1

34.2K 1.8K 178
                                    

Ketegangan terjadi dikediaman keluarga Traippipatanapong. Tuan Thana selaku kepala rumah tangga berjalan mondar-mandir menunggu anak buahnya. Semoga saja berita yang mereka bawa adalah kabar baik. Madu, Nyonya Traippipatanapong terus saja memeluk putra bungsunya sekali-kali air mata menetes diwajah cantiknya.

"Tuan??" Panggil Bright. Orang kepercayaan keluarga Traippipatanapong.

"Kabar apa yang kamu bawa Bright?"

Bright menundukkan kepalanya "maaf tuan sepertinya mereka menolak tawaran kita. Mereka tetap menginginkan Kana"

"Tidakkkk!!!!!" Madu berteriak. Membuat Kana yang sedang tidur berjengkit kaget. Kana mengucek matanya, menatap Mamanya bingung.

"Ada apa Mama??"

"Tidak ada apa-apa sayang. Sebaiknya kamu tidur lagi ya" Madu mengusap Surai Kana pelan agar anak itu kembali tertidur. Bagaimana pun Kana terlihat masih sangat mengantuk.

Thana menatap anak bungsunya, penyesalan terlihat jelas di kedua bola mata Thana.

Andai dirinya tidak memiliki hutang di masa lalu.

Andai dirinya tidak berurusan dengan 'dia' pasti ini tidak akan terjadi.

"Apa yang harus aku lakukan saat ini Madu??"

Madu memalingkan wajahnya enggan menatap wajah sang suami.

"Madu aku mohon jangan seperti ini" Thana menggenggam tangan madu. Kata maaf terus terucap dari bibirnya. Untung nya bright sudah membawa Kana ke kamarnya jadi anak itu tidak akan mendengar pembicaraan kedua orangtuanya.

Sedangkan di sebuah Mansion yang sangat megah berdiri seorang pria tampan dengan stelan jas mahalnya. Sesekali ia menyesap wine miliknya.

"Berita apa yang kau bawa Zee??"

"Saya mendapatkan sesuai apa yang anda inginkan. Saya sudah menolak segala tawaran mereka. Dan anda mendapatkannya kali ini. Mereka tidak akan bisa melawan anda karena kalau sampai mereka berani melakukan hal itu. Penjara siap menampung mereka seumur hidup".

Pria itu tersenyum licik " kerja yang bagus Zee. Besok kita akan menjemput dia. Persiapkan segala sesuatunya karena dia akan menjadi nyonya Joongcheveevat"

"Laksanakan tuan" Zee undur diri. Pria itu kembali menghadap kedepan memandang hamparan bunga matahari dihalaman luasnya.

"Tunggu sayang, sebentar lagi kita pasti akan bersama".

☀️☀️☀️

"Hooaaammm" Kana mengucek matanya, perlahan namun pasti pandangannya mulai jelas. Kaki jenjang nan seputih susu itu menyentuh lantai yang dingin membuat Kana berjengkit kaget.

Tidak peduli akan hal itu, Kana langsung melangkah kan kakinya ke kamar mandi, uuuhh badannya sangat lengket. Hanya butuh 30 menit untuk Kana mandi dan berpakaian kini ia melangkah keluar menuju meja makan yang sudah ada Mama, Papa dan kedua kakaknya. Grace dan Mild.

"Selamat Pagi Papa, Mama, Kakak" sapa Kana sambil mencium pipi semua orang

"Pagi sayang" jawab mereka serempak. Suasana meja makan terlihat seperti biasanya tetapi sebenarnya tidak. Jantung keempat orang itu berdetak kencang saat Kana turun kelantai bawah. Percayalah ini adalah hari yang tidak pernah mereka inginkan bisa terjadi.

Kana memakan nasi gorengnya dengan lahap, perut nya sangat lapar seperti nya cacing yang berada diperutnya bertambah. Selesai makan entah mengapa mendadak kepala Kana terasa pusing. Kana memejamkan matanya guna meredakan rasa sakitnya.

Mata Kana berkunang-kunang akhirnyaa, Kana tidak sadarkan diri.

"Huffff sebaiknya kita bawa Kana ketempat yang aman" ujar Madu sambil mengelus Surai Kana. Grace dan Mild mengangguk setuju sedangkan Thana menggendong tubuh Kana kelantai paling atas rumah mewahnya. Disana sudah ada satu set tempat tidur yang didominasi warna putih.

Dibaringkannya Kana diatas kasur. Lalu menarik selimut hingga dadanya. Kana terlihat sangat cantik seperti malaikat. Karena pagi ini Kana menggunakan kemeja berwarna putih.

"Kunci semua pintu, aktifkan semua Cctv aku tidak mau terjadi sesuatu pada Kana"

"Baik Papah" jawab Grace dan Mild.

"Sebaiknya kita segera turun" Ujar Thana. Madu memandang wajah Kana.

Mereka semua turun kelantai satu betapa terkejutnya mereka melihat pria dengan pandangan datarnya sedang duduk santai di sofa ruang tamu. Tidak jauh darinya ada 5 bodyguard dengan senjata ditangannya masing-masing.

"Well. Hello Mr. Thana. Apa kabar mu??" Ujarnya dengan smirk dibibirnya.

"Apa yang tuan lakukan dirumah saya??"

"Rumah kamu???. Apa anda lupa semua milikmu saat ini adalah milikku. Atau perlu saya perjelas??"

"Cukup Tuan Mew. Saya sudah menawarkan anda apapun yang saya punya tetapi anda malah meminta harta keluarga saya yang paling berharga! Apa maksud anda??".

"Karena yang berharga yang saya inginkan" ujarnya datar. Mew melangkah pergi menaiki satu persatu anak tangga menuju lantai empat dimana harta paling berharga milik keluarga Traippipatanapong.

Dibukanya pintu. Mata Mew dimanjakan dengan keindahan yang sesungguhnya. Indah. Bener-bener indah.

Mew menghampiri Kana, menyusuri wajah indah Kana dengan jarinya. Tanpa berbasa-basi Mew mengangkat tubuh Kana dan menggendong nya ala bridal style. Melewati semua orang yang berada di depan pintu kamar Kana termasuk kedua orangtuanya dan kedua kakanya. Tidak ada yang bisa mereka lakukan selain menatap kepergian Kana. Semoga. Semoga Kana tidak membenci mereka.

☀️☀️☀️☀️

Mew terus memandangi wajah rupawan Kana, mimpi apa ia bisa mendapatkan pendamping hidup sesempurna Kana, lelaki manis nan cantik yang menjadi incaran pria-pria kaya sepertinya.

Lelaki manis itu masih menutup matanya, dengan selimut berwana hitam yang sangat kontraks dengan kulit seputih susu miliknya. Memilih duduk di samping Kana dengan perlahan Mew menurunkan selimut hingga batas pinggang Kana. Mata Mew berbinar melihat bagian tubuh atas Kana yang tidak tertutup apapun, sebenarnya sesampainya di Mension Mew segera melepaskan semua pakaian yang melekat di tubuh Kana hingga Kana full naked. Jujur Mew sangat terangsang.

Dikecupnya nippel pink Kana, getaran aneh menjalar di seluruh tubuhnya. Tidak. Mew sudah tidak tahan lagi. Mew berdiri dari duduknya melepaskan semua pakaian yang menutupi tubuhnya lalu memposisikan tubuhnya diatas tubuh Kana. Mengelus pipi berisi dengan rona di pipinya. Semakin intens, mata Mew sudah berkabut gairah. Segera ia mencium bibir pink yang terlihat melambai kepadanya agar segera di Emut dan digigit.

Merasakan gerakan sang empunya bibir membuat Mew mengehentikan kegiatannya, memandang lekat mata yang siap terbuka, manik mereka bertubrukan, Kana dapat melihat wajah tampan Mew yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya.

"Siapa kamu??" Tanya Kana pelan.

Mew menyeringai "suamimu" mata Kana membola ia segara melapaskan Kungkungan dari pria diatasnya, tapi apa daya tenaganya tidak sekuat itu.

"Jangan memberontak baby, aku tidak suka penolakan mu"

"Apa mau mu?"

"Menjadikan mu istriku"

My Posesif Husband (18+)Where stories live. Discover now