Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
˙˙˙˙
Samar-samar suara orang nelpon menarik atensi gue ke alam sadar. Perlahan gue membuka mata dan masih masang telinga, mencari sumber suara yang kedengeran agak bisik-bisik tersebut.
Usut punya usut, ternyata Yuna lagi telponan bareng Jisung di sofa. Kedengeran, telponnya di loudspeaker.
Gue denger-denger Jisung laporan kalau dia baru mau tidur, terus Yuna ngomelin suruh buruan tidur sebelum subuh. Beberapa saat kemudian mereka mengakhiri panggilan tersebut.
Gue mencium sesuatu yang mencurigakan hngg 🌚
Abis itu mata gue ga bisa ketutup lagi, alhasil gue memutuskan untuk bangun pelan-pelan dari tempat tidur.
Sebisa mungkin gue terlihat baru bangun dan nggak buat Yuna curiga kalau gue denger dia abis telponan sama Jisung.
Asik ni, ada bahan gibah lagi bareng Roje.
Xixixixi....
"Eh Kaka Lala," sapa Yuna pertama-tama.
Gue ngangguk pelan sambil ngucek mata. Penglihatan gue kok jadi burem dan mengecil ya?
Ingatan kejadian sebelum tidur beberapa jam lalu seketika memenuhi kepala gue. Iya, gue nangis kejer diem-diem sampe tidur.
"Yuna, ada yang aneh nggak di muka gue?" Tanya gue sambil duduk di pinggir ranjang.
Yuna ngalihin pandangan dari hp dia, abis itu teliti muka gue. "Mata Kakak bengkak banget."