trois: anya's enemies

949 133 0
                                    

1 year ago

Anya sudah berdiri tegak di gerbang sekolah untuk menjalankan tugas-tugas terakhirnya menjadi wakil ketua osis di sekolahnya. Bahunya sebentar lagi terasa lebih ringan, karena ia tak perlu sibuk mengabdi pada sekolah lagi. Ujian sudah di depan mata, ia harus fokus pada itu sekarang

"anyaa"

"apaa? Tumben lo udah dateng, sepagi ini?" ucap anya pada lita sambil melihat benda yang melingkar pada tangannya

"iya lahh, gue mau tandain murid baru hehe"

"tandain tandain, lo pikir-"

"nah kann ada yang gantengg, pasti jodoh gue sih ini yakin 100%"

Sahabatnya benar-benar seperti pemburu profesional. Memilih dengan cermat mangsanya, dan mendapatkannya dengan mudah. Sangat jauh dengan anya, dirinya sangat buruk dengan sesuatu seperti itu. Terakhir kali saja ia menolak kakak kelasnya saat menembaknya di lapangan sekolah, dan setelah itu ia dihujat habis-habisan karena menolak jevan.

Membayangkan kejadian itu membuat anya lemas sendiri, hampir 1 minggu ia tak dapat mendongakkan wajahnya menghadapi para siswi yang menjelek-jelekkan dirinya.

"kak anya, 5 menit lagi bel kak" adik kelasnya menyadarkan anya dari bayang-bayang kejadiannya saat itu.

"oh iyaa, kamu arahin murid-murid baru biar kumpul di lapangan yaa biar aku aja yang tutup gerbangnya" ucap anya

Anya sudah hampir menutup rapat gerbang sebelum sebuah motor menahannya. Ia memandang siswa yang berada di depannya. Ia menggunakan seragam smp, berarti ia murid baru.

"kamu gak tau ini jam berapa?" tanya anya

Ia hanya menatap datar anya dengan mata yang menyeramkan.

"baru jadi anak baru udah kesiangan kayak gini, gimana nanti?"

"masih ada waktu 2 menit" ucapnya pelan namun anya masih bisa mendengarnya

"ya, emang iyaa tapi emang harus mepet banget pas bel?"

Kalau anya tahan dia lebih lama lagi bisa-bisa ia tidak ada waktu untuk menuju lapangan. Ah tidak bisa anya biarkan, ia sedang tidak mood mendengar omelan...

"cepet parkir motor, terus langsung ke lapangan. Masih ada waktu 1 menit" setelah itu anya merapatkan gerbang lalu pergi ke lapangan.

»»»★★«««

Asna melangkahkan kakinya gontai. Berusaha meredam lelah dan haus tenggorokannya menghadapi kelas yang harus ia bimbing.

"naa? Kenapa?" tentu saja hal tersebut berhasil menarik perhatian anya untuk bertanya tentang keadaannya saat ini

"cape gua nya, ini aja tenggorokan gua kering banget sialan emang"

"jazlii datanggg, astagaa sayanggg kenapa kok lemes gini?"

"berisik lo ah gausah banyak nanya"

Siapa sangka walaupun wajah asna cantik, lembut mengalahkan lembutnya pantat bayi kini dengan santai memarahi laki-laki yang menjabat sebagai pacarnya. Lucunya jazli langsung diam ketika di sentak seperti itu oleh asna

"pfft, rasain" ledek anya

"june, abis istirahat ini langsung penampilan setiap ekskul kan?" tanya asna saat june baru saja menginjakkan kakinya pada meja yang sedang mereka tempati

Comρlicαtҽd✔Where stories live. Discover now