chapter 47

30K 1.9K 82
                                    

Cleva dibuat jengah dengan kelakuan vano.

Sudah lebih dari 1 jam vano terus menerus mengelus serta menciumi perut cleva menyapa anaknya yang masih dalam kandungan.

Bukan,bukan karena elusan di perutnya.Tapi karena vano tiduran di paha cleva sudah lebih dari satu jam.Itu membuat paha cleva terasa kebas.

Sedangkan vano sendiri tidak merasa bersalah dan dengan sengaja memejamkan matanya.

Cleva mengangkat kepala vano dari pangkuannya karena pahanya sudah sangat kebas.
"Mas tidur di kamar aja!"

Vano kembali meletakkan kepalanya di pangkuan cleva dengan tetap memejamkan matanya.

Cleva menghentak-hentakkan kakinya berharap tidur vano terganggu dan memutuskan untuk pindah ke kamar.

Bukannya bangun dari tidurnya,vano malah menahan kaki cleva dengan tangannya.

"Jangan gerak-gerak,nanti dedeknya ke ganggu!" Ucap vano sambil membalikkan kembali tubuhnya menghadap perut cleva.

Cleva membrengut kesal dan mengacak-acak rambut suaminya.

Vano menahan tangan cleva yang masih mengacak-acak rambutnya "elus kepala mas,jangan  ngacak-acak rambut."

Belum sempat cleva menjawab,bel apartemen berbunyi dengan tidak sabaran.

Vano berdecak kesal pada orang yang bertamu di saat ia sedang menikmati waktu berdua bersama istri tercinta.

"Mas punya utang ya?" Tanya cleva sambil menatap tajam suaminya yang terlihat cemberut.

Vano mendongakkan kepalanya menatap istrinya bingung "Enggak kok." Jawab vano jujur.

"Nah itu kok mencet belnya nggak sabaran,kayak rentenir mau nagih utang aja." ucap cleva

Ting tong
Ting tong
Ting tong
Ting tong
Ting tong

Vano menghela nafas panjang dan  segera bangkit berdiri untuk membukakan tamu yang tidak memiliki sopan santun.

Cleva bernafas lega saat vano bangkit berdiri.Matanya melotot melihat pahanya seperti baju kusut karena rambut vano.

Di lain sisi vano berjalan menuju pintu.

"Ada a-

Belum sempat vano meneruskan kata-katanya,suara teriakan nyaring yang sangat vano hafal sudah mendahuluinya.

"CLEVA SAYAANNG!!!???"

Vano langsung menutup telinganya mendengar teriakan melengking ibu mertuanya yang langsung masuk ke dalam apartemen diikuti seluruh pasukannya.

Vano langsung mengelus dadanya memperhatikan tamu yang luar biasa aneh.

Cleva yang sedang merenggangkan otot-ototnya tersentak kaget melihat kedatangan mama dan papanya serta kedua mertuanya yang datang tiba-tiba.

Mama langsung memeluk cleva erat sampai membuat cleva sesak.

"ma cleva nggak bisa napas." Ucap cleva.

Mama melepaskan pelukannya membuat cleva bernafas lega.
Sedetik kemudian nafas cleva kembali terhenti kala mertuanya gantian memeluk cleva tak kalah erat.

Mau ngomong sesak tapi nggak enak' batin cleva meringis

Vano yang menyadari bunda terlalu erat memeluk istrinya segera menegurnya."bun jangan erat-erat meluknya,kasihan cleva."

Bunda tersenyum malu dan melepaskan pelukannya pada sang menantu.

Bunda segera menuntun cleva untuk duduk di sebelah mama dan menghimpitnya.

Jodohku Dosen Killer {sudah Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang