Di penghujung hujan rindu mulai datang berkunjung, putaran jam seperti melukiskan bentuk wajah itu, meninggalkan senyum di setiap akhir waktu.
Malam selalu mengingatkan tentang kamu yang terpikirkan. Ada jarak sepanjang empat belas ribu empat ratus empat puluh koma tujuh puluh delapan kilometer hadir sebagai jembatan yang harus ku lalui. Di lain sisi banyak yang akan menguji dalam memahami satu rasa hati. Dikala rasa selalu berbalas, terkadang cinta selalu punya batas.
Pasti nanti kutemui resah yang mengalir dalam kisah, tertata dengan berbagai arah memastikan hati hingga utuh.
Mulai saat ini kamu kisah baru yang telah tertulis dikumpulan lembaran termanis. Dalam harimu kulihat kamu dalam tidurmu, kesederhanaan yang hampir sempurna untukku.
Mulai hari ini pula rinduku selalu tentangmu, dalam percikan teramat manis, kamu menjadikan dirimu alasan untukku menunggu.
Hingga saat itu tiba aku mampu berjalan menyebarangi dan 'membakar' jembatan jarak tanpa rasa takut untuk kembali karna aku tahu kamu pun menungguku dengan sabar di ujung jembatan itu.
Kamu sabar, aku belajar hingga semesta berpihak pada kita.
YOU ARE READING
Jarak
Poetry"Pasti nanti kutemui resah yang mengalir dalam kisah, tertata dengan berbagai arah memastikan hati hingga utuh."
