Drei ;

3.9K 606 54
                                    

Gimana rasanya punya Bunda? I mean, gimana rasanya lo punya tempat buat cerita? Kadang, gue nggak ngerti kenapa Naka nggak mau punya Bunda baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana rasanya punya Bunda? I mean, gimana rasanya lo punya tempat buat cerita? Kadang, gue nggak ngerti kenapa Naka nggak mau punya Bunda baru.
-Jenova

🌫🌫🌫


Pagi ini, kediaman keluarga Arya sangat tenang dan hening. Sarapan tak seramai biasanya setelah sebuah pembicaraan sensitif yang harusnya tak dibicarakan pagi hari.

"Jadi, sejak kapan Ayah deket sama Tante Vela?" tanya Jeno penasaran. Ia yang paling antusias dengan rumor Ayahnya yang muncul di berita koran pagi ini.

"Ayah nggak deket Kak, kami cuma teman kerja."

"Nggak mungkin sampai masuk berita Yah,  mereka nggak bodoh." Sahut Naka cepat, kentara dari nadanya ia kesal. Bagaimana tidak? Ayahnya sekarang tengah terlibat rumor dan itu tentang wanita.

Meskipun bukan artis, tapi Wira Bheru Aryasetya merupakan incaran lawan dalam dunia bisnis yang cukup populer. Bheru Company masih memegang rating tertinggi dalam hal properti.

"Adek kenapa selalu gitu? Jangan macem-macem sama tante Vela." Arya mengingatkan, ia tau bagaimana sifat anak bungsunya yang kadang kelewat batas wajar saat merasa tak nyaman dengan sesuatu.

Naka, pernah mengerjai sekretaris pribadinya hingga wanita itu resign dari pekerjaannya. Padahal saat itu, Arya hanya mengajaknya makan malam untuk berterimakasih.

"Ayah masih ingat perbuatan kamu sama Maya, kamu nggak bisa seenaknya." kata Arya lagi, sedangkan Naka hanya mendengus.

Bagi Naka, mengerjai dengan menempelkan permen karet di kursi wanita itu bukanlah sebuah kejahatan. Ah, kadang ia juga membuat bocor motor sekretaris ayahnya yang dulu itu.

Naka tak suka, seorang wanita terlalu masuk dan ikut campur dalam kehidupan mereka.

Karena itu pula, Arya jarang sekali mempekerjakan wanita sebagai sekretaris barunya. Cukup Maya saja yang menjadi korban ketidaknyamanan Naka.

"Permen karet adek masih banyak Yah, Tante Vela rambutnya bagus." South Nayaka Jaemindra berdiri, hendak menyusun rencana. Ia akan pergi ke sekolah dengan cepat pagi ini.

"Adek, duduk."

Naka abai, ia meminum airnya cepat dan bersiap memakai tas nya asal. Bajunya sudah terhitung berantakan meskipun pagi hari.

"Duduk atau gue pukul."

Langkah Naka terhenti saat suara Jeno menginterupsi. Tangannya mengepal erat, ia tak suka saat Jeno mengintimidasi nya seperti itu.

Naka berbalik, menatap Jeno dengan pandangan menantang. "Lo seneng iya, mau punya nyokap baru?" tanya Naka dengan nada remeh. Sementara Jenova masih tenang menyantap sarapannya seakan tak terganggu.

"Lo malu ya karena piatu? Atau kurang kasih sayang?" Naka mengompori lagi, kali ini membuat suapan North Jenova terhenti. Dentingan sendok dan piring justru membuat Naka senang karena kembarannya itu terpancing.

Empat Arah Mata AnginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang