Cerita dua sepasang remaja. Haikal Wardana dan Maria Masyaid ketika berteduh di teras Gramedia. Maria yang bisa dibilang kupu-kupu sekolah bahkan tidak tahu jika Haikal berada satu sekolah dengan dirinya. Sikap Maria yang pendiam, membuat ia tidak tahu bahwa pria yang ia idamkan itu bersekolah di sekolah yang sama dengan dirinya. Hari itu, Haikal mengisi acara sekolah, ia bermain musik di atas panggung, jarinya sangat lincah di atas balok piano yang membuat Maria semakin jatuh hati. Dan gadis itu hanya bisa mengaguminya dalam diam. Hingga pada suatu hari, atas dorongan sahabatnya, Wina, Maria mengungkapkan isi hatinya pada Haikal. Namun, Haikal langsung menolak Maria begitu saja. Haikal tidak pernah berkata sekasar itu kepada wanita. Haikal terkejut, semua itu sangat tiba-tiba. Haikal tidak tahu harus meresponnya seperti apa. Sebelumnya tidak pernah ada yang mengajak Haikal pacaran seperti ini. Wina yang tahu akan hal itu pun sangat marah besar kepada Haikal. Dan yang membuatnya lebih marah adalah pacarnya, Doni yang tak lain sahabat Haikal itu menyalahkan Maria karena gadis gila itu membuat asma Haikal kambuh. Dan waktu pun berjalan begitu saja. Hingga pada suatu hari Haikal melihat Maria bersama seorang pria. Namun, Haikal belum tahu siapa pria itu. Dan dia pun tidak mau mencari tahu kebenarannya. Haikal pernah menyuruh Maria berhenti dan menjauh darinya. Satu kenyataanya yang ia dengar, Doni mengatakan kepada Haikal, bahwa jika Maria benar-benar lelah dan memilih bersama yang lain, jangan menyesal di kemudian Hari. Copyright ©2020, Ronald Ariyanto
29 parts