H2 🪴 Bertemu Dengannya Lagi

843 166 21
                                    

Sabtu, 07 Agustus 2021.

Jangan lupa tekan bintang dulu 🌟🥰

2. Bertemu Dengannya Lagi

Banyak pemuda yang hanya tampan, tetapi tidak mampu menjaga pandangan. Ditatap banyak perempuan untuk dipuji, dan memberikan harapan, lalu tidak mau ambil peduli.

•HANAN•
by AayuuSR

🪴🪴🪴

SORE ini seperti biasanya gadis bermata sipit itu mengayuh sepeda bewarna merah jambu miliknya menuju sebuah rumah. Tidak sekali pun, di setiap sore, dia tidak berkunjung ke Pondok Afsheen. Dia memang tinggal tidak jauh dari sana, hanya berbeda komplek saja. Dan Mardhea selalu menjadikan Pondok itu sebagai rumah kedua, rumah yang lebih nyaman dari rumahnya sendiri. Kanyuhannya memelan sebelum akhirnya dia membelokkan setir ke kiri, masuk ke dalam halaman yang ditumbuhi rerumputan. Dia turun dari sepeda, menuntun kendaraannya itu ke bagian selatan untuk menitipkannya di sana.

"Nitip ya, Paman!" Gadis itu berucap riang, diangguki oleh Paman Farel yang memang bertugas sebagai penjaga.

Hijab segiempat bewarna biru miliknya tersingkap ketika terkena angin, Mardhea dengan sigap memegangi agar rambutnya tidak terlihat. Namun, angin berhembus semakin kencang dan untungnya kali ini dia memakai celana kulot membuatnya tidak khawatir jika ikut terkena angin.

"Ck! Nih angin genit amat dah pengen liat aurat gue!" rutuknya kesal karena angin semakin kencang. Tangan kanan dia gunakan untuk memegang bagian belakang hijab, sedangkan tangan kirinya menahan bagian depan.

Baru saja hendak berjalan, tapi langkahnya terhenti ketika sesuatu menutupi kepalanya. Kini sebuah jaket menahan hijabnya agar tidak terbang, dia menoleh ke kanan dimana sang pemilik jaket berdiri. Mata sipitnya membulat ketika melihat pemuda berkaos biru berdiri dengan mata menatap lurus ke depan. Dari samping, hidungnya terlihat begitu mancung. Bulu matanya lentik dan garis rahangnya terlihat begitu tegas. Tampan. Hanya satu kata itu yang melintas di benak Mardhea.

"Mata lo, dosa, Zina!"

Kalimat yang sama.

"Lo siswa baru itu?!" Mardhea memekik kaget. Kali ini dia berdiri di depan pemuda yang masih tidak dia ketahui namanya. "Wah wah, kita ketemu lagi? Apa ini yang dinamakan—"

"Musibah."

"Ih nyebelin banget sih!"

Mardhea menghentakkan kakinya kesal, tanpa sadar melepaskan pegangan pada jaket di kepalanya hingga hijabnya kembali tersingkap. Pemuda di depannya segera balik badan, sedangkan dia menunduk untuk mengambil jaket yang jatuh. Begitu berdiri, keningnya berkerut melihat punggung tegap yang mengarah padanya. Dua detik berikutnya senyuman manisnya merekah, sadar kenapa pemuda itu memutar badan. Dia kagum, mengagumi bagaimana cara pemuda tampan ini menjaga pandangan. Karena banyak pemuda yang hanya tampan, tetapi tidak mampu menjaga pandangan. Ditatap banyak perempuan untuk dipuji, dan memberikan harapan, lalu tidak mau ambil peduli.

"Hanan, kamu ngapain, Sayang? Ayo masuk, Affa cariin kamu." Suara lembut masuk ke dalam pendengaran membuat dua remaja tersebut menghadap ke arah wanita cantik berhijab lebar yang kini berdiri di depan pintu rumah.

Hanan Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin