Uchiha Naruto

bab 14 : Kuro Shi

Setelah Itachi selesai menghitung rincian misi timnya, dia berdiri diam di tempatnya, menunggu perintah lebih lanjut dari Hokage.

"Dan Anda yakin Anda diberi tahu bahwa Tsuchikage-lah yang mengizinkan penyerangan terhadap unit Anda?" Minato bertanya tanpa ekspresi, untuk mencari tahu fakta sebenarnya. Berdasarkan detail yang diberikan oleh Itachi, itu tentu saja menambah tulang punggung informasi yang dia terima dari sensei-nya. Wajahnya menunjukkan ketidakpercayaan karena dia tidak menyangka Ohnoki akan bergerak melawan Konoha secepat ini. Pikiran serupa berpacu di benak Shikaku serta Tsunade.

"Minato, kita harus mulai membangun pos medis atau menugaskan ninja medis di semua pos luar patroli kita di dekat perbatasan Hi no Kuni. Mempertimbangkan aksi yang dilakukan Ohnoki, saya tidak akan terkejut jika dia memiliki lebih banyak ninja iwagakure yang mengintai perbatasan kita yang belum kita ketahui. Dan jika pertempuran terjadi di perbatasan, ninja medis atau tim akan membantu menyelamatkan nyawa. " Tsunade menasihati dengan bijak. Kenangan mengerikan dari Perang Dunia Shinobi Kedua dan Ketiga masih segar di benaknya. Seandainya Konoha menerima sarannya untuk membentuk unit medis di masa itu, mungkin… mungkin kakaknya, Nawaki dan kekasihnya, Dan masih bisa hidup. Tsunade menghela nafas saat dia menyadari bahwa tak  ada gunanya mengungkit-ungkit masa lalu untuk  saat ini. Minato menatap ke arah Siput Sannin dan menganggukkan kepalanya setuju. Dia mengerti apa maksud dan perasaan wanita itu. Dia telah mendengar dari sensei-nya tentang kehilangan yang Tsunade alami.

"Anda tidak perlu khawatir Tsunade-sama. Saya akan membiarkan Anda memilih personel mana yang paling cocok untuk dikirim ke perbatasan. Meskipun, mengirim tim ke setiap pos terdepan akan sulit sekarang. Saya yakin, satu ninja medis per pos terdepan tampaknya lebih masuk akal saat ini. Kami tidak bisa mengirim shinobi yang tidak berpengalaman ke garis depan secepat ini. " Minato menjawab, meredakan kekhawatiran Tsunade. Beberapa menit kemudian, Itachi dan Tsunade meninggalkan kantor Hokage untuk kembali bekerja. Minato menatap ke arah Shikaku yang sangat pendiam sejak kedatangan Itachi.

"Apa pendapatmu, Shikaku?" Minato bertanya dengan rasa ingin tahu.

"Saya berasumsi,  sampai pada kesimpulan yang sama?" tanya kepala Klan Nara dengan tenang. Membuat segel satu tangan, Minato mengaktifkan segel privasi di kamar.

"Hai. Meskipun aku yakin Itachi tidak memberi tahu kami berita palsu, agak sulit untuk percaya bahwa Ohnoki melakukan pendekatan langsung seperti itu, sendirian. Jika dia sudah mengumpulkan shinobi di dekat perbatasan Takigakure, Kiba no Kuni dan Kusagakure, tidak ada gunanya dia menyerang satu tim Anbu Konoha di Negeri Burung. Selain itu, misi Anbu sangat rahasia dan jika Ohnoki mengetahui informasi semacam itu, hanya ada satu hal yang saya bisa. berasumsi. Kami memiliki ... "Minato menyuarakan pikirannya.

"Kami memiliki pengkhianat atau mata-mata di antara barisan kami." Shikaku menyimpulkan. Minato mengangguk kecil karena dia juga memiliki pemikiran yang sama di benaknya.

"Aku merasa Danzo bekerja sama dengan Tsuchikage untuk menghancurkan Konoha. Hal itu tidak pantas baginya untuk melakukannya. Ketika Sarutobi-sama membubarkan Akar, dia juga meminta Danzo menyerahkan root shinobi di bawah komandonya. Setidaknya, itulah apa yang dia percaya. Para shinobi itu kemudian dikembalikan ke pasukan reguler Anbu. Dan tidak ada yang tahu berapa banyak dari mereka yang masih diam-diam bekerja untuk Danzo. " Minato berkata sambil berjalan di belakang kursinya dan menuju jendela. Saat dia melihat-lihat desa, dia memiliki perasaan buruk yang menumpuk di dalam dirinya. Dia tahu akan ada badai yang datang dan Konoha bisa sangat jatuh, jika mereka tidak siap. Meskipun memiliki beberapa shinobi yang kuat di desa mereka, jika lengah, tidak ada yang tahu apa yang bisa terjadi.

"Maka kemungkinan Danzo bekerja dengan Orochimaru juga sangat masuk akal. Mempertimbangkan bagaimana Orochimaru dan Danzo melarikan diri dari desa karena alasan pengkhianatan, itu masuk akal." Shikaku menyatakan.