Chapter 13

394 55 0
                                    

Kau menghabiskan hampir satu kantung infus semalam karena kondisimu yang cukup kelelahan, terlebih dalam keadaan hamil. Young Hoon melarangmu masuk kerja, jadi kau dapat beristirahat dengan tenang. Kalian tiba di rumah sekitar pukul sembilan pagi.

Baru menginjak beberapa langkah dari pintu, kau menjumpai balon-balon tergeletak pada sofa ruang tamu. Juga beberapa jenis makanan yang mayoritas berbahan sayur juga buah-buahan. Kau melirik Young Hoon bingung. Mengapa kelelahan sampai membuat Young Hoon menyiapkan hal-hal seperti ini?

Sementara yang dilirik malah menyodorkan sebuah kertas yang dilipat padamu.

"Bacalah."

Kau membuka lipatan-lipatan itu dan membaca sebuah kalimat yang mengejutkan.

Selamat datang kembali ke rumah, istri dan calon buah hatiku. Aku mencintai kalian.

Kau menahan senyummu, jujur saja Young Hoon tak memberitahumu perihal kehamilanmu sewaktu di rumah sakit. Ia sengaja ingin mempersiapkan kejutan untukmu.

"Buah hati? Aku, sungguh aku hamil, Young Hoon?"

Kau bertanya dengan terbata-bata, Young Hoon mengangguk kemudian merentangkan kedua tangannya. Kau langsung memeluknya yang tentunya dibalas oleh sosok yang sebentar lagi akan menjadi ayah itu.

"Aku tidak tahu harus bilang apa. Tapi rasanya, aku sangat bahagia. Aku, akan menjadi ibu."

"Benar. Ibu dari anakku. Terimakasih banyak, sayang."

Kau tersenyum lebar, kau merasakaan Young Hoon mengecup ujung kepalamu berkali-kali. Mendadak, kau teringat satu hal. Kau mengendurkan pelukan kalian.

"Apa, tandanya aku harus segera resign?"

Young Hoon menatapmu yang tampak manis sekali, dia menyibak rambutmu ke belakang telinga.

"Tentu saja, kau harus berhenti bekerja. Biarkan aku yang menafkahi kalian. Tapi aku tidak akan mengatur kapan kau akan melakukannya, yang pasti, tidak usah lama-lama. Kau mengerti?"

Kau tertawa kecil sebab Young Hoon menggesekkan hidungnya dengan hidungmu. Dahi kalian sempat menempel beberapa detik.

"Jadi, dimana menantuku? Dia harus diawasi agar menjaga baik-baik calon bayinya."

Seruan ibu Young Hoon membubarkan kemesraan kalian. Kau menghampirinya yang datang bersama ayah mertuamu.

"Ibu mendadak sekali. Aku tidak siap membuat apapun."

"Memangnya siapa yang menyiapkan ini semua? Kau hanya perlu menjaga dirimu dan bayi kalian, hm? Jangan pikirkan yang lain."

Ibu Young Hoon menangkup kedua pipimu. Kau bersyukur setidaknya kau dapat berbagi kebahagiaan bersama mereka. Seketika kau ingat bagaimana dulu kau dan dirinya mengelabuhi mereka tentang keharmonisan rumah tanggamu.

"Kenapa melamun, sayang? Apa yang  mengganggumu?"

Ayah Young Hoon menyadari perubahan mimik wajahmu. Begitu juga dengan suamimu.

"Tidak. Aku hanya teringat dengan orangtuaku. Pasti mereka akan senang mendengar ini."

"Beritahu saja. Tapi sekarang, kau harus beristirahat dulu. Kau tak boleh kelelahan."

.

Ibu
Apa kalian sangat sibuk?
Aku hanya ingin memberitahu kalian
Harapan ibu terkabul
Aku sedang mengandung sekarang
Ibu senang bukan?
Aku juga sangat senang
Ibu do'akan putrimu ini
Semoga aku bisa menjaganya sampai
nanti dia lahir
Sayang ibu ayah

Love and Lie (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang