33

745 95 6
                                    

"Yatta! Satu pukulan!" Pekik Lucy bahagia lalu bertos ria dengan Taurus.

"Moo! Kau hebat, Lucy!" Pekik Taurus dengan mata love-love sambil memandangi tubuh Lucy.

"Orang-orang disini sangat lemah," cibir Natsu sambil menghajar seseorang tanpa menggunakan sihir.

"Kau lemah, jadi jangan berulah," cibir Gray sambil menginjak-injak kepala musuh.

"Lain kali jadilah kuat jika ingin berulah," cibirku yang berdiri di atas tumpukan orang yang sudah aku kalahkan.

"Jangan pikir kalian bisa bebas begitu saja!"

"Master Devon tidak akan tinggal diam!"

"Kita sudah mengalahkannya," tanggap Happy.

"Si Teflon itu bahkan langsung KO. Aku tidak percaya jika dia masternya," ucapku menatap mereka sinis.

"Disebelah sini sudah aku atasi," ucap Erza yang berada di lantai atas.

"Sasuga, Erza!" Ucap Lucy lalu memberikan jempolnya.

Kemudian ada seseorang yang hendak lari namun Erza lebih dulu menendang orang tersebut.

"Jangan lari!" Teriak Erza sambil menendang orang tersebut.

"Sepertinya dihukum saja belum cukup," ucap Erza dengan aura menyeramkan sambil menginjak-injak bokong orang yang hendak kabur itu.

"Moo! Erza! Tolong hukum aku!" Pekik Taurus dengan mata love-love.

Tanpa sadar aku membayangkan bagaimana jika ada seorang cowok tampan yang bisa diandalkan tapi kelakuannya mirip Taurus dan kami harus tinggal di suatu tempat dan bertemu setiap harinya.

Aku bergidik ngeri membayangkannya. "Itu pasti merupakan mimpi buruk," gumamku pelan.

"Tutup gerbang paksa, ya!" Pekik Lucy lalu menghilangkan Taurus.

Dari tadi, kek. Batinku sambil menatap Lucy.

Setelah semua dibereskan, kami pun berjalan keluar dari markas tersebut.
"Ternyata selesai lebih cepat," ucap Erza.

"Aku belum puas!" Teriak Natsu kesal.

"Kau sudah mengamuk," tanggap Gray.

"Lucy, (Namamu)! Lihat ini! Aku menemukan permata!" Ucap Happy.

"Apa ada lagi, Happy?" Tanyaku.

"Hey! Jangan ambil barang orang! Dan kau, (Namamu)! Jangan memberi contoh yang tidak baik!" Omel Lucy.

"Haik, haik. Kau sudah seperti Poluchka Baa-chan, Lucy. Cerewet," ucapku.

"Aye. Lucy seperti nenek-nenek," tanggap Happy.

"Apa kalian bilang?!" Pekik Lucy garang dengan perempatan di dahinya.

"Arre? Bukankah itu Loke?" Tanya Happy saat melihat Loke yang berjalan sendirian ke arah kami.

"Oh?" Tanggap Loke yang juga melihat kami.

"Kebetulan sekali. Kau juga melakukan pekerjaan disekitar sini?" Tanya Natsu.

"Ya. Kalian juga? Halo, My Love," ucap Loke lalu merangkul diriku tapi detik berikutnya dia nyaris kena tinju oleh Natsu dan Gray.

"Jangan mencari kesempatan dong!" Pekik keduanya kompak tapi kemudian mereka saling tatap dengan sengit.

"Jangan meniruku!" Teriak keduanya lagi.

"Yare yare. Selalu seperti ini," keluhku.

"Tenanglah, My Love. Pangeran Loke yang tampan ini akan selalu-"

Fairy Tail X ReaderDonde viven las historias. Descúbrelo ahora