☀️Dua Puluh Satu☀️

1.3K 169 60
                                    

"Sunday night after a rainy day.."

Hari Minggu ini Jerel memutuskan untuk bermalas malasan. Dia baru saja keluar dari kamar mandi dengan celana selutut dan kaus hitam kebesaran, sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Lagu dari Pamungkas juga tersetel dari speaker Harman Kardon miliknya.

"I love you but i'm letting go"

Jerel mulai ikut bernyanyi sembari memasang vitamin rambut.

Cklek

Jerel menoleh menatap kesal adik perempuannya, Ryujin. Kepala gadis kelas 11 itu menyembul dari pintu.

"Bisa engga kalo masuk tuh ketok dulu? Kebiasaan banget si!"

Ryujin menghiraukan omelan dari tetehnya. Beralih masuk ke kamar tetehnya dan melempar badannya ke kasur.

"A Haedar sama Minju jadian?"

Pertanyaan dari Ryujin menghentikkan aktivitas Jerel menyisir rambutnya. Jerel memutar bola matanya, "Au deh. Bukan urusan gue."

"Dih, cembokur lo?" Jerel menatap Ryujin tajam dari kaca. "Si Minju itu lagi maen di rumahnya A Haedar." ucap Ryujin.

Udah sejauh itu?

Entah kenapa dada Jerel terasa panas. Rasanya mau marah ke semua orang aja.

"Bodo amat s—"

Tok tok tok

cklek

"teh?"

Kini kepala si bungsu—Yuna—yang menyembul dari balik pintu Jerel.

"Kenapa Yun?"

"Dipanggil Bunda,"

Jerel mengangguk. Lalu meletakkan sisirnya ke nakas.

"Teh lagunya gua ganti ya?" ijin Ryujin. Jerel mengangguk, "Serah dah serah."

"Nice!"

Jerel segera bergegas kebawah, mendapatkan bunda Taeyon tengah mengiris bawang di meja makan. Di ruang tv cuman terdapat seulgi yang sedang berkutat dengan laptopnya lalu Jisung yang tengah bermain PS bersama Jaehyun.

"Kenapa bun?" tanya Jerel ketika sampai di meja makan. Ia mengambil satu cookies yang berada di dalam toples di meja makan.

"Bunda mau minta tolong boleh Je?" tanya Taeyon. Jerel mengangguk. Taeyon segera beranjak dari meja makan menuju lemari di dapur.

"Ini, tolong dianterin ke rumahnya Haechan. Titipan mamanya Haechan. Bunda lagi ngiris bawang, mau masak. Tolong ya, nak." pinta Jerel.

"Y-yah masa ke rumah Haechan si bun?"

"Ya orang titipan mamanya,"

"Kenapa engga Yuna aja? Atau Jisung? Atau Ajeff, Atau teh ugi?"

"Udah deh Je, cepetan ih. Mamanya Haechan ada yang mau diomongin juga tuh."

Jerel mengernyit, "Ngomong apaan?"

"Ngomongin nikahan!" celetuk Seulgi. Membuat semua menoleh padanya.

"Engga ada ya nikah nikahan! Masih bocah udah nikah nikah aja!" Omel Doyoung yang baru keluar kamar.

"Sensi amat si Doy?" sinis Seulgi.

"Udah Je, tolong dianterin. Mama Haechan nunggu itu."

Jerel menghembuskan nafasnya. Hadeh, dia harus ketemu sama si Minju Minju itu dong. Rasanya Jerel mau salto aja.

Musuhan → Lee HaechanOù les histoires vivent. Découvrez maintenant