20

45 6 3
                                    

Ica menghentikan langkah saat hendak keluar lobi sekolah. Melihat hujan mulai turun cukup banyak. Ia mengeluarkan ponsel dari saku seragam sekolahnya. Menghubungi sang mama yang ada katanya akan menjemput hari ini. Beberapa kali Ica mengubungi, sayangnya tidak ada jawaban. Mungkin mamanya masih di jalan.

Beberapa murid ada yang memaksa keluar berlarian menuju parkiran motor hingga seragam sekolah mereka lumayan basah. Ada juga yang sengaja bermain hujan bersama teman-temannya sampai tertawa puas. Ica yang memandangi itu jadi tersenyum iri. Ingin juga rasanya bermain hujan, tapi kalau sendirian kayanya nggak lucu kan?

"Kirain udah pulang daritadi" Suara itu sontak membuat Ica terkejut kaget. Entah sejak kapan dan datang darimana, tiba-tiba saja pria tampan ini sudah berdiri di sebelah kanannya.

"Ngagetin aja sih Jo," ucap Ica membuat Joshua terkekeh kecil. "Ujan gini gimana mau pulang," kata Ica memandang ke arah lapangan luas. Beberapa murid terlihat berlarian menuju parkiran. Ada juga yang berlari ke gerbang sekolah depan dengan payung ataupun jaketnya.

"Mau bareng?" Tanya Joshua.

"Nggak usah gue juga dijemput kok," jawab Ica yang langsung direspon dengan tatapan bertanya tapi juga terkejut oleh Joshua.

Ica yang mengerti reaksi itu langsung melanjutkan, "dijemput mama,"

Joshua yang mendengar itu langsung mengangguk paham dengan mulut membulat membentuk huruf O. Iya menunduk, tertawa kecil merasa aneh dengan dirinya sendiri. Kenapa ia harus merasa begitu lega saat Ica bilang ia dijemput sang mama?

"Gue temenin aja ya sampe nyokap lo dateng,"

"Eh jangan," tolak Ica segera. "Lo pulang aja duluan. Lagian bentar lagi mama gue sampe kok."

"Ya udah gue temenin daripada lo sendirian udah mulai sepi juga kan. Lagian masih ujan juga," kata Joshua melihat hanya tinggal beberapa murid yang masih berjalan di koridor belakang mereka.

Ica ikut memandangi itu. Iya juga sih. Sekolah mulai sepi, mana berani dia nunggu sendirian. Lita juga nggak tau kapan selesai kumpul sama anak taekwondo.

Suara hujan yang semakin deras masih mendominasi. Tidak ada obrolan apapun antara Joshua dan Ica. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Sampai Ica merasa ponselnya bergetar. Membuatnya bergerak merogoh saku seragam sekolahnya mengambil ponsel pintarnya. Melihat ke layar ponsel yang menyala menampilkan nama si penelpon.

"Halo ma,"

"Ca kamu udah selesai?"

"Aku udah nunggu mama dari tadi,"

"Ya ampun Ca maaf ya. Mama baru sempet liat handphone. Mama kayanya nggak bisa jemput karena masih banyak kerjaan."

"Jadi mama masih di kantor?"

Ucapan Ica itu sontak membuat Joshua menolehkan kepala memandanginya dari samping.

"Ya udah," ucap Ica menundukkan kepala menendang-nendangkan kakinya pelan. "Aku naik taksi aja,"

Ica mengakhiri panggilan itu. Kembali memasukkan ponselnya ke saku seragamnya. Kepalanya menoleh pada Joshua yang masih menatapnya.

"Lo duluan aja gue pulang naik taksi," kata Ica pada Joshua.

"Kok gitu? Nyokap lo nggak bisa jemput?" Tanya Joshua.

Ica mengangguk sambil memanyunkan bibir, agak bete sebenarnya, "masih banyak kerjaan katanya."

"Ya udah bareng gue aja."

Ica membelalak terkejut. Merasa tak enak Ica memilih untuk menolaknya, "nggak usah. Ujan gini yang ada nanti lo lepek,"

HaphephobiaWhere stories live. Discover now