Bagian 2 | Cara Untuk Putus

4 0 0
                                    

Caca melangkahkan kakinya terburu-buru. Semenjak kejadian beberapa waktu lalu saat Caca menembak Jaja, membuat dirinya menjadi sorotan. Sebenarnya ia sendiri sudah terbiasa dengan itu. Tapi kali ini, rasanya sedikit berbeda.

Caca justru tak suka saat semua orang memperhatikan nya. Bukan karena Caca tak suka dilirik, tapi status yang ia punya saat ini cukup menganggu nya.

Pacar Jaja, sekarang semua orang memanggilnya dengan sebutan itu. Caca tak suka dengan julukan barunya. Hal itu membuat Caca menatap sinis pada siswa-siswi yang memanggilnya dengan sebutan pacar Jaja.

Sembari menggerutu kesal di dalam hati, Caca masih terus melangkahkan kakinya. Saat ini ia akan mengunjungi ruang ekstrakulikuler basket yang jarang ia kunjungi.

"PERMISIIII, ADA JAJAAAA?" teriaknya saat masih di ambang pintu.

Karena terkejut, sontak semua orang yang berada di dalam ruangan tersebut langsung menoleh ke arah Caca.

"Ada sayang, ada sayang." jawab Ilham sembari mengedipkan sebelah matanya ke arah Caca.

Caca tersenyum tipis. Lalu matanya beredar untuk mencari sosok Jaja. Tapi nihil, ia tidak menemukan Jaja di sana. Atau mungkin karena matanya yang minus, pandangan nya menjadi kurang jelas.

"Kenapa cari Jaja, Ca?" tanya Kevin, si hitam manis berambut ikal.

"Ah itu, ada sesuatu yang perlu gue omongin sama Jaja."

"Human yang baru pacaran mah beda ya. Baru aja nembak, langsung kangen-kangenan gitu." celetuk salah satu anggota basket yang Caca tahu bernama Aldi.

Ilham yang memang duduk di dekat Aldi, melempar laki-laki itu dengan kacang yang sedang ia makan. "Iri? Bilang bos, haha. Papalepale..." ujar Ilham.

Tak banyak yang Caca tahu soal aggota basket. Tapi setidaknya Caca tahu beberapa informasi. Seperti, Ilham yang memang doyan membuat tiktok. Dan juga Aldi yang terkenal bucin.

Caca jadi bergidik ngeri, saat Ilham mulai menaik turunkan kedua alisnya, berniat untuk menggoda Caca. Kevin yang memang sudah hafal akan tabiat teman-teman nya itu, langsung menggelengkan kepalanya perlahan.

Kevin menatap Caca. "Jaja ada di dalem, lo masuk aja. Lurus terus, nanti belok kanan."

"Gapapa nih gue masuk?" tanya Caca sedikit sungkan.

"Gapapa, Ca. Daripada lo di sini, dimodusin ama monyet bekantan, mendingan lo cepetan temuin doi lo itu," jawab Kevin yang sengaja mengeraskan suaranya di bagian monyet bekantan.

"Ih, maksud lo gue monyet bekantan nya?" tanya Ilham sebal.

Kevin menghembuskan napasnya kasar. "Menurut lo?"

Mendengar jawaban Kevin, semuanya langsung terbahak. Berbeda dengan Ilham yang langsung memasang wajah masan sembari melempar tisu ke arah Kevin.

Sedangkan Caca, ia sejak tadi terkekeh. Dan ada satu hal yang ia ketahui, ternyata anggota basket memang asyik. Caca bahkan sempat lupa tujuan nya datang ke ruangan ini.

Caca menepuk jidatnya. "Duh, lupa! Kevin, thanks yaa.. Gue mau masuk dulu."

Setelah berpamitan dengan Kevin, Caca langsung memasuki ruangan itu. Sebenarnya, ini bukan pertama kali ia memasuki ruangan itu. Caca punya banyak mantan dari anggota basket, jadi ia sudah sering masuk ke ruangan itu. Meminta izin pada Kevin hanyalah sekedar basa-basi untuk mengetahui keberadaan Jaja.

Caca yang sudah mengikuti instruksi dari Kevin, mengerutkan dahinya bingung. Di sini tidak ada Jaja.

"Si Kevin pasti ngibulin gue nih!" ketusnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 31, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Caca & JajaWhere stories live. Discover now