BAB 15

499 28 0
                                    

Hi, back again ! Jangan lupa feedbacknya ya :)

********

            Sepulang dari rumah sakit, Zoe memutuskan untuk berbelanja. Ia pergi ke swalayan untuk mencari bahan masakan agar bisa disajikan nanti malam. Entah nantinya ia akan masak apa. Dirinya sendiri bahkan tidak tahu apa yang disuka dan tidak disuka oleh seorang Aaron Aldebaran. Apa mungkin pria itu punya alergi? Atau mungkin Aaron punya satu pantangan yang tidak bisa sembarang makanan bisa masuk kedalamm tubuh atletisnya. Ingatkan? Aaron itu orang penting. Mungkin saja dia sedang menjalani diet atau program kesehatan lainnya.

Sebuah trolly didorongnya kearah rak berisi bumbu masakan. Memilih sesuatu dari sana lalu melangkah maju kebagian daging. Zoe memerhatikan label diatas styrofoam. Ia sempat bingung akan memilih daging bagian mana ketika tiba tiba seseorang memanggilnya dari arah samping.

Zoe menoleh, memerhatikan wanita dengan rambut merah menyala dan setelan seragam kantor. Seperti yang sudah sudah, Zoe paham reaksi terkejut dari orang itu.

"Kau kah itu? Zoe Edward?!"

Zoe tersenyum kecil. Mengangguk ramah. "Dan kau..."

Perempuan itu mengernyit heran. "Zoe jangan bercanda. Aku Carol. Tetanggamu dulu di Pakistan!!"

Zoe sudah sangat pusing dengan kebetulan yang didapatnya secara tiba tiba belakangan ini. Tapi ia tidak pernah mengira akan datang sapaan seorang tetangga yang bahkan memiliki ratusan kilo untuk menempuhnya sampai ke London. Jadi yang dilakukan Zoe hanya tersenyum kiku mendapati sebuah pelukan hangat dari wanita nyentrik ini.

"Kau menghilang Zoe! Aku dapat kabar itu dan benar benar syok sampai pingsan. Astaga astaga, kau mengalami kecelakaan dan—dan hilang. Anakmu bahkan—"

"I know but," Zoe meringis. Merasa terganggu dengan tatapan orang orang disana karena suara Carol yang hampir seperti orang kesurupan. "Aku mengalami lupa ingatan."

"Apa?"

Zoe mengajak perempuan itu menjauh dari keramaian. "Iya, aku mengalami lupa ingatan semenjak kecelakaan itu."

"Berarti kau—" Carol menebak yang dibalas Zoe dengan sebuah anggukan pasti.

"Maafkan aku, tetapi aku sama sekali tidak mengingatmu."

"Astaga lelucon macam apa ini," Carol berdecak. "Aku hampir terkena serangan jantung melihatmu masih hidup. Aku pikir aku melihat hantu atau apa. Jangan tersinggung kumohon."

"Tidak apa,"

"Dan jangan bilang kalau kau lupa juga dengan Aaron? Suamimu itu?"

Mungkin kalau Carol datang lebih dulu sebelum ia bertemu Aaron. Zoe akan terkejut bukan main mendengarnya. Namun kali ini ia hanya bisa mengulum senyum malu malu.

"Aku memang lupa dengannya. Tetapi kita sudah bersama lagi."

"Zoe astagaa," Carol berbicara gemas. "Tidakkah kau tahu jika Aaron sefrustasi itu mencarimu? Bahkan dia pergi ke Pakistan untuk bertanya padaku apakah seorang Zoe ada disana atau tidak. Sebenarnya kemana saja kau selama ini, huh?"

Zoe sangat ingin menjawab semua pertanyaan itu. Namun ia tidak menemukan kata apapun karena posisinya disini masih sama bingungnya. Semua masih terasa tiba tiba.

"Aku—aku di London. Selama tiga tahun dan bekerja di rumah sakit."

"Aku tahu pasti kau akan kerja sesuai apa yang kamu mau," telunjuk lentiknya menyentuh lengan Zoe main main. "Kau adalah seorang suster yang paling banyak diincar dulu saat di Pakistan."

Us Again [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang