Sambungan komunikasi melalui telfon itupun terputus, sang anak berfikir keras untuk bagaimana memulihkan rasa sakit hati sang ayah, dengan membuat strategi-strategi yang membuat negaranya kagum. Dan saat itu dia mulai di hargai oleh negaranya karena ulah sakit hati sang ayah. Pusing-pusing kepala saya karena telah lama berfikir untuk sang ayah yang telah lama memendam rasa,asa dan kasih. (Sambil melihat bola dunia yang ada di mejanya dan berbicara dalam hati). Apa lagi ya?? Apakah semua ini lelucon?