Putus

89 13 32
                                    

"Level tertinggi dalam mencintai
Adalah mengikhlaskan."
_Berbeda_

Setelah mengantar Yesika ke kliniknya, Alex langsung menuju kantornya, baru saja selesai memarkirkan mobilnya ada notif pesan di hp Alex dari Rara.

Seketika Alex menjadi marah dan kecewa dengan Putri, Alex langsung masuk kembali ke dalam mobilnya, Alex mengetik sebuah pesan ke Putri untuk mengajak Putri bertemu, kemudian Alex melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi karena emosi.

***
Di tempat yang Alex pilih

Alex sudah duduk di kursi taman, raut wajahnya merah, Alex sedang berusaha menahan emosi agar nantinya tidak menyakiti Putri, lewat fisik ataupun kata-katanya. Alex berusaha keras untuk tetap terkontrol.

Putri datang dengan senyuman, sekarang keputusan Putri sudah bulat untuk mengakhiri hubungannya dengan Alex, Putri akan jujur tentang semuanya pada Alex, semoga Alex mengerti.

Putri mulai mendekati Alex, dengan ragu dia menyentuh bahu Alex.

"Lex..." Alex menoleh ke Putri

"Duduk!" Perintah Alex dengan nada dingin

"Oke," Putri duduk di sebelah Alex dengan rasa tidak tenang

"Ada yang mau kamu jelasin ?" Tanya Alex tetap dengan nada dingin

"Maksud ka...mu ?" Tanya Putri dengan nada yang mulai takut, sikap Alex sangat dingin, nada bicaranya juga dingin membuat Putri semakin tidak tenang.

"Jelasin. Jelasin apa yang kamu ingin dari aku ?" Alex menatap Putri dengan tatapan sulit di artikan

"A...ku gak ngerti ?" Putri beberapa kali menarik nafasnya dan membuangnya untuk mengurangi rasa groginya.

Alex tersenyum dan membelai rambut Putri.

"Jangan takut, maaf." Sekarang Alex menggenggam tangan Putri dan nada bicaranya melembut

Alex sebenarnya sangat marah ke Putri, tapi saat melihat Putri ketakutan karenanya dia merasa lemah, amarahnya mereda. Tapi Putri malah melepas genggaman tangan Alex.

"Maaf, aku yang seharusnya minta maaf. Lex, aku minta maaf," ucapan Putri membuat emosi Alex kembali, tapi tetap Alex berusaha menahan emosinya.

"Untuk ?" Nada bicara Alex kembali dingin

"A...ku mau ki...ta pu-" belum sempat Putri menyelesaikan ucapannya Alex langsung berdiri dan memotong ucapan Putri

"Putus ? Iyakan ?" Alex menghadap ke Putri kemudian berjongkok di depan Putri. Alex mengambil sesuatu di saku jas nya, sebuah kotak kecil berwarna merah.

Air mata Putri mulai menetes saat Alex membuka kotak tersebut, cincin yang sangat cantik berada di dalam kotak tersebut.

"Kamu harus tau, cincin ini aku beli di Bali, aku gak punya keberanian buat ngasih ini ke kamu, aku selalu undur kasih oleh-oleh ke kamu, karena oleh-olehnya ini," Alex tersenyum miris

"Keinginan aku pengen ngelamar kamu. Tapi aku sadar kita berbeda dan ternyata mimpi aku pagi menjadi nyata."

Alex tertawa atau bisa di bilang menertawai dirinya sendiri, Alex merasa menjadi orang yang sangat aneh atau bodoh. Dia sangat mencintai Putri, tapi berbeda di antara mereka lah yang sudah menjadi penghalang dan sekarang dia mengetahui orang yang di cintai akan menikah sebentar lagi dengan orang lain.

Putri menunduk, dia tidak kuat dengan semua ini. Dia merasa sangat jahat pada Alex.

Alex mengambil ponselnya lalu menunjukkan pada Putri foto yang di kirim oleh Rara, tapi Putri tetap menunduk dan tidak melihatnya.

"Angkat kepala kamu Put dan lihat ini." Pinta Alex dan Putri pun menurutinya

"Maaf, Alex." 2 kata dari Putri dengan nada bersalah.

Alex berdiri dan mengambil tangan kanan Putri lalu Alex membuat mereka berdua bersalaman.

"Selamat." Satu kata dari Alex yang sangat menyakitkan bagi Putri

"Kata orang, level tertinggi dalam mencintai adalah mengikhlaskan. Dan sekarang aku sudah mengikhlaskan kamu. Bahagia ya sama Bagus." Alex tersenyum pada Putri.

Kemudian Alex memberikan kotak cincin beserta cincinnya pada Putri.

"Ini buat kamu, kalo tidak bisa untuk melamar kamu, anggap saja ini oleh-oleh dari mantan kamu. Kalo kamu gak suka buang saja." Setelah memberikan cincin Alex langsung pergi.

Sedangkan Putri menatap nanar kotak cincin dari Alex, Putri mulai membuka kotak cincin dan mengambil cincinnya. Ada ukiran nama huruf A&P. Putri menggenggam erat cincin tersebut, air mata Putri semakin deras.

"Maaf, maaf, maaf. Maafin aku Alex. Walaupun berapa banyak maaf dari aku gak bisa menghapus rasa kecewa kamu tapi aku benar-benar minta maaf." Putri menoleh ke arah Alex yang sudah berjalan pergi.

Dan kini Alex sudah memasuki mobilnya kemudian melajukan mobilnya. Terlambat, Putri terlambat saat ingin mengejar Alex dan menjelaskan semuanya. Putri mencoba menelvon Alex namun tidak di jawab lalu hp Alex mati.

"Aku harus hubungi Yesika." Putri menelvon Yesika dan menjelaskan semuanya.

Kemudian Yesika mengerti dan Yesika berkata akan menenangkan Alex jika Alex sudah tenang Yesika akan mengatur pertemuan Alex dan Putri.

Setelah menghubungi Yesika ada perasaan tenang di hati Putri, syukurlah Yesika orang yang baik dan bisa di percaya.

Berbeda[COMPLETED]Where stories live. Discover now