Chapter 28 (M)

3.4K 207 64
                                        

Author's Note:
Aku akan upload 3 chapters ya, ini yang pertama.
Tapi agak berjarak, soalnya honestly belom selesai.... Hehehe
Well, anyway, happy new year!

Sesampainya di kamar, Mingyu menjatuhkan tubuh Wonwoo di atas kasurnya sendiri, membuat mahasiswa itu mengerang kesakitan. Dengan tenaga yang tersisa, Wonwoo mencoba untuk mendudukkan dirinya.

"Kak, biar aku jelasin dulu—"

Satu tamparan mendarat pada pipi kanan Wonwoo, diikuti bentakan dari yang lebih tua.

"Jelasin apa, hah? Dulu kamu uda pernah kakak ingetin buat ga aneh-aneh lagi, tapi ini apa? Ga cuma sama satu cowok, kamu bahkan main sama dua sekaligus! DUA, WON!"

Wonwoo menggelengkan kepalanya.

"Buat kamu, satu aja ga cukup kan? Mau jadi jalang ta?"

"KAK!" Mata Wonwoo mulai berair. "Sumpah, bukan gitu."

Mingyu mengusap wajahnya kasar. "Jangan-jangan... selama ini kamu bohong kalau suka sama kakak?"

"Demi Tuhan, Kak Mingyu! Please dengerin—"

"Nggak, Won. Kakak beneran uda bilangin kamu, tapi apa?" Mingyu berjalan menjauh dari kasur Wonwoo sambil berucap, "Maaf, Won. Kayanya kamu emang ga bakal bisa paham kalau belom dikasih pelajaran."

⚠️ Trigger Warning: Violence ⚠️

Setelahnya, Mingyu kembali dengan sabuk yang biasa ia gunakan saat ke kampus di tangan kirinya. Ketakutan nampak jelas pada wajah yang lebih muda.

"Pilih, depan atau belakang? Ini kakak masih baik hati, nawarin kamu dulu."

"Ga mau, kak. Jangan gini, plis."

"Oke, belakang."

Mingyu membalikkan badan Wonwoo, membuat pria itu tertelungkup pada kasurnya. Mingyu hendak melayangkan sabuknya, namun tangannya berhenti di udara saat melihat tubuh Wonwoo bergetar hebat karena tangisannya yang semakin pecah. Ia berjalan sebentar ke dekat kepala Wonwoo, lalu mengusap kepala yang lebih muda seraya berbisik, "Sorry. Kakak lakuin ini biar kamu kapok dan beneran ga akan ngulang ini lagi. Karna kata-kata aja ga cukup buat kamu, kakak harus lebih teges lagi."

Setelah itu Mingyu kembali ke posisinya dan mulai mencambukkan sabuknya pada punggung Wonwoo.

"Ah! Sakit kak!"

Wonwoo hendak berguling untuk menghindari cambukan berikutnya, namun Mingyu menahannya. "Diem, Won. Kamu boleh nangis yang kenceng kalau ini sakit, tapi kamu harus tetep diem dan nerima cambukannya sampai kakak rasa kamu bakal kapok."

"Wonwoo berani sumpah Wonwoo uda kapok—"

Mingyu kembali mulai mencambuk Wonwoo dengan teriakan dan rintihan Wonwoo yang mengisi apartemen itu selama sekitar beberapa menit. Hingga ketika suara Wonwoo sudah semakin lirih, Mingyu menghentikan cambukannya. Ia membantu Wonwoo untuk kembali tidur terlentang, yang diikuti rintihan kesakitan yang lebih muda karena punggungnya baru saja menerima cukup banyak cambukan yang kuat.

"Sekarang kamu mandi, abis itu kita ngobrol."

Dengan suara yang sangat lirih, Wonwoo menimpali, "Wonwoo ga kuat, kak. Dan ngobrol apa lagi?"

"Kakak bantu kamu mandi dulu."

Mingyu mengangkat tubuh Wonwoo dan membawanya ke kamar mandi mereka. Sesampainya di kamar mandi, Mingyu membuka baju Wonwoo. Ketika melihat beberapa tanda bekas kegiatan Wonwoo bersama dua pemuda lainnya semalam, darah Mingyu kembali mendidih. Ada rasa tidak terima jika orang lain menyentuh adiknya itu, terlebih membayangkan jika ada lebih dari satu orang yang melakukannya.

Replaceable Protagonist (END) - minwon (meanie)Where stories live. Discover now