《Crumbling》

637 81 3
                                    

Setelah acara kelulusan, Arjuna mengajak Laras shopping terselbih dahulu. Karena masih ada waktu sebelum acara di rumah Intan.

Mereka berdua tidak terlihat seperti kakak-adik, karena tubuh Arjuna lebih tegap dan tinggi. Sedangkan Laras kurus dan tidak setinggi Arjuna.

Sepanjang mereka berkeliling, tak sedetik pun Arjuna melepaskan tautan tangannya pada Laras. Juga, sikapnya jadi semakin manis.

"Kalau capek, bilang. Nanti aku gendong," ucap Arjuna.

"Eh, gak mau! Dilihatin orang lah malu," tolak Laras dengan pipi yang bersemu merah. Kalau saja tidak di mal, dia pasti mau.

"Iya gak apa-apa. Memangnya kenapa? Suka-suka suami lah, eh calon ayah."

Lara rasanya ingin melebur jadi debu mendengar kata calon ayah. Entah mengapa rasanya sangat bahagia. Apa memang seperti ini bila akan menjadi seorang ibu?

"Jun," panggil Laras.

Arjuna langsung menghadap Laras. "Kenapa? Capek?"

"Enggak, cuma mau nanya."

Arjuna menaikkan alisnya. "Tanya apa?"

"Kalau aku punya permintaan, kamu bakal turutin semuanya?"

Dengan semangat Arjuna mengangguk. Dia seperti kelinci kecil yang sangat imut. Mana tahan Laras gemas sekali.

"Gak bohong, kan?"

Arjuna menggeleng. "Enggak. Serius, memangnya mau apa?"

"Enggak sekarang, nanti."

Arjuna hanya membentuk mulutnya huruf O. Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan memasuki sebuah toko baju. Namun, Laras memanggilnya lagi.

"Jun."

"Iya? Udah capek?"

Laras menggeleng. "Manggil aja."

Arjuna mengacak-acak rambut Laras gemas. Dia pun meminta izin untuk memilih baju. "Aku pilih baju sebentar, ya?"

Laras menganggukkan kepalanya. Arjuna memilih baju dengan sebelah tangan karena sebelah lagi digunakan untuk menggenggam Laras. Para karyawan penjaga toko dan pembeli begitu terpesona dengan ketampanan Arjuna. Laras segera memasang wajah seram pada mereka.

Arjuna menoleh karena Laras tidak berbicara sejak tadi. Ternyata dia sedang menggalaki wanita-wanita yang memandanginya. Sungguh, Arjuna gemas sendiri melihatnya.

"Ish, serem banget."

Laras langsung menoleh dan menatap Arjuna sangat tajam. "Apa? Mau ladenin mereka kamu?"

Arjuna menelan salivanya susah payah. "Mana ada."

"Awas aja!"

Arjuna berdeham, mendadak gelisah karena mood Laras cepat sekali berubah.

"Juna!"

"Apa?!" Arjuna merespons sangat terkejut.

"Enggak marah, aku kaget," lanjutnya setelah melihat Laras sudah ingin menangis.

"Aku gak marah, sayang."

Bukannya tenang, bibir Laras justru bergetar. Arjuna pun memeluk istrinya itu dan mengusap-usap kepalanya. Terdengar isakan kecil dan itu membuat Arjuna bingung bukan kepalang. "Enggak, sayang. Aku gak marah. Maaf, ya."

"Jangan bentak-bentak," lirihnya.

"Iya, enggak lagi. Tadi refleks."

Setelah tenang, Arjuna cepat-cepat memilih baju dan pergi dari sana. Namun, Laras menghentikan langkah. "Mau apa? Es krim?"

The CEO Stole My Bra! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang