AE 10. ABIAN DAN ANNESKA

158 10 0
                                    

10

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

10. Abian dan Anneska

        Saat ini Zia tengah memeluk dirinya sendiri dan menatap dengan kosong dinding dihadapannya. Zia sedang merenung sambil menangis memikirkan tindakannya tadi. Zia merasa tindakannya salah. Azkia tidak pernah mengajarkan Zia untuk menjadi semarah itu apapun yang terjadi.

Tunggu, tapi Zia yakin orangtua nya pasti memaklumi Zia, karna mereka sudah sangat amat mengenal Zia. Mereka tahu bahwa sifat Zia sangat dominan terhadap Kendrick. Kadang, Zia sangat ingin menjadi seperti Zac yang sangat pintar dalam mengatur emosi. Zac itu tenang, juga ceria. Zac adalah sifat perpaduan sempurna antara Kendrick dan Azkia. Zac bisa menjadi menyenangkan seperti Kendrick dan mampu tenang disituasi genting seperti Azkia. Sedangkan Zia, Zia hanya sicerewet menyebalkan yang bahkan sangat buruk dalam hal mengatur emosi.

Dan saat ini, selain memikirkan sikapnya tadi. Zia tengah sibuk memikirkan sikap Abian tadi, oke Zia tahu betul bagaimana Abian terhadap perempuan. Tapi, ini keluarga nya. Anneska adiknya, jika dibandingkan dengan Zac. Duh, sangat jauh. Zac jangankan main tangan, berkata kasar pada seorang perempuan saja sangat mustahil. Tapi yang membuat Zia merasa tidak nyaman adalah, bagaimana hubungan antara Abian dengan keluarga Buana nantinya? Zia merasa bersalah pada Abian karna mungkin saja itu adalah batas kemarahan tertinggi seorang Abian Buana.

"Maaf,"

Tiba-tiba, Abian duduk disamping Zia dan menyodorkan sebotol air mineral dingin. Zia menatap botol itu dan Abian bergantian. Abian ikut menatap Zia dan membuka tutup botol air mineral itu. Kemudian, Abian menyerahkannya pada Zia

"Kata-kata Anneska, gua minta maaf atas nama dia dan sikap dia tadi" Ujar Abian tulus

Sementara Zia, mengambil botol air mineral itu dan menatap Abian dengan dalam, "... Abian?" Panggil Zia lembut

"Emm?" Jawab Abian sembari membawa wajahnya menatap Zia

"Lo, gapapa?" Tanya Zia khawatir

Abian menatap Zia dengan tatapan yang sulit diartikan. Aneh, harusnya Abian yang menanyakan itu pada Zia. Tapi ini, malah sebaliknya.

"Abian, jangan marah sama Anneska. Lo gak boleh pukul atau tampar Anneska lagi,"

"Abian, kata Mama. Sebagai laki-laki lo harus menghormati dan menghargai perempuan, jangan kasar-kasar"

Ucap Zia sembari menahan airmatanya. Zia menunduk dan tidak terasa setetes airmata jatuh dari mata cantik Zia. Sementara Abian, hanya mampu menghela nafas pasrah akan semua penuturan Zia.

"Gua gak ngerti," Jawab Abian sembari menatap puncak kepala Zia dan bahu bergetar Zia

"Maaf, gua rasa sikap gua keterlaluan sampe bikin lo emosi sama adek lo sendiri. Abian, lain kali jangan gitu lagi, kalo emang pilihannya sulit. Lo boleh jadi pengecut dan pergi, jangan bela siapapun,"

AFTER EVERYTHING [TIME SERIES~3] (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang