part 3

3.3K 514 40
                                    

"Heh Sunoo, si Niki kemana??"

Tanya para ciwik-ciwik. Biasa, kalo sudah ada yang ganteng dikit pasti langsung di kejar.

"Lah, mana kutau. Tadi pas bel anak itu langsung keluar, gak tau kemana"

Yep, bel istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu. Niki yang selama pelajaran hanya tertidur, langsung terbangun kala suara bel menggema di dalam kelasnya. Entah kecepatan kakinya yang luar biasa atau Sunoo yang tidak terlalu peduli dengannya. Begitu Sunoo menoleh ke kursinya, anak itu sudah hilang seperti terbawa angin. 'Anak itu manusia. Tapi dia punya banyak kemiripan dengan hantu' Sunoo berpikir ngeri.

"Sun, temani aku dong, ke perpus minjem buku" Jungwon berucap setelah menepuk pundak Sunoo. "Kenapa gak sendiri aja?" Jujur Sunoo malas untuk mengambil buku. Bayangkan siang bolong begini dan harus membawa tumpukan buku untuk kelas berikutnya. Belum lagi Sunoo lupa membawa uang jajan. Perutnya sekarang sedang menari-nari. "Kan bukunya banyak Kim Sunoo. Tidak mungkin aku bisa membawa semuanya," Jungwon menghela napasnya. "Tapi kan kamu atlet taekwo- AKHH!!"

"Sudah cukup. Ayo jalan!"

Tangan Sunoo ditarik paksa oleh Jungwon keluar dari kelas. Sedangkan Sunoo hanya bisa cemberut dan mengelus kepalanya karena pukulan dari teman atletnya ini. "Tak usah cemberut begitu, aku akan mentraktirmu nanti"
"Yang benar???"
"Hmm"

----------

Buku sejarah berada di rak paling atas. Terpaksa salah satu dari kami harus menarik tangga perpus untuk bisa mencapainya. "Kamu saja yang naik," perintah Sunoo. Jungwon tidak punya pilihan. Toh daripada ia menyuruh Sunoo dan serigala manis itu tidak mau membantunya.

Sambil menunggu Jungwon, Sunoo melihat-lihat buku yang berjejer rapi. Sepintas ia melihat seseorang tertidur di ujung perpus. Tempat meja dan kursi di sediakan untuk membaca tentunya bukan untuk tidur seperti itu. Orang itu menutup kepalanya dengan jaket hitam. 'Kurasa aku pernah melihat jaket itu' Sunoo berpikir, 'Ah bukannya itu jaket yang dipakai anak baru tadi?'

"Dasar. Bahkan waktu beristirahat pun ia habiskan untuk tidur. Apa Tuhan menciptakannya untuk tidur sepanjang hidupnya?" Sunoo mendengus.

"Ok Sunoo. Aku sudah selesai mengambilnya. Sekarang bantu aku mengangkatnya ke kelas."

"Hm"

Mereka berdua melengos pergi dari perpus. Saat kembali ke kelas, Jungwon kembali menghitung jumlah buku yang mereka ambil tadi. "Sun, bukunya kurang nih. Ambilin lagi, dong" "Kurang berapa emang?" Jungwon melihat kembali. Supaya tidak salah menghitung. "Kurang 3"

Sunoo berjalan kembali ke perpus. Saat sampai, tangganya tengah dipakai orang lain. Sedangkan waktu istirahat tinggal 7 menit lagi. Sunoo panik. Ia tahu betul bagaimana killer-nya guru sejarah mereka. Jika ia sampai terlambat, bisa-bisa ia dihukum nanti.
Tak lama Sunoo ingat sesuatu. Walaupun ia malas melakukannya. Tapi tidak ada pilihan lain. Ia segera berlari ke sudut perpus. Tempat orang itu tertidur tadi. Sunoo menepuk keras bahu orang itu.

"Hei! Bangun!"

Niki yang sedang asik dalam mimpinya terpaksa terbangun karena tepukan Sunoo yang semakin keras. "Apa maumu?" Tanya Niki jenuh. "Bisakah kau membantuku?" Sunoo tersenyum manis. Berharap cara ini ampuh untuk meluluhkan Niki. "Tidak." Senyum Sunoo langsung hilang. Digantikan dengan ekspresi kesal. Sudah pasti di dalam hatinya ia sudah memaki murid pindahan satu ini. Sunoo pun berbalik, kembali ke rak buku tempat awalnya. Setidaknya sekarang ia harus mencari cara lain dengan cepat. Sunoo berjinjit tapi tetap tidak bisa menggapai buku-buku. Sunoo mencoba untuk melompat. Berharap dapat menggapai buku itu. Namun percuma.

'Hahh...merepotkan sekali'

Niki berdiri dan menghampiri Sunoo. "Kau ingin aku membantumu apa?" Sunoo kaget. Ia menoleh dan mendapati Niki sudah berdiri tepat di belakangnya. Sunoo tersenyum cerah dan meluruskan kedua lengannya ke depan. Niki menatapnya bingung. "Berbaliklah" Niki berbalik. "Tekukkan sedikit kakimu" Niki hanya mengikuti arahannya walau tidak tau apa yang akan dilakukan teman sebangkunya ini. "Happ" Tanpa aba-aba Sunoo langsung melompat ke punggung Niki. Untung saja refleks Niki cepat, sehingga tubuh mereka tidak jatuh. Niki juga menahan tubuh Sunoo agar tidak merosot. "Kau berat," "Jaga mulutmu, orang jepang! Sekarang dekatkan tubuhmu ke rak. Aku ingin mengambil buku di rak atas." Niki menghela napas. Nampaknya selama satu tahun ke depan hidupnya tidak akan tenang karena memilih duduk di samping manusia serigala yang sayangnya manis ini.

"Oke, turunkan aku"

Setelah diturunkan, Sunoo mengecek jam di layar hp nya. Sunoo terbelalak. Mereka sudah telat masuk ke kelas. Bagaimana bisa ia sampai tidak mendengarkan bel? Tidak ada waktu untuk memikirkan itu.

"Niki, ayo pergi sekarang, kita sudah telat!"

"Ah-"

Belum sempat Niki membalas, Sunoo langsung menarik pergelangan tangannya dan berlari ke arah kelas mereka.
"Kenapa harus berlari? Apa salahnya jika telat sedikit?" Tanya Niki sambil terus melangkahkan kakinya. "Kau tidak tau seperti apa kejamnya Min-ssaem. Lebih baik kau percepat langkah siputmu itu!" Sunoo menoleh dengan ekspresi takut sambil terus berlari dan menggenggam lengan Niki. Niki terdiam.

'Mungkin dia orang yang tepat'

Niki berguman dalam hatinya sambil terus memandang orang yang tengah berlari di depannya.

To be continued

taruhan - SUNKIWhere stories live. Discover now