Menyesal

13 4 3
                                    



Hari ini Nako kembali ke sekolah setelah 2 hari 1 malam di rumah sakit. Tentu saja ia langsung menuju ke kelasnya karena ulangan dimulai kurang lebih 5 menit lagi, tak ada waktu untuk ke kantin maupun mengunjungi temannya yang ada dikelas lain.

"Pagi zheyengnya akuuu, udah baikan lukanya?" Sapa Ziya seraya menanyakan keadaan Nako. Sebenarnya sudah lebih baik, tetapi Nako masih tertatih-tatih ketika berjalan karena memaksakan diri tak memakai tongkat.

"Udah mendingan sih, tapi masih nyeri cekit-cekit dikit gitu, but i'm okay" balas Nako, lalu Ziya menuntun sekaligus menarik kursi Nako agar mempermudah sang pemilik untuk duduk.

"Nako," panggil Ziya yang berada disampingnya, "bentar lagi ada lomba buat perayaan ultah sekolah— posternya juga udah di tempel di mading depan kelas tadi pagi, lo bakal ikut gak?" Tanya Ziya dengan tangan kanan yang menopang kepalanya sambil menatap Nako.

"Nanti gue liat posternya dulu—kalo ada yang gue kuasai, pasti gue bakal ikut dan kasih tau lo pastinya," jawab Nako yang sibuk mengambil perlengkapan tulis-menulis di tasnya.

Saat semuanya sudah diletakkan di mejanya, bertepatan juga guru masuk, dan ulangan pertama hari ini adalah Kimia. Ya, inilah pelajaran yang Ziya paling tidak suka karena terlalu banyak anak beranak di rumusnya, padahal matematika yang ia sukai sama saja seperti itu.

~~~

Ulangan kedua adalah Biologi, dan keadaan di kelas Deo sekarang sedang agak kacau karena ada yang mendapatkan kisi-kisi dari Soal ulangan Biologi dan juga pelajaran setelahnya, Seni budaya. Seperti yang sudah diketahui, Deo tak terlalu peduli dengan Seni budaya karena Endru, sang maha tau dunia persenian menjelaskannya hampir setiap istirahat.

"Guys, cepetannn pengawasnya udah deket!" Teriak salah satu murid yang mengawas di depan pintu demi kelancaran teman-temannya menyalin kisi-kisi beserta jawabannya.

Teriakan itu pun dibalas dengan anggukan cepat sekaligus murid-murid langsung pergi ke tempat duduk masing-masing, termasuk yang berteriak tadi. Pengawas ternyata berasal dari sekolah lain, tentunya menambah kekhawatiran murid sekelas, was-was jangan sampai pengawas ini killer.

Sang pengawas cukup baik ternyata, memberi keleluasaan bagi para cheater. Deo tak heran lagi dengan kelasnya yang amat sangat jago dalam hal tersebut.

Setelah kedua ulangan tersebut selesai, Deo mengirim pesan di grup pertemanannya untuk berkumpul di pondok belajar depan gedung kelas 10. Grup beranggotakan Deo, Fael, Endru dan Geral, diberi nama "Grup tanpa Nama". Mereka tak terlalu memikirkan nama dari grup itu karena memang grup itu hanya digunakan untuk berbincang-bincang tak jelas, dan juga tak direncanakan.

Me:
P
Ngumpul di tempat biasa kuy

Deo menyimpan gawainya di kantong celana dan segera menuju pondok yang tak sampai 15 langkah dari posisi kelasnya. Ternyata Deo sering memberi kursus gratis pada teman-temannya dalam pelajaran MIPA, mereka cukup mengerti karena tak sampai 5 menit keempatnya sudah berada di pondok belajar tersebut.

"Deo, lo yang jaga Nako kemarin?" Tanya Geral sambil mendudukan diri disamping Deo. "Iya, emang kenapa?" Tanya balik Deo. "Soalnya kemarin gue liat Kana nyari lo di kelas, pas kita gak sengaja tatap-tatapan, Kana langsung senyum tanpa sebab—- kek ada sesuatu gitu," Jelas Geral yang mendramatisasi kejadian itu.

"Udah biarin dia gitu, palingan pas ketemu gue langsung 'hai beb~ kok kamu jalan sama Nako terus sihh, yang lebih pantas kan aku~' gitu aja terus sampe naruto punya sharingan," balas Deo yang terlihat sudah terbiasa akan kelakuan Kana.

DECALCO(MANIAC) [Slow Update] || Nako X MashihoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang