―twelve.

192 88 2
                                    

"what's going on?"

felix terkejut ketika ia menolehkan kepala dan menemukan hyunjin di sebelahnya, "lo ngapain di sini??

"jin sumpah di depan sana ada guru."

"emang nggak boleh?" hyunjin mengangkat bahu. "gue tukeran bentar doang sama si eric, anaknya lagi jadi mata-mata di sebelah."

felix memutar bola mata malas, lalu kembali memperhatikan ke depan.

"lix serius lo kenapa sih akhir-akhir ini jadi suka diem?" hyunjin menginterupsi lagi. "cerita lah jangan malu-malu tai."

"mind you own business, jangan kepo," felix mencoret bukunya, asal.

hyunjin yang berada di sebelah tertawa, lalu menepuk pundak felix kemudian, "kalo galau bilang, siapa tau gue bisa bantu kan?

"itu... anon yang gue kasih apa kabar?"

"kacau," felix akhirnya terpancing untuk bercerita. "ternyata dia sekolah di sini juga anjir jadi pusing gue."

"ya bagus lah??" balas hyunjin cepat. "kalo cewek bisa digebet, kalo cowok bisa dijadiin sohib. simpel kan?

"lo kalo nggak jadi ketua osis gak usah dibawa ribet lah lix ahahaha hidup tuh dibawa santai ajaa."

"santai-santai your head,"

"dihh gak percaya," hyunjin memperbaiki duduknya. "itu gelang dari mana deh tumben banget lee felix pake gelang??"

"dari anon itu," felix memperhatikan gelang yang melingkar di pergelangan tangan kanannya. "dia kasih lewat pot deket toilet cewek."

"ohh ngerti-ngerti," hyunjin kembali tertawa. "nanti kalo chat lagi, ajak ketemuan lix biar greget,

"yakin deh bakal berhasil, kalo nggak pukul aja gue. oke?"

"nggak mau," felix memalingkan pandangan. "gue nggak mau tanggung jawab kalo ntar lo yang bonyok."

"anjir sombong banget..."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[#2] anonymous | lee felix ✔Where stories live. Discover now