Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
❛ ━━━━━━･❪ ❁ ❫ ･━━━━━━ ❜
Akhir pekan adalah saat di mana kau biasanya bersantai di asrama jika sedang tidak ada jadwal ke Hogsmeade.
Ruang rekreasi Slytherin tidak begitu ramai. Hanya ada beberapa anak yang bermain dan mengerjakan tugas di sekitarmu saat kau tengah membaca buku.
Fokusmu teralih, meletakkan buku itu di pangkuanmu saat suara yang kau kenali terdengar. Draco masuk bersama kedua temannya. Wajahnya memerah karena kesal dan tangannya terus menutupi hidungnya.
Draco menyuruh kedua temannya masuk ke asrama laki-laki. Hanya saja, bukan cuma mereka berdua melainkan semua yang ada di ruang rekreasi langsung berkemas dan berlalu, meninggalkan kalian berdua begitu menyadari aura tidak menyenangkan dari Draco Malfoy.
"Tunggu saja sampai ayahku mendengar ini," katanya dan kau masih tidak paham apa yang sebenarnya mengganggu Draco.
Kau memandanginya dengan kening mengkerut saat dia menjatuhkan diri di sebelahmu, tetap memegangi hidungnya. Kau menutup bukumu lalu meletakkannya di meja sebelum kembali menoleh pada Draco.
"Dari tadi kau memegangi hidungmu. Sini kulihat."
Tanganmu menyingkirkan tangannya yang sejak tadi menutupi hidungnya. Lalu kau melihat hidungnya yang memerah dan seketika itu gelak tawamu memenuhi ruangan. Sudah pasti hidungnya seperti itu karena terbentur sesuatu atau dipukul seseorang.
Dia masih tidak menatapmu, jadi kau harus memegang pipinya agar dia mau memandangmu. Kau mengamati hidungnya, menyentuhnya sedikit dan melihat ekspresi meringisnya.
Kau mengambil tongkat sihirmu lalu memandangnya, "Ini mungkin sedikit sakit."
"Seberapa sakit?"
"Tidak sesakit waktu kau jatuh dari sapu terbang di tahun kemarin."
Draco berpikir sejenak lalu berkata, "Oke, lakukan."
Draco menatapmu ragu-ragu saat kau menggerakkan tongkat sihirmu di depan wajahnya, lalu berkata "Episkey."
"Aw!" Tangannya refleks menyentuh hidungnya. "Kau bilang tidak sakit!"
Kau memutar bola matamu, "Kubilang tidak sesakit tahun kemarin. Sebenarnya kenapa hidungmu jadi begitu?"
Draco menghela napas kasar, "Tadi aku bilang kalau mau melihat ayam sialan itu dieksekusi, 'kan?"
Kau mengangguk.
"Lalu si mudblood itu tiba-tiba datang dan meninju hidungku!"
"Pfft- "
Kau berusaha menahan tawamu yang akhirnya lepas. Kau sudah melarang Draco, tapi anak ini tidak mau mendengarkanmu. Hewan itu sebenarnya tidak salah. Draco sendiri yang mencari masalah, jadi kau bisa membayangkan sekesal apa Granger sampai meninju Draco.
"Pergi sana! Dasar jahat!" Draco memunggungimu.
"Kau tidak serius mengusirku."
Kau masih tertawa kecil saat menyentuh punggungnya dan meminta Draco memutar tubuhnya.
"Maaf karena tertawa."
Sekesal apapun dirimu karena Draco yang mengganggu hewan itu, kau tetap khawatir jika sesuatu yang lebih buruk terjadi saat itu.
Dia tidak mengatakan apapun dan hanya memandangmu dengan wajah masam. Sorot matanya baru melunak saat salah satu tanganmu menangkup pipinya dan yang lain mengusap hidungnya.
Kau tidak tahan melihat wajah masamnya jadi kau melakukan sesuatu.
Kau mengecup hidungnya.
Membuatnya terdiam lalu mengerjapkan matanya.
"Lakukan lagi," pintanya.
Namun, kau kembali ke tempat awalmu duduk sebelum Draco muncul. Mengambil bukumu dan membuka halaman terakhir yang kau baca.
"Love!"
"Diamlah, aku mau melanjutkan bacaanku."
Kau mendengarnya berdecak lidah, namun tetap menghampirimu. Merapatkan tubuhnya padamu dengan menyandarkan kepalanya di bahumu.
"Dasar tidak pengertian."
"Katakan itu sekali lagi kalau mau kupukul pakai buku."
