Menuju Dewasa

38 5 0
                                    


Anak kecil menjadi remaja, remaja menjadi dewasa, dewasa menjadi tua, dan bertemu pasangan akhirnya memiliki keturunan lalu mati. Begitulah kehidupan. Anak kecil yang sering bermain, takkan terus bermain-main hingga tua. Ada impian yang harus digapai ada cita-cita yang harus dicapai.

Begitu pula aku dengan kisah saya. Berbagi tawa, perhatian, dan cerita, hingga tanpa sadar kita telah menuju dewasa. Dimana setiap detiknya seharusnya bukan untuk bermain, melainkan menggapai mimpi agar jadi nyata. Rasanya baru kemarin saya menemukan sesosok laki-laki yang perlahan merubah dunia saya. Dia punya pikiran yang kritis disertai sikap yang, sedikit menyebalkan. Kita datang dari titik yang berbeda, membuat perjalanan, hingga bertemu di titik yang sama. Layaknya dua buah garis, yang hanya berpotongan kemudian sibuk pada arahnya masing-masing. Sikap ramahnya yang buat saya dapat mengenal dia, sebagai seorang sahabat.

Bumi kan terus berputar, dan waktu akan terus berjalan hingga Tuhan memerintahkan tuk berhenti. Kini anak laki-laki berseragam putih biru tersebut telah menuju dewasa. Tak ada kata bermain baginya. Pikiran kritisnya semakin bertambah, dan sikap menyebalkannya pun ikut bertambah. Ditambah dengan sikap dewasanya yang buat saya nyaman, namun hanya sebatas sebagai kakak laki-laki.

Menuju dewasa dia mulai berfikir mengenai mimpinya. Tak ada kata bermain. Menuju dewasa kita belajar untuk melangkah masing-masing, menuju mimpi masing-masing. Biarlah kisah kita hanya menjadi sebuah kenangan yang berkesan bagi perjalanan hidup saya. Entah baginya. Ini bukan untuk menjauhkan silaturrahmi, melainkan menjauhkan harap-harap yang tak diharapkan.

Terima kasih.

Aksara LanaWhere stories live. Discover now