Santri ABaTa (Ali, Bani, dan Tarek) Bermula ketika ABaTa terusir dari kosan karena tak mampu membayar uang bulanan. Mereka adalah pejuang skripsi yang gagal berulang kali. Uang bulanan mereka terpakai karena satu kesalahan fatal yang dilakukan, yaitu terlihat judi. Mereka bertiga tak berani pulang ke rumah sebab takut akan reaksi orangtua mereka. Ali yang takut ibunya serangan jantung, lalu Bani dan Tarek takut dihapus hari kartu keluarga oleh orangtua mereka. Kesempatan emas terbuka untuk mereka bertahan hidup di Bandung. Sebuah pondok pesantren membuka penerimaan santri baru khusus untuk anak yatim atau anak jalanan tanpa dipungut biaya. Walau mereka bukan tipikal anak yang taat beragama, tetapi apa boleh buat. Dengan menjadi santri, hidup mereka akan terjamin. Mulai dari makan, tempat tinggal, dan tentunya tidak perlu pulang ke rumah untuk sementara waktu. Bagaimanakah kisah mereka memulai kehidupan di Pesantren Al-Qomar sebagai seorang santri baru?