Part 8 ; 7 Tahun Yang Lalu.

2.7K 478 31
                                    

Seorang anak berusia 10 tahun sedang berjalan dengan bangganya melewati kerumunan banyak orang, kemudian naik ke podium dan menghadap ke para orang tua dan murid lain disana.

Ia tersenyum, sangat manis.

Lalu detik selanjutnya berucap beberapa kalimat yang sudah ia siapkan semalaman.

"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh..." Salamnya, yang langsung disahuti gumaman dari yang dibawah.

"Bismillah, sebelumnya, perkenalkan, Saya Keenan Aksa Ravindra, kelas 5-B. Akan mewakilkan Bu Siti, selaku wali kelas saya untuk berpidato di depan kalian."

"Jadi, hari ini adalah hari dimana para siswa kelas 5, naik ke kelas 6—"

"—Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, iya bukan?"

Pidatonya berlangsung, hingga 25 menit lamanya.

"Baiklah, itu adalah pidato saya untuk hari ini. Jika ada kata-kata yang salah maupun kata-kata yang tidak berkenan, saya mohon maaf. Wassalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakaatuh..." Keenan mengakhiri pidatonya.

Lalu berlari kearah kedua orang tuanya serta sang kakak yang tengah memandanginya bangga.

"Wih, adeknya kakak udah gede ya... Udah bisa pidato gitu.." goda sang kakak, sambil mengelus puncak kepala adiknya.

"Ih kakak! Gak tau apa?! Tangan Keenan jadi dingin gini!" Adu sang adik. Membuat Bagas tertawa renyah.

"Itu orangnya dikit lho dek, gimana nanti pas SMA, disuruh pidato di depan tiga angkatan? Hayooo..." Keenan bergidik ngeri. Membayangkannya saja tak ingin.

"Ayah! Bunda! Kita langsung pergi jalan-jalan yuk!" Ajak si bungsu.

"Ayo donk!" Jawab Hanindita— Bunda dari si kecil Aksa.

"Yuk ah! Biar nanti gak kemaleman pulangnya!" Sahut Rendy— si kepala keluarga Ravindra.

Mereka semua lantas masuk ke mobil. Perasaan bahagia mendominasi suasana hati ke-empat nya.
Hingga tak merasa kalau maut tengah megincar nyawa mereka.

·
·
·

Setengah jam perjalanan.

Canda tawa menemani mereka setiap saat.
Lelucon yang terlempar dari si bungsu langsung disahuti dengaan tawa ketinganya yang terdengar menggelegar di mobil yang cukup besar.

Hingga Rendy tak fokus menyetir dan lengah.
Tak tau kalau didepannya sedang ada mobil besar yang menyalip dan memakai jalur yang mobilnya kendarai.

BRAKK!!

Tabrakan keras terjadi.

Antara mobil keluarga Ravindra dan truk besar tadi.

Keadaan jalanan langsung macet seketika.
Para pengendara pun panik saat melihat kejadian itu. Lalu salah satunya ada yang menelfon pemadam kebakaran, polisi, maupun ambulans.

"Masih ada orangnya di dalem!!" Teriak seseorang bapak-bapak.

Dengan bantuan pengendara lain, tubuh Keenan dan Bagas berhasil keluar.

Sayangnya, tubuh Rendy dan Hanindita terjepit. Tak bisa dikeluarkan dengan mudah seperti tubuh anak-anak mereka.

·

Life ; AKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang