Zehn ;

3.4K 591 52
                                    

Ada satu masa keadaan benar-benar nguji gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada satu masa keadaan benar-benar nguji gue. Dan saat itu pula gue dihadapkan sama pilihan sulit. Punya Bunda yang selalu gue impikan sejak dulu, atau kehilangan harta berharga satu-satunya milik gue.

- North.

🌫🌫🌫

Jenova merebahkan dirinya ke kasur setelah dua jam ia berperang dengan fisika. Ia melirik layar ponsel yang sejak tadi berkedip.

Ada beberapa pesan masuk, salah satunya dari wakil nya yang senantiasa membantunya. Atau lebih tepatnya ia budak dengan sesuka hati.

Setelah nya Jenova kembali meletakkan ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah nya Jenova kembali meletakkan ponselnya. Turun ke bawah, mengambil air mineral dan menyegarkan tenggorokan nya.

Tak sengaja berpapasan dengan Naka yang ternyata juga tengah mengambil buah.

"Habis ngapain sob?" tanya Naka tanpa dosa lalu menggigit apelnya. Ia duduk di meja makan, melihat Jenova sekarang beralih membuat kopi. Pasti pemuda itu berniat begadang malam ini.

"Belajar. Lo sendiri?"

Ya begitulah mereka. Meskipun satu rumah, namun kadang rasanya asing karena mereka sibuk dengan dunia masing-masing.

"Mabar sama Echan sih. Tadi dia ngajakin, sekarang mau belajar." jawab Naka lancar.

Jenova menggeleng pelan lalu mengaduk pelan kopi yang sudah ia tuangkan kr dalam mug. "Belajar yang bener, meskipun PTS, tetep aja nilai penting."

Naka seperti biasa mengikuti ucapan kembarannya itu dengan wajah menyebalkan. Untung saja Jenova sudah kebal.

"Gue kangen Bunda Jen." kata Naka tiba-tiba saat hening melanda. Hanya suara dentingan sendok dengan pinggiran cangkir Jenova.

Jenova tak tau harus merespon bagaimana. Terlebih Naka hanya menghela napas setelahnya. Mereka serempak menatap foto yang terpasang tak jauh dari rak. Pigura yang sedikit dibesarkan oleh sang Ayah.

Empat Arah Mata AnginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang