BAB 16

484 25 0
                                    

Back again, jangan lupa feedbacknya :D    


********

Suara hujan mengetuk halus jendela diluar. Namun tidak menyurutkan kehangatan yang terbagi antar dua sejoli itu. Ditengah ruangan, Zoe fokus menonton serial drama yang ditayangkan di tv nya. Sedangkan diatasnya, Aaron duduk di sofa menyesap teh tanpa memutuskan pandangannya kearah Zoe sejak film dimulai.

Hening yang tercipta terasa menenangkan. Aaron seperti sedang melihat Zoe di waktu dulu. Hari dimana semua masih terasa jauh lebih nyata. Perasaan mereka, keikatan mereka, kedekatan mereka. Aaron masih sama bersyukurnya. Dirinya masih diizinkan untuk sekali lagi bertemu dengan Zoe dan itu sudah lebih dari cukup.

Aaron menyadari jika Tuhan tahu batasannya. Tuhan tahu jika ia belum sanggup untuk kehilangan Zoe saat itu. Dan Aaron sangat mengerti, jika waktu itu akan tiba. Hari dimana Tuhan memberikan kebahagiaannya lagi dengan mendatangkan seorang Zoe. Walau nyatanya tidak menutup kemungkinan, ada perasaan tidak puas jauh disudut hatinya jika ia ingin anaknya juga kembali. Buah cintanya dengan Zoe.

Dirinya sangat merindukan Xavier. Sama besarnya dengan merindukan Zoe.

"Aaron."

"Ya?"

Zoe menoleh. "Bolehkan aku tahu sesuatu?"

"Tentu saja. Ada apa?"

Menyentuh karpet dibawahnya, Zoe nampak gugup.

"Eung, kira kira u-umur anak kita sudah berapa tahun, tahun ini?"

Aaron yakin ada sesuatu yang remuk didalam sana. Laki laki itu kemudian ikut duduk di karpet berbulu. Menatap Zoe lebih dekat.

"Delapan tahun," ia menyentuh dagu Zoe, mengarahkan pandangan kosong perempuan itu untuk memandangnya lebih lekat. "Kau mau aku membahasnya?"

"Jika kau izinkan."

"Baiklah," Aaron menyenderkan tubuhnya. Berusaha rileks walaupun menyakitkan harus membuka luka lama ini. "Aku akan menceritakan sebuah kisah indah saat itu. Tentang seorang anak yang sangat dicintai oleh Mommy dan Daddy-nya."


*****


London, tujuh tahun lalu.

Aaron tidak pernah menyangka setiap paginya kini terasa jauh lebih indah. Karena ketika ia mendengar suara rengekan dari kamar sebelahnya, Aaron yakin hidupnya masih akan terus berjalan.

Seperti sebuah alarm dimana ia perlu berhenti dari gelapnya mimpi, lalu berjalan lunglai dengan mata sayu. Ketika langkahnya terhenti dan hatinya langsung menghangat saat seorang perempuan dengan pakaian sederhana didepannya sedang menggendong malaikat kecil.

Salah satu kebahagiaannya yang lain selain dimana hari pertamanya bertemu Zoe.

"Aaron," wanitanya menoleh cemberut. "Ngompol lagi."

Aaron terkekeh. Kantuknya seakan menguap. Pria itu berjalan mendekat dan mengambil alih Xavier kedalam gendongannya.

"Kau siapkan saja bajunya, biar aku yang ganti."

"Memang kau bisa?"

"Aku baca beberapa cara merawat anak dari internet," Aaron meringis malu. "Dan aku rasa bisa. Sepertinya mudah."

Us Again [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang