Chapter 4

24.9K 743 42
                                    

Unedited.


ZAYN

Cahaya matahari menyinari hampir setiap sudut Kota New York. Bagi Zayn, cuaca yang hangat ini sangat sayang dilewatkan kalau hanya dengan bermalas-malasan. Ia bersandar dibawah pohon rindang di taman NYU sambil membaca novel kesukaannya, Great Expectations karya Charles Dickens. Zayn mengagumi Pip, tokoh utama dalam novel itu. Dari sekian banyak rintangan yang ia lewati, pada akhirnya dia tertolong oleh seseorang yang tidak pernah ia duga. Zayn sering berpikir, kira-kira kejadian kecil apa yang akan berdampak besar padanya suatu hari nanti? Entahlah. Yang jelas, ia ingin mengeksplorasi imajinasinya di tiap halaman novel tersebut.

“Hai dosen tampan.” Niall muncul dari belakang pohon dan duduk disamping Zayn.

Zayn menutup buku dan mendecak. “Asisten dosen, Niall. Dan aku semakin yakin kau biseksual.”

“Ayolah, siapa yang tidak mengakui kau tampan di kampus ini?” Niall tertawa. “Omong-omong, Mr. Barnes ingin menemuimu.”

“Barnes? Nate Barnes?” Zayn menaikkan alis kanannya saat mendengar nama Dosen yang mempekerjakannya. “Pastinya dia cukup sibuk sampai ia tak bisa memanggilku sendiri.”

Niall terkekeh mendengar sindiran Zayn. “Barnes bilang ia akan mengundurkan diri bulan depan.”

Zayn terbelalak seraya memberi tatapan kau-pasti-bercanda pada Niall. “Si pria rakus jabatan itu mengundurkan diri?”

Nate Barnes adalah pria sukses sebagai arsitek, pengusaha dan tenaga pengajar. Sudah satu tahun lebih ia mempekerjakan Zayn sebagai asistennya. Lebih tepatnya, menggantikan posisinya sebagai pengajar.

Masalahnya, Barnes sering meminta Zayn mengajar kelas yang satu tingkat diatasnya. Tidak peduli ia paham dengan materi yang akan diajar atau tidak. Kalau bukan karena Barnes termasuk donatur di NYU (dan juga bukan karena ia pemilik gedung apartment Zayn) mungkin Zayn sudah mengundurkan diri.

Beruntung, Mr.Gunaade, adalah dosen yang mau membantu Zayn secara privat dalam hal itu. Selain mengajarkan materi dari Barnes, ia juga tidak pelit untuk memberi tahu Zayn cara mengajar yang efektif. Itulah salah satu alasan Zayn mau membantu mengajar mahasiswa Mr.Gunaade, saat ia berhalangan selama tiga bulan ini.

Sebenarnya Zayn mengerti dengan kesibukan Mr.Barnes. Namun bagi Zayn, disetiap pilihan memiliki tanggung jawab. Jika Barnes tetap memilih untuk menjadi Dosen, setidaknya ia turut andil dalam mengajar mahasiswa.

At least, berita yang disampaikan Niall memberikan angin segar untuk kehidupan Zayn.

Thanks mate.”  Zayn tersenyum sambil menutup bukunya. “Sebaiknya aku memastikan kabar baik itu benar.”

Niall menepuk bahu Zayn. “Aku turut berbahagia mate, kita bisa bermain Lucky Dare setiap malam sekarang.”

Zayn memutar bola matanya. “Terserah kau, Niall. Terima kasih atas informasinya.” Zayn hendak pergi ketika Niall berdiri dan menepuk bahunya.

“Beritahu padaku berapa ukuran dadanya.” Niall memberikan senyum mesumnya.

Zayn kembali memutar bola matanya, mengetahui siapa yang dimaksud Niall. Saat ini Zayn sedang tidak ingin mengingat kejadian kelab malam atau mengenai ciuman panas itu.

“Lebih besar dari Gaby.” Singkat Zayn asal ucap nama Gabriella.

Holy motherfucker…” Niall memejamkan mata tak percaya. Tangannya langsung meremas celananya.

Zayn terkekeh geli kemudian berjalan meninggalkan Niall dan lamunan mesumnya.

Padahal Zayn tahu, memori yang ia punya mengenai Lady hanyalah bagaimana lidahnya begitu lihai menari di dalam mulut Zayn, dan tatapan mata birunya yang terlihat begitu indah dan kosong.

The Virgin Night Lady // z.m [Discontinued - Revisi cerita di "Attached, "]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu