karena terkejut. ia pun menggeleng ribut.
"nggak kok! gue nggak ngikutin lo!"

minhee mendengus.
"bohong." kata minhee, "udah tiga hari ini gue perhatiin lo ngintilin gue terus setiap jam istirahat. ke kantin, ke perpustakaan, terus ke parkiran."

hyeongjun menatap minhee yang terlihat marah, ia pun menghela napas.

iya. selama tiga hari itu hyeongjun memang tidak menunggu minhee di ambang gerbang lagi. memilih untuk mengikuti lelaki tinggi itu saat di lingkungan sekolah. ia sudah bertekat untuk mengucapkan selamat pagi meskipun tidak di pagi hari.

. . . tak apa kan? selama darenya selesai?

hyeongjun sudah sehopeless itu.

"begini," tanpa sadar hyeongjun menepuk pundak yang lebih tinggi. berusaha membuat lelaki itu tidak menatapnya kesal.

"gue cuma mau ngucapin selamat pagi aja," jelas hyeongjun. "jadi selamat pagi ya?" hyeongjun setelahnya berlalu meninggalkan minhee.

"hah? sekarang udah siang." minhee kebingungan.

"iya, gue pakai jam kok. bisa lihat jam." ucap hyeongjun. "tapi anggap aja masih pagi deh ya."

setelahnya meninggalkan minhee yang masih kebingungan menatapi hyeongjun. sedangkan hyeongjun sudah berlari kabur dengan merutuki dirinya sendiri.

"mamaaaa! hyeongjun maluuuu!"


✿✿✿✿✿

A TO ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang