Lengkara [Chanlix]

2.7K 243 51
                                    

notes ;
- bangchan x felix
- local!au [lokal!au]
-mature contents!
- inspired by : Menepis Harapan by Djenar Maesa Ayu

notes ;- bangchan x felix- local!au [lokal!au]-mature contents! - inspired by : Menepis Harapan by Djenar Maesa Ayu

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Sebatang rokok Malioboro yang belum disulut terselip diantara celah bibir pecah-pecah. Empunya tengah berjongkok, menalikan simpul tali sepatu ketsnya buru-buru. Belum terikat sempurna, namun langkah lebar nan cepat sudah terlanjur diambil. Peduli setan. Siapa yang mempedulikan ikatan tali sepatu disaat waktu sudah menggigit ganas?

Tangga dititi dengan tidak sabaran. Tas besar di lengan yang nyaris saingi tinggi tubuhnya serasa tidak berbobot lagi. Si surai blonde susah payah menyalakan pemantik api sembari kedua tungkainya sibuk menuruni undak-undakan pendek di hadapan.

Satu dengusan praktis tercetus dari pemuda itu. Mungkin sudah saatnya ia keluar dari bangunan rumah susun ini dan mulai mencari kontrakan sederhana di pinggiran kota. Sekecil apapun tidak masalah, setidaknya ia tidak harus menghabiskan tenaga naik turun tangga hingga ke lantai 7 setiap hari.

Wacana itu akan Felix laksanakan setelah gajinya bulan ini cair tentu saja.

Alisnya mengekerut saat batang tembakau tidak kunjung nyala. Langkahnya terhenti, memfokuskan atensi pada dua benda kecil di depan mulutnya.

"Kiw, neng geulis." Satu suara menyapa, hanya dibalas dengan lirikan acuh. "Cakep amat sore-sore gini udah rapi. Mau kemana, tuh?"

"Bacot."

"Galak. Kata nyokap gue orang galak sulit dapet jodoh."

Felix memutar bola mata, jengah. Rokok berhasil memercik bara, ia segera tancap gas dari sana. Melanjutkan langkah untuk mencapai lantai dasar bangunan ini.

"Neng!"

Setengah hati, ia kembali menoleh.

"Kapan bisa gue 'sewa'?" Minho - cowok yang tinggal di lantai 3, melempar satu tanya sebelum nyengir kurang ajar.

Felix terdiam di tempat, tatap lawan bicaranya datar.

"Kangen service lo. Luangin waktu, dong."

Berpikir sesaat sembari mengingat-ingat jadwalnya, akhirnya ia mengangguk menyanggupi. "Transfer ke norek gua yang biasanya. Nanti gue kabarin lagi."

"Siap laksanakan." Pria berambut coklat terlihat antusias. "Boleh request, kan?"

Felix mengernyitkan dahi. Mengangkat satu garis alisnya, meminta lawan bicaranya untuk melanjutkan kata-kata.

"Anak SMA, dong." Satu tawa renyah tercetus. "Beberapa hari ini gue kepikiran rok pendek abu-abu anak SMA mulu. Keknya bagus kalau lo yang pake."

Tidak masalah. Banyak pelanggan Felix yang meminta hal yang serupa sebelumnya. Toh seragam SMA putri juga tidak terlalu sulit untuk disewa. Ia bisa mendapatkannya dengan murah di toko online, plus masih dalam keadaan yang bagus juga.

Biiby [Harem!Felix]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora