Chap.24

2.3K 342 16
                                    

Dua hari tanpa Jungkook. Itu bagaikan mimpi buruk, tau? Ditambah dengan kondisinya yang belum sembuh total karna luka sialan di dahi kiri atasnya. Sudah agak kering, tapi jelas masih sakit kalau banyak bergerak karna pinggirannya memar sedikit. Makanya Hyeri masih menyuruhnya memakai salep dan plester agar lebih cepat kering dan jahitannya bisa jatuh.

Satu jahitan, tapi Rose khawatir dia tidak cantik lagi. Meskipun banyak yang menenangkan kalau bekas lukanya tidak akan kelihatan karna tertutup rambut.

Kali ini Rose bukan tinggal dirumah Jimin dan bibinya, melainkan kediaman keluarga Jeon. Ternyata ibu Jungkook tak kalah khawatir ketika Jimin memberitahu kalau dia mau ke Busan menjemput Rose yang terluka disebuah insiden perkelahian dengan orang asing dan seorang Dosen. Lalu Ayah Jungkook langsung menelfon Rektor dan menuntut agar Kim Miyeon yang sudah mencelakai menantunya agar dipecat, atau hal ini akan diseret ke kantor polisi dan kampus juga bakal kena imbas.

Rose yang sakit memang kelewat dimanjakan. Jimin dan bibinya berkunjung empat kali sehari dalam dua hari ini. Dia dilarang kesana kemari oleh kedua mertuanya atau hal ini dilaporkan pada orangtuanya di Australia yang sama sekali belum tahu hal ini.

Kesehariannya hanya berada diatas ranjang dan berbaring dengan bantal yang harus sangat empuk agar lukanya tidak sakit. Di nakas ada segelas susu yang tinggal setengah karna dia meminumnya untuk mengelabui Hyeri tadi. Atau dia akan menjadi seperti Sandara. Dan juga buah jeruk yang sudah dikupas oleh salah satu pelayan rumah untuknya.

Tapi dibanding semua, dia telak rindu pada Jungkook. Mereka bertelfonan beberapa kali tapi harus terputus-putus karna jaringan disana memang buruk. Sejelek Jung Shuhua itu. Rose ingat bagaimana Ia harus berteriak dan berjongkok didekat dinding saat bertelfonan dengan ibunya atau Jimin saat masih di Gwangjun.

Pintunya tiba-tiba diketuk dan dia menoleh kearah benda pipih besar berwarna putih itu. "Masuk," sahutnya dengan suara khas. Lalu sedikit terkejut kala yang menyembul di cela pintu adalah Hyeri.

"Eomma?" Celetuknya.

Hyeri sudah nyaris seratus kali mengatakan pada Jungkook dan suaminya kalau dia suka sekali ketika Rose memanggilnya 'Eomma' dengan suara cempreng manis khasnya.

"Hai," sapa wanita itu. Terlihat cerah sekali kali ini.

"Itu apa?"

Hyeri malah menyengir ketika Rose melihat sebuah benda mirip buku tebal yang dia bawa mendekat kearahnya. Ia duduk di pinggir ranjang dan menyentuh rambut Rose dengan singkat sambil tersenyum.

"Sesuatu yang mau kutunjukkan." Ia menyodorkan buku putih tulang itu pada Rose yang mengerut bingung. Ia melihat tulisan diatasnya. "Justin Seagull? Namanya aneh."

"Hm," Hyeri mengangguk geli. Melihat tangan lentik Rose membuka sampulnya.

Terdapat angka 21 dan Rose membuka lembaran selanjutnya. Senyumannya mengembang ketika mengetahui kalau ini adalah album berisi foto kecil Jeon Jungkook.

"Kiyowo~"

"Kau benar. Saat bayi, dia sangat lucu."

Rose menatap semua isi foto dari lembaran demi lembaran. Pertumbuhan Jungkook yang wajahnya masih sama saja. Ada yang saat masih belajar berjalan, saat tidur dengan mata sedikit terbuka. Ada juga didepan wahana festival dengan senyum lebarnya, juga berjongkok di tanah sambil berwajah sembab. Bahkan ada ketika dia telanjang.

Rose tertawa kecil melihat semua foto itu, bahkan ketika dia sampai di halaman ketika Jungkook beranjak dewasa. "Dia kelihatan sangat lugu saat SMA. Rambutnya hitam sekali." Kagumnya.

The Lost Euphoria [2020]END✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang