•01•

6.1K 250 15
                                    

"Oliver tolong bangunkan adik mu, kita sarapan bersama sebelum ayahmu pergi kerja" kata ibu.

"Baik bu" jawab kak Oliver.

Segera dia naik ke lantai dua dan menuju kekamar ku. Namun aku sudah bangun terlebih dahulu.

"Kari-"

"Hai kak, aku baru aja mau turun" kata ku.

Kakak ku hanya tersenyum dan dia merangkul ku untuk turun kebawah bersama.

Disana sudah ada ayah yang sudah duduk dikursi meja makan, sedangkan ibu sedang membuat minuman untuk kami.

"Oh anak gadisku sudah bangun" kata ayah.

Aku hanya tersenyum dan duduk didepan ayah.

Oh iya ayahku ini bekerja di dunia muggle, dia bekerja bersama dengan ayah nya Ron.

Bisa dibilang kita berdarah pureblood, karena nenek ku juga lulusan Hogwarts, kakek ku adalah temannya profesor Dumbledore, namun kakek ku sudah tiada.

Lalu semua siap dan kita mulai sarapan bersama.

Tiba-tiba ada suara burung hantu.

"Oh burung hantu milik profesor Dumbledore, sayang tolong ambil" kata ayah menyuruh ku.

Namun sepolos itu dan sebodoh itu aku mengambil surat tanpa melihat untuk siapa. Tanpa basa basi langsung ku berikan ke ibu.

"Oh dear, ini untukmu" kata ibu.

"Apa? Untuk ku bu?" Ibu mengangguk dan dia memberikan suratnya lagi kepadaku.

"Sudah pasti nak kamu akan bersekolah di Hogwarts" kata ayah.

Ayah ku lulusan Hogwarts juga dengan ibu.

Tanpa disadari aku bisa membaca pikiran kak Oliver.

Ya dia bisa membantuku mengajari anak baru bermain Quidditch -Oliver.

"Tidak, aku tidak ingin membantumu kak" kata ku.

"B-bagaimana kamu tau?" Tanya kak Oliver.

"Kamu lupa? Dia bisa membaca pikiran semua orang, sepertinya Karina memang hebat" kata ibu.

Kak Oliver malu, dan dia lanjut makan.

<->

Besok pagi nya ibu, ayah dan kak Oliver mengajak ku ke Diagon Alley.

Aku hanya memakai hoodie dan celana hitam polos.

Setelah itu kita berjalan di sekitar London. Dan sampai di sebuah toko yang isinya semua para penyihir hebat.

"Ah mr. Wood, seperti biasanya yah?"

"Tidak, terima kasih aku disini sedang menemani anak ku, Karina mencari peralatan sekolahnya untuk besok"

"Oh hi Karina, baru saja Harry Potter dan hagrid masuk ke Diagon Alley"

"H-Harry Potter?"

Kak Oliver membawa ku keluar lagi, tapi itu adanya tembok.

"Kak, siapa Harry Potter?" Tanya ku.

"Dia penyihir hebat Karina, dia penyihir yang bertahan hidup semasa you-know-who menyerang ibu dan ayahnya"

Lalu ayah dan ibu ku datang, mereka menggunakan tongkat sihir untuk membuka pintu nya.

"Woah" kata ku.

Lalu tembok itu terbuka dan benar-benar banyak orang yang sedang mencari peralatan sekolahnya.

"Welcome to Diagon Alley, Karina" kata kak Oliver.

𝐇𝐚𝐫𝐫𝐲 𝐏𝐨𝐭𝐭𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang