Sinopsis. Malang kota kenangan. Kisah yang terukir di sana tak mungkin dapat kulupa. Kota itu membuatku jatuh cinta saat pertama kali kumenginjakan kaki. Hujan yang turun memberiku kebahagiaan dengan penuh canda tawa. Keceriaan yang ada selalu membuatku rindu akan kota itu. Kedua kalinya aku berpijak di sana, ada semangat dan gelora rindu. Sayang, tak seindah awal jumpa. Meski mendung jarang singgah, namun badai tiba-tiba ada. Saat hujan turun, bukan canda tawa yang terdengar. Kepalsuan yang menyimpan ego dan emosi menyakiti. Redup ceriaku walau senyum terukir di wajahku. Sendu malamku di dalam gelap tak berlampu. Untuk yang ketiga, kota itu menenggelamkanku pada kematian. Aku hidup, tapi mati. Jiwaku hampa. Hatiku memahat luka. Hujan sebatas rintik beralih deras di pipiku. Tak ada yang tahu, atau mungkin tak peduli. Jika sebelumnya kepalsuan dapat kuabaikan, topeng-topeng terbuka membuatku jatuh ke dalam jurang kekecewaan. Keengganan mematri hatiku pada kota itu. Bagiku, keelokan kota itu hanyalah fana dan dusta. Di sanalah luka yang kusimpan begitu lama semakin perih dan menganga. Lantas, dapatkah luka itu sembuh? Kembali hidup dan bahagia seperti sedia kala. Entah, bagaimana alur takdir membawa serpihan kisah yang tak terduga.