44˚*❀ Joshua

2.2K 176 12
                                    

req lyraazra_ seutarbukseu

—————
romance || marriage life
-
happy reading!
—————

"Jadi? Kenapa lagi?"

Itu pertanyaan dari pria berambut hitam yang ditujukan pada (y/n). Ia mengaduk pelan kopi americano miliknya yang telah hilang setengahnya. Ia menghela napas pelan, masih sabar dengan kegiatannya menunggu cerita keluh kesah dari wanita di hadapannya, walau waktu yang habis dalam keheningan sudah genap lima menit.

(y/n), wanita itu masih memainkan jarinya sambil memandang kosong vas bunga kecil yang ada di meja.

Keduanya masih sibuk berbincang dengan pemikiran masing-masing, sampai (y/n) membuka suara, "Shua, aku bingung. Apa memang dari awal dia tidak cinta?"

Joshua berhenti dengan kegiatannya yang memainkan minumannya, ia mengangkat kepalanya dan menatap dalam netra wanita yang sedang berbicara.

"Apa yang membuatmu berpikir begitu?"

(y/n) menghela napas dan tersenyum pahit. Dirinya juga tidak tahu, hanya saja ia berpikir seperti itu.

"Aku pikir, mungkin memang cinta yang dia miliki terhadapku hanya sekedar cinta platonik. Ya, dari awal aku hanyalah sahabat, bukan wanita yang bisa bersanding dengannya."

Kalimat (y/n) berhasil menggores sesuatu yang ada di hati Joshua. Rengut terlihat di wajahnya. Ia tampak tidak suka dengan perkataan itu.

"Jangan berpikir seperti itu. Semua yang terjadi ada alasannya, (y/n). Dan mungkin kau harus mengurangi kebiasaanmu menyimpulkan segalanya sendiri."

Beberapa perbincangan hangat terjadi selama hampir dua jam. Kedua sahabat itu akhirnya berpisah lagi kala ponsel Joshua berdering, ia harus kembali ke kantor.

———

(y/n) termenung menatap langit-langit kamarnya, larut dalam keheningan.

Ia mengingat kembali percekcokan yang terjadi antara dirinya dan suaminya.

———

[a lil throwback]

Sudah seharian (y/n) menunggu di rumahnya. Dengan perasaan khawatir, sedih, kesal, bercampur dengan satu. Ia menatap ponselnya yang berisi pesan-pesan elektronik yang ditujukan kepada pria yang sudah berstatus sebagai suaminya selama setahun ini.

(y/n) mencintai pria itu, sangat. Ia selalu punya waktu untuk memikirkan kebahagiaannya, menyampingkan urusannya hanya untuk memastikan pria yang dicintainya baik-baik saja.

Namun belakangan ini ia sadar. Ia terlalu banyak mengalah. Terlalu banyak memikirkan lawan interaksi hubungan pernikahannya ini, tanpa perasaan mutual dari sang pria.

'Apa perasaan ini terbalas?"

Konyol, mengingat pernikahan mereka sudah mencapai dua belas bulan, atau bahkan lebih. Namun (y/n) masih meragukan perasaan pria itu.

Jika kalian bertanya bagaimana awal hubungan mereka, (y/n) lah yang menyatakan perasaannya terlebih dahulu. Kepada pria manis itu, sahabatnya.

Pada awalnya ia berpikir perasaannya terbalas. Dengan semua kasih sayang dan perhatian yang ia dapatkan, mungkin kalian juga akan berpikir bahkan mereka saling mencintai.

Tapi beberapa hari yang lalu, (y/n) menemukan sebuah buku bacaan yang ada di rak buku suaminya. Cerita di dalamnya menunjukkan kisah tentang cinta platonik.

Seventeen || ImagineDove le storie prendono vita. Scoprilo ora