MPG 11

30.7K 1.5K 12
                                    

Hari ini kembali Pras menyambangi apartemen Bianca. Membuat si empunya apartemen kebingungan dengan kehadiran Pras. Padahal seingatnya, ia sudah mengatakan pada Pras untuk tidak lagi datang ke apartemennya.

Ia tidak ingin ada masalah yang timbul antara dirinya dan Husein. Jika pria itu tau bahwa Pras datang dan berkunjung, Husein pasti tidak akan suka.

Husein tidak mengenal Pras, tapi Bianca pernah menceritakan tentang hubungannya terdahulu dan alasan kenapa mereka berpisah.

"Kenapa lagi Pras?" Bianca bertanya dengan nada bosan ketika melihat Pras berdiri didepan pintu apartemennya.

Hari ini Bianca tinggal seorang diri di apartemen. Mbok Muh dan Pakde Muh tengah pergi mengunjungi salah satu keluarganya yang tengah dirawat di rumah sakit.

Sebenarnya Bianca tengah menunggu kurir makanan yang akan mengantarkan makanan yang dipesannya, ketika mendengar suara ketukan di pintu, Bianca dengan segera berlari membuka pintu karena ia memang sudah lapar. Tapi yang ia temukan malah Pras yang berdiri didepan pintu apartemennya, apalagi kali ini yang diinginkan oleh Pras.

Bianca tidak mempersilahkan Pras untuk masuk, keduanya berdiri didepan pintu yang terbuka. Hingga seorang kurir pengantar makanan yang dipesan oleh Bianca datang.

Pras dengan cepat mengambil dan membayar makanan yang dipesan oleh Bianca. Sementara itu Bianca hanya bisa terbengong saat Pras mendorong Bianca untuk masuk kedalam unitnya.

"Pras!" Bianca membentak pria yang tengah membawa makanan yang ada di tangannya ke arah meja makan.

Pras menatap Bianca dengan tatapan penuh tanya dan tampang tanpa dosa. Apa-apaan pria satu ini, maki Bianca dalam hatinya.

Dia benar-benar tidak mengerti apa maksud Pras berlaku seperti ini.

"Mau kamu apasih?!" Tanya Bianca kesal sambil melipat kedua tangannya didepan dada dan menatap garang kearah Pras.

"Saya mau nemanin kamu makan." Jawabnya enteng.

"Pras!" Bianca benar-benar kesal. "Aku nggak mau ditemani, aku bisa makan sendiri! Kamu keluar dari apartemen aku! Sebentar lagi mas Husein datang."

Bianca berbohong. Husein tidak akan datang karena pria itu tengah terbang ke Manado.

"Mas?" Pras terdengar mengulangi panggilan Bianca pada Husein.

Bianca tidak ingin menanggapi, dia malah berjalan mendekati Pras lalu menarik bungkusan makanan dari tangan pria itu dan meletakkannya diatas meja makan dengan kasar.

Setelahnya, Bianca menarik tangan Pras dan mendorong pria itu untuk segera keluar dari apartemennya.

"Bi, kita perlu bicara-"

"Nggak ada yang perlu dibicarain! Kita sudah punya kehidupan masing-masing Pras!"

Sebenarnya tenaga Bianca tidak begitu kuat untuk mendorong tubuh Pras. Pria itu menahan tubuhnya dan berdiri dengan tegap ditempatnya.

"Pras, please..." Bianca terdengar lelah. "Aku sudah punya hubungan baru dengan pria lain-"

"Kamu serius sama dia?" Pras bertanya dengan nada yang pelan.

Keduanya saling bertatapan. Lama Bianca terdiam. Pras malah tersenyum.

"Kamu tidak yakin, Bi."

"Pras, please pergi."

"Kamu masih mau saya, Bi?"

Bianca tidak menjawab. Ia begitu tercengang dengan pertanyaan Pras. Apa-apaan Pras ini. Kenapa pula harus bertanya seperti itu padanya. Bukannya waktu itu dia sendiri yang menginginkan perpisahan dan meminta Bianca untuk melepaskannya.

Lalu kenapa sekarang pikiran pria itu berbalik dan bertanya tentang pertanyaan aneh seperti itu. Apa Pras sedang berusaha untuk mempermainkannya. Keterlaluan.

Emosi Bianca tersulut. Tangannya bergerak dan mendarat dengan keras pada pipi Pras. Bianca menampar Pras.

"Jangan, jangan pernah menunjukkan  muka kamu didepan aku!" Seru Bianca.

"Kamu yang mau kita begini Pras! Kamu yang mau aku lepasin! Kamu yang nyari perempuan lain! Kamu yang menolak semua permohonan aku! Aku sudah merendahkan harga diriku untuk memohon, tapi kamu nggak mau peduli!"

"Sekarang kamu datang untuk ngacauin semuanya! Kamu pikir hati aku ini apa?!! Aku susah payah buat bangkit, Pras! Tapi kamu datang seenaknya kayak gini tanpa dosa buat apa hah?! Buat ngacak-ngacak hati aku lagi? Iya?!!"

Emosi Bianca sudah mencapai ubun-ubunnya. Ia mengungkapkan apa yang kini ada di kepalanya.

"Keluar kamu!" Bianca berteriak mengusir Pras.

Melihat Bianca yang sudah sangat emosi, Pras mengerti bahwa wanita itu butuh waktu. Dia tidak pernah melawan amarah dengan amarah jika berhubungan dengan Bianca.

Pras begitu mengenal Bianca hingga ia paham jika sudah seperti ini, dia lebih baik mengalah dan diam.

"Saya salah." Hanya itu yang diucapkan oleh Pras sebelum pria itu berjalan menuju pintu depan dan keluar.

Sepeninggal Pras, Bianca masih berdiri di tempatnya. Tubuhnya gemetar karena amarahnya, tapi sedetik kemudian air matanya jatuh tidak terbendung.

Kenapa Pras harus kembali mengusik hidupnya disaat dia sudah mulai melangkah bersama Husein. Apa yang sebenarnya diinginkan oleh Pras hingga pria itu kembali mengusik hidup Bianca.

Bukannya ini yang Pras mau. Dia yang meninggalkan Bianca dengan berbagai alasan. Bianca bingung dengan sikap Pras yang seperti bocah labil.

****

Hay hay semuanyaa...
Hari ini masih ada promo beli 4 pdf harga 50k dan 12 pdf harga 100k masih berlaku ya, kalian bebas pilih judul.

Ini untuk daftar pdf yang ready :
True love
The beauty one
The beauty one 2
Natasha
The star
Ex wife
Eternal love
Hira atmojo
Jennifer's wedding
Back to evil
My possessive girlfriend
Great life
Mr. Duda
Aruna
Truely madly in love
The scandal
Fake love
Istri Kedua Ben
Forever Yours
My Hani Honey
Liliana
My lovely livi
Hope
Nyonya besar
My Honey Hani 2
Dalang dibalik duka
Hope 2

Cuzz bagi yang berminat bisa langsung chat author ke 082286282870 yaaa...

XOXO


My Possessive GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang