Égoïste après

2.7K 419 164
                                    

3 tahun berlalu semuanya terasa berbeda.

Bukan kemajuan yang didapat, namun kegagalan telak.

Kun, Ten, Winwin, Lucas dan Yangyang hampir gila mengingat fakta Hendery dan Xiaojun yang tak kunjung membuka mata.

Bahkan tak terasa jika di saat tertentu mereka bisa menjadi sangat sangat egois.

Pergi sendiri-sendiri dan melupakan 3 anak manisnya. Padahal di tahun awal bagi ketiga putranya itu mereka sangat bertanggungjawab, menemani hari demi hari dengan alasan belajar menjadi ayah yang baik, namun perlahan tanpa sengaja mereka seolah membuat tembok imaginer sendiri.

Di mana janji untuk melindungi? Di mana janji untuk menyayangi? Benarkah mereka orang yang sama yang mengatakannya?

Entahlah?























Di setiap sang ayah memilih abai, ketiga putranya itu mati-matian menahan tangis yang kemudian mengendap di ulu hati.

Mereka hanya bisa bicara dengan lugas pada sang Mama, mereka akan jujur tanpa menutupi segala perasaannya pada sang Mama.

Xiaojun pasti mendengarkan mereka kan?

Tahun mungkin boleh baru menginjak angka 3, tapi mereka Werewolf, mereka half, usia mereka tentu berbeda jika di sisi manusia dan serigala. Pemahaman mereka lebih luas dari manusia umumnya.
































Jungwoo dan Sunghoon tengah menangis kencang di samping ranjang Hendery kala akhirnya ayahnya itu membuka mata dengan lebar.

Tanpa kata Hendery bangun perlahan, tubuh yang lemas dihiraukan, tangannya meraih tubuh kedua balita itu untuk di dekap dengan sayang, lalu saat matanya melihat di lantai terdapat anaknya yang lain sedang duduk diam dengan raut pias, tangannya yang kecil menggenggam sebuah kalung dengan liontin berwarna merah muda, seperti warna mata Ruby.

Hendery mengenali anaknya, dari bau maupun paras karena Ruby selalu memberitahunya, memberitahu semua kejadian dan apa yang terjadi padanya. Hendery paham.

Tuhan....... Hentikan jerit tangis pilu ini.

Kenapa saat Hendery berhasil berjuang melawan dirinya sendiri, begini penyambutan selamat datang untuknya....

Jeongin berdiri angkuh, bersandar pada pintu kamarnya.

"Ternyata, serigala seperti mereka bisa brengsek juga ya....."

"Jaga bahasamu, ada anakku di sini"

Jeongin berdecih sinis, Vampir itu masuk lebih dalam, berjongkok dan mengusap surai si Alpha kecil yang seolah patung. Tak bergerak seinci pun.

"......aku benci ayah"

Hendery menoleh dengan terkejut.

Jeongin tertawa sumbang melihatnya.

"Kau dengar, aku selalu berusaha mengajarkan hal baik pada mereka, tapi tingkah saudaramu itu membuat mereka rusak dengan sendirinya, kau paham? Entah apa yang harus ku katakan jika Xiaojun bangun nanti"

Jeongin mengusap air mata yang tumpah di wajah Alpha kecil itu lalu menarik tubuhnya untuk di rengkuh.
"Sungchan...... Mama pasti tidak akan suka jika kamu berkata seperti itu-"

"Mama tidur Bibi, Mama tidur"

"Mama mendengarmu sayang"

Jeongin tak henti-hentinya membisikkan kalimat baik pada si Alpha.

6 Alpha •WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang