part 7

2.8K 459 62
                                    

"Kak Jay??"

"J-jungwon!?!"

----------

Mereka berempat kini duduk berkumpul. Suasananya benar-benar terasa sangat canggung. Bukan karena Niki dan Sunoo. Justru mereka santai-santai saja. Masalahnya disini adalah Jay dan Jungwon yang ternyata sudah saling mengenal lama sebelumnya. Sebenarnya, sebelum Jay pindah ke rumah yang saat ini ia dan kedua orangtuanya tempati, ia sempat menjadi tetangga namja manis dihadapannya ini. Ya, tetangga Yang Jungwon. Hal yang lumrah. Tapi, yang membuat canggung disini adalah, dulu sebelum Jay kecil pindah, ia berjanji akan menikahi orang yang ia cintai, yaitu Jungwon kecil. Suasana tidak akan sehening ini jika mereka tidak membiarkan ingatan itu tercetak jelas di otak keduanya.

Sedangkan Niki?? Dia hanya iseng mengajak Jungwon ke hadapan Jay. Tidak tau akan berujung seperti ini.

Niki dan Sunoo saling menatap bingung apa yang sedang terjadi. Niki memilih untuk tidak mempedulikannya dan langsung menagih janjinya. Ia mendekat pada Jay.

"Bagaimana Jay? Kau masih ingat janjinya, kan??" Bisik Niki.

Jay terhenti dari lamunannya. Menatap adik sepupunya itu. Ia diam sesaat.

"Belum. Kalau kalian masih bisa bertahan sampai liburan khusus nanti, baru aku bisa mengakuinya."

Sunoo membulatkan matanya. Sayup-sayup, ia mendengar percakapan kedua sepupu itu. Yang benar saja. Liburan khusus masih 3 minggu lagi. Apa ia harus bertahan selama itu? Dia bisa gila. Ya, sekolah mereka memberi liburan khusus bagi siswa kelas akhir untuk bisa merilekskan tubuh dan pikiran mereka sebelum persiapan semua jenis tes dan ujian akhir nanti.

"Lama sekali."

"Kenapa? Kalian saling menyukai kan? Karena itu kalian pacaran. Iya, kan??"

Niki mendecih. Pemuda itu langsung memalingkan wajahnya. Daripada ia harus terus melihat wajah sang kakak yang hanya membuatnya semakin jengkel. Jay hanya tersenyum tipis melihat tingkah adiknya. Jujur, Jay tidak bodoh untuk mengetahui bahwa hubungan Niki dan Sunoo hanya sekedar untuk memenangkan taruhan. Ia tahu seperti apa Niki itu. Anak itu bukanlah tipe yang dapat jatuh cinta pada pandangan pertama. Butuh waktu lama untuk mengasah hatinya yang seperti bongkahan batu. Dan ia rasa, Sunoo mungkin orang yang tepat.

----------

Saat ini Sunoo dan Jungwon sedang duduk santai di kantin sekolah. Memakan makanan pesanan mereka. Tapi, hal itu hanya berlaku pada Jungwon. Sunoo di depannya hanya terlihat memainkan sendok tak minat. Jika dilihat lagi, aura keduanya sangat berbeda. Jungwon yang makan sambil terus tersenyum di setiap kunyahan. Lalu Sunoo yang bahkan baru memakan dua sendok nasi goreng yang ia pesan. Nampak tak nafsu.

"Kamu kenapa sih!?! Kayak mau mati aja!" Ucap Jungwon tiba-tiba.

"Dih! Justru kamu tuh yang kenapa!?! Senyum-senyum gak jelas! Kayak orang baru jadian aja" Sunoo balas berteriak. Untung suaranya tidak sampai menarik perhatian murid lain.

Jungwon menyengir, "emang hehe.. sama Kak Jay.."

Sunoo langsung menyemburkan minumannya. Apa-apaan!? Mereka baru bertemu lagi kemarin. Dan sekarang mereka bahkan sudah memulai hubungan!? Gila. "Yaudah..aku traktir deh, sekalian PJ" Jungwon mengedipkan sebelah matanya. Lalu melangkah pergi membayar makanan mereka.

Sunoo masih mematung. Entah kenapa rasanya hari ini terasa seperti mimpi buruk.

----------

"Baik, hanya itu saja untuk hari ini. Tugas yang tadi ssaem berikan adalah tugas kelompok. Kerjakan dengan teman sebangkumu," Jung ssaem berucap mengakhiri pelajaran.

"Kalau begitu, Ssaem permisi," sambung Jung ssaem.

Mendengar Ssaem-nya telah pamit pergi, Niki langsung menelungkup kepalanya, tidur. 'tunggu dulu,' Niki menoleh. Tidak merasakan suasana negatif dari Sunoo, Niki membuka suara,

"Di rumahmu atau rumahku?"

Sunoo menoleh.

"Ya, kurasa di rumahku lebih baik. Sore ini. Jangan terlambat," Sunoo menjawab. Ekspresinya tampak agak berbeda hari ini. Niki tidak peduli. Tapi dia juga tidak bisa melihat Sunoo terus seperti itu.

"Ada apa denganmu?"

"Orangtuaku pergi ke Jepang untuk urusan pekerjaan. Di rumah aku sendirian, jadi aku sedikit kesepian."

"Oh"

Sunoo menatap kesal. Hanya itu balasannya? Apa dia tidak peduli? Tunggu. Kenapa juga Sunoo berharap? Sudah jelas itu tidak mungkin.

Tepat setelah mereka berbincang singkat, bel pulang juga bergema. Tanpa babibu, Sunoo langsung menarik tasnya dan pergi meninggalkan Niki. Entahlah, dia hanya SEDIKIT kesal dengan jawaban Niki.

----------

Niki saat ini sedang berkutat di depan hp-nya. Hendak membuka kontak 'pacar'nya. Ingin menanyakan sesuatu. Niki bingung. Sunoo tidak memberitahukannya harus datang jam berapa. Haruskah dia datang lebih lambat?? Toh tugasnya hanya sedikit. Atau mungkin datang lebih awal? Kata Sunoo dia kesepian, kan?

"Sepertinya seseorang sedang sibuk dengan pacarnya, aku ingin tau apa yang kalian bicarakan," dengan cepat Jay merampas hp yang ada di genggaman Niki. Sebelum membuka kontak Sunoo, dia melihat tulisan nomor tak dikenal di bawahnya. Penasaran, Jay bertanya, "siapa nomor tak dikenal ini?" "Oh itu.." tanpa mendengar penjelasan, Jay membuka dan membaca riwayat chat yang ada. Tunggu, ada yang aneh.

"ADIK KURANG AJAR!! KAU BAHKAN TAK MENYIMPAN NOMORKU!?!"

Niki yang sudah tau apa yang akan terjadi, berlari kencang ke arah kamarnya dan langsung mengunci pintu kamar. Berlindung.

To be continued

taruhan - SUNKIWo Geschichten leben. Entdecke jetzt